Chapter 24

29.4K 866 10
                                    

Setelah Sean dan Jacob berlatih gitar selama kurang lebih satu setengah jam, Sean mengetuk pintu kamar Fiona. Ia tahu bahwa Fiona tidak tidur karena dari luar kamar, Sean dapat mendengar suara musik yang cukup kencang.

"Hai." Sapa Sean saat gadis itu membuka pintu kamarnya. Wajahnya terlihat kusut dan ketika Sean mengintip apa yang sedang gadis itu kerjakan di dalam kamarnya, rupanya ia sedang belajar.

"Apakah aku mengganggumu?" Tanya Sean terdengar meringis. Ia jadi tidak enak jika harus meminta Fiona untuk mengajarinya sekarang karena gadis itu juga sedang belajar. "Aku ingin memintamu untuk mengajariku sekarang."

Fiona memandang Sean beberapa saat setelah mendengar permintaannya. Ia memandang pemuda itu dari ujung atas kepalanya sampai ke bawah. Karena dipandangi seperti itu, Sean merasa sedikit gugup. "Ada apa?"

"Kamu memintaku mengajarmu sekarang, tapi kamu sendiri tidak membawa apa pun untuk persiapan belajar." Jawab Fiona sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Beruntunglah karena rumah Sean dekat, jadi pemuda itu bisa kembali ke rumah untuk mengambil buku cetak dan buku tulisnya.

Jacob memutuskan untuk menonton televisi di lantai bawah setelah Fiona melarangnya mengganggu Sean dan dirinya yang akan belajar di lantai atas. Fiona sudah menggelar buku-bukunya di atas ranjangnya yang berukuran single bed.

Kamar Fiona bernuansa earth tone dan putih, jadi kedua mata Sean merasa sedikit nyaman saat memandang ke sekitar. Sejak mereka kecil, Fiona memang seorang gadis yang rapi dan terorganisir jadi tempat itu terlihat rapi.

"Berhenti melihat sekeliling." Fiona menegur pemuda itu ketika Sean berdiri di atas karpet bulunya yang berwarna coklat dan berputar. Perkataan Fiona langsung menyadarkan Sean untuk segera duduk di atas ranjang bersamanya dan belajar.

Sejujurnya Sean merasa sangat tidak aman karena ia harus berduaan dengan Fiona di dalam kamar. Belum lagi bahwa mereka harus duduk di ranjang yang sama. Situasi ini sama sekali tidak akan membuatnya berkonsentrasi belajar.

Meskipun banyak orang mengira bahwa Sean adalah tipe pemuda yang sering main ke kamar para gadis, ia sama sekali kebalikannya. Satu-satunya kamar gadis yang pernah ia masuki selain kamar Fiona adalah kamar Amanda. Itu juga karena mereka akan melakukan..

Sean menggelengkan kepalanya untuk mengenyahkan pikiran tidak-tidak yang sempat melintas di otaknya. Ia hanya merasa gugup ketika berada di kamar Fiona, sudah sangat lama ketika terakhir kali ia berada di kamar itu. Banyak perubahan, tapi ada satu yang menarik hatinya.

"Maaf." Kata Sean sambil naik ke atas ranjang Fiona. Gadis itu sedikit melotot, sebab ranjangnya bergoyang ketika Sean duduki. Ia jadi penasaran berapa berat Sean sebenarnya.

"Kamu masih memajangnya." Komentar Sean saat melihat foto mereka berdua ketika camping pada musim panas kelas 7. Fiona menatap foto mereka di atas meja sebelum mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

"Aku sempat ingin membakarnya. Tapi mama menghentikanku." Kata Fiona dengan ringannya seakan itu tidak akan melukai perasaan Sean. Pemuda itu bertolak pinggang dan gerakannya itu cukup membuat ranjang itu berguncang lagi.

"Tega sekali kamu hendak menghilangkan kenangan kita." Kata Sean terdengar merayu. Tapi Fiona justru mendengus jengkel dan berkata, "Jangan membuatku memulai membahas masa lalu, Mitchell."

"Geez, okay Richards." Jawab Sean sambil balas tersenyum ke arah gadis itu. Setelah keadaan itu tidak terlalu seintens sebelumnya, Fiona mulai mengocehkan materi dan angka-angka.

Gadis itu sudah mengajari Sean materi yang sama selama kurang lebih setengah jam dan ia sudah dua kali mengisi air karena haus, sebab ia berbicara terus-menerus. Namun mereka baru membahas tiga soal karena sepertinya pikiran pemuda itu sedang melayang keluar ruangan. Ia seperti sedang mengkhayal atau memandang kosong ke arah Fiona.

You Belong With MeKde žijí příběhy. Začni objevovat