Chapter 21

25.5K 898 10
                                    

Latihan Cheerleader dan Football selalu berada di jam dan hari yang sama. Maka, sudah menjadi kebiasaan jika anak-anak Football selalu hang out atau berkencan dengan gadis-gadis Cheerleader.

Dalton Ramirez baru saja selesai mandi dan menyegarkan diri di kamar mandi sekolah setelah berkeringat sepanjang sore itu. Ia sebenarnya tidak terlalu suka mandi di kamar mandi sekolah, tapi itu lebih baik daripada berkeringat dan bau selama perjalanan pulang.

Sekarang ia berjalan ke lockernya di koridor gedung sekolah karena tadi ia meninggalkan buku-buku pelajaran dan tas sekolahnya di sana. Beberapa teman football nya juga ikut karena mereka melakukan hal yang sama dengan Dalton.

Amanda Francess berjalan menghampiri pemuda itu, masih dengan kepercayaan dirinya yang membludak akibat perkataan Nasya dan sorakan teman-teman satu timnya tentang Dalton tadi.

Sementara Dalton terlihat sibuk memasukkan buku-buku tebal dan beberapa alat tulisnya ke dalam tas, ia mendengar gerombolan teman-temannya di samping kanan terdengar heboh. Hal yang membuat Dalton tertarik dengan percakapan mereka karena ia mendengar nama Amanda Francess disebut.

Dalton menoleh ke arah mereka sebelum tersadar bahwa mereka sedang memandang ke arahnya. Ketika Dalton menoleh ke kiri, pemuda itu tersadar bahwa teman-temannya tidak memandang ke arahnya, tapi ke arah Amanda.

Gadis itu sedang berdiri di sampingnya dengan ekspresi wajah yang cukup aneh. Dalton hanya tersenyum kecil ke arahnya. Sebenarnya Dalton tidak terlalu menyukai jika Amanda mengenakan pakaian ketat dan celana pendek seperti yang ia kenakan sekarang.

Pakaiannya memperlihatkan lebih banyak kulit daripada menutupinya, kaos ketatnya juga membungkus tubuhnya dengan sempurna sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang ideal. Mungkin bagi beberapa pemuda, Amanda terlihat menggoda atau menggairahkan.

Tapi Dalton tidak tergoda sedikitpun. Setidaknya ia berusaha untuk tidak tergoda. Pemuda itu hanya merasa tidak pantas untuk melarang-larang Amanda atau mengatur bagaimana cara gadis itu berpakaian. Karena cara gadis itu berpakaian merupakan tanggung jawab Amanda sendiri.

"Hey," Sapa Amanda terdengar sedikit bersemangat dan nada suaranya terdengar menggoda, sehingga teman-teman Dalton yang berada di samping itu bersorak-sorai heboh. Sementara Macon Hayes, yang merupakan sahabat terdekat Dalton, langsung mengajak mereka pergi supaya dapat memberikan privasi pada Amanda dan Dalton.

Ketika menyadari bahwa Macon tadi main mata dengan Dalton, Amanda semakin yakin bahwa hubungannya dengan Dalton akan semakin jauh. Dalton tahu bahwa teman-temannya hendak mencuri dengar perbincangannya dengan Amanda saat mereka pergi ke kamar ganti laki-laki.

"Hai." Balas Dalton sambil melirik sebentar ke arah Amanda sementara tangannya terus bekerja untuk membereskan barang-barangnya di dalam locker tersebut. Amanda merasa semakin tertarik ketika Dalton bersikap dingin meskipun senyumnya terlihat hangat.

Hampir tidak ada yang pernah bersikap cuek terhadapnya, bahkan tidak dengan Sean. Dalton bersikap dingin dan hangat pada saat dan porsi yang tepat. Ia tidak terlalu hangat sehingga membuat Amanda kehilangan ketertarikannya, tapi ia tidak terlalu dingin sehingga Amanda tidak merasa seperti mengejar-ngejarnya.

"Aku tadi melihatmu mengobrol dengan Sean. Kalian terlihat seru." Komentar Amanda yang entah mengapa membuat hati Dalton terasa mencelos. Dalton berpikir bahwa Amanda mungkin masih memperhatikan Sean karena ia masih suka kepadanya. Padahal tadi Amanda sebenarnya memperhatikan Dalton dan bukan Sean.

"Memangnya kalian membicarakan apa?" Tanya gadis itu terdengar penasaran. Dalton menghentikan sejenak kegiatannya dan berpikir beberapa detik. Kenapa gadis itu ingin mengetahui percakapannya dengan Sean? Tapi Dalton tidak menggubris pikiran negatifnya.

You Belong With MeWhere stories live. Discover now