Chapter 16

23.6K 854 6
                                    

Sekarang Travis Wood sudah duduk bersama-sama di meja makan dengan Gabriella Carpenter dan neneknya. Travis memang sudah menyangka bahwa ia akan diajak masuk dan dihidangkan seperti seorang tamu. Nenek Gabriella baik, gadis itu memanggilnya Nana.

"Apakah kamu teman dekat Gabi?" Tanya Nana yang terlihat cukup bersemangat. Wanita tua itu sangat senang ketika melihat Travis di depan pintu, lebih senang lagi karena pemuda itu ternyata seorang pemuda yang baik.

Travis tidak langsung menanggapi pertanyaan Nana. Ia justru saling pandang dengan Gabriella karena sejujurnya, mereka tidak terlalu saling mengenal satu sama lain. Ketika melihat bahwa sepertinya gadis itu tidak akan membantu Travis menjawab pertanyaan neneknya, pemuda itu memutuskan untuk berbohong.

"Ya, kami cukup dekat. Kami beberapa kali berada di kelas yang sama dan mengobrol." Sebenarnya perkataan itu tidak sepenuhnya berbohong. Ia dan Gabriella memang beberapa kali berada di kelas yang sama selama Sekolah Menengah Atas ini.

Tapi mereka hampir tidak pernah mengobrol. Lagipula ia terpaksa mengatakan hal itu karena nanti akan lebih banyak pertanyaan jika Travis berkata bahwa ia tidak dekat dengan cucunya. Seperti apa yang sebenarnya Travis inginkan dengan datang ke rumah? Apakah Travis sebenarnya menyukai Gabriella atau semacamnya?

Padahal ia datang ke rumah ini karena dorongan rasa bersalah. Karena dirinya, Gabriella jadi diskors dan tidak bisa datang ke sekolah. Ketika mengatakan kebenaran yang dibumbui kebohongan itu, Travis mengatakannya sambil tersenyum sehingga nenek Gabriella percaya padanya.

"Ah begitu. Karena kamu adalah laki-laki pertama yang datang ke rumah ini. Apakah kamu pacarnya?" Tanya neneknya yang membuat Gabriella membelalak dan tersedak ketika mendengar perkataan itu.

"Nana! Apa yang kamu bicarakan?" Tegur Gabriella setelah berhasil pulih dari tersedaknya. Tapi Travis merona dan tersenyum kecil ketika mendengar pertanyaan itu dari orang tua seperti nenek Gabriella. Meskipun Travis sudah mengantisipasi bahwa peristiwa ini akan terjadi ketika ia datang ke rumah Gabriella hari ini, ia masih terkejut karena ini memang benar-benar terjadi.

"Ia bukan pacarku dan berhentilah bertanya hal-hal aneh kepadanya." Tegur Gabriella lagi dan berharap bahwa neneknya itu berhenti mempermalukannya. Gabriella tahu bahwa Travis adalah seorang pemuda yang baik, tapi ia tidak tahu apakah pemuda itu tidak akan merudungnya dengan mengatakan hal ini kepada teman-temannya.

Setelah makan bersama, Nana mengatakan bahwa ia mengantuk. Jadi wanita itu memutuskan untuk beristirahat dan tidur di kamarnya, sehingga Gabriella terpaksa ditinggal berdua saja dengan Travis. Pemuda itu hanya tersenyum lebar ketika mendengar nenek Gabriella itu menggodanya untuk tidak melakukan hal yang macam-macam pada cucunya.

"Nana!" Bentak Gabriella, meskipun Travis hanya melihat rambut dan punggung gadis itu, ia yakin bahwa Gabriella sekarang pasti merona. Sekarang keduanya berada di dapur dan mencuci piring dan alat-alat masak yang tadi digunakan Gabriella.

Setelah duduk dan makan bersama dengan Gabriella dan neneknya, Travis mempelajari sedikit tentang keluarga gadis itu. Papa Gabriella meninggal saat usianya sekitar enam tahun, mamanya harus bekerja keras untuk menghidupi nenek dan Gabriella sendiri.

Gadis itu adalah anak tunggal, mamanya sekarang berada di luar negeri sedangkan ia tidak punya keluarga lain selain Nana. Untuk sejenak, Travis memikirkan betapa kesepiannya Gabriella selama ini.

"Kamu tahu kan, bahwa kamu tidak perlu membantuku?" Ujar Gabriella ketika Travis berdiri di sebelahnya sambil menarik sweater panjangnya sampai ke siku.

Gabriella berbohong jika mengatakan bahwa otot Travis tidak menarik. Ia terlihat keren ketika menarik kedua lengan sweaternya. Gabriella juga senang karena pemuda itu setidaknya tahu diri dengan mau membantunya mencuci piring karena tadi ia datang tanpa diundang dan makan.

You Belong With MeWhere stories live. Discover now