Meskipun Fiona dan Jacob merasa kesal, tapi mereka membiarkan masalah ini berlalu. Keduanya hanya tidak ingin merusak hari bahagia orang tuanya. Mrs. Richards sedang membantu Jacob mencuci piring di dapur ketika seseorang menekan bel pintu rumah mereka.

Baru saja Fiona berkata bahwa ia akan berada di kamarnya untuk sisa harinya untuk tidur dan belajar, tapi karena ada seseorang yang menekan tombol bel pintu rumahnya, ia mengurungkan niatnya. Lagipula membuka pintu tidak akan memakan waktu banyak.

"Biar aku saja!" Seru Fiona ketika mendengar papanya bangkit dari sofa. Pria itu mengucapkan terima kasih sebelum menjatuhkan dirinya kembali ke atas sofa.

Ketika Fiona membuka pintu rumahnya, ia menemukan sosok pemuda tampan yang tinggi menggunakan kaos berlengan pendek meskipun hari cukup dingin di bulan Oktober. Sean Mitchell berdiri di depan rumahnya sambil tersenyum canggung ke arahnya.

Fiona menghela napasnya sebelum berkata, "Dengar, Sean. Kita sudah melalui ini. Aku mohon kamu tidak memaksaku untuk mengajarimu pelajaran matematika." Sean hanya merespon perkataan itu dengan memiringkan kepalanya terlihat sedikit kebingungan.

"Ya, aku tahu itu. Kamu sudah menolakku kemarin." Jawab Sean terdengar tenang dan bingung disaat yang bersamaan. "Aku ke sini untuk mengajari adikmu bermain gitar." Lanjutnya.

Detik itu juga Fiona merasakan wajahnya terasa seperti mendidih akibat rasa malunya. Sejujurnya Fiona bahkan ingin menghilang saat itu juga karena terlalu malu. Dan Sean menyadari hal itu, ia memutuskan untuk menggoda Fiona dengan berkata, "Ah.. Kamu mengkhawatirkanku ya?"

"Sama sekali tidak!" Elak Fiona tapi kedua pipinya semakin merona ketika mendengar pertanyaan itu. Sean memainkan senyumnya yang mempesona sementara gadis itu tidak dapat mengontrol dirinya supaya tidak merona.

"Aku akan naik!" Umum Fiona agak terlalu keras dan kasar untuk menutupi rasa malunya. Sebenarnya ia sendiri juga tidak mengerti mengapa ia mengumumkan itu kepada Sean, pemuda itu juga pasti tidak akan peduli Fiona akan melakukan apa. Gadis itu hanya tidak menyadari bahwa ia ternyata salah tingkah.

"Hey, ya okay baiklah. Maaf karena kau telah menggodamu. Kamu terlihat sangat menggemaskan ketika merona seperti itu." Kata Sean lalu mengulurkan tangan untuk menahan gadis itu sambil terkekeh terdengar seksi. Jantung Fiona berdebar lebih keras ketika kedua matanya menabrak pandangan mata Sean yang indah.

"Tapi karena kamu membahasnya, aku benar-benar membutuhkan bantuanmu. Aku memintamu mengajariku matematika, bukan alasan untuk menggodamu. Aku memang perlu menaikkan nilaiku atau aku terancam tidak bisa bertanding bulan depan."

"Kamu tahu bahwa Travis Wood diskors dan tidak dapat bertanding karena berkelahi. Bantu aku supaya timku tidak kehilangan seorang pemain andal lagi." Lanjut Sean ketika melibat Fiona hanya terdiam saat ia menjelaskan panjang lebar.

"Baiklah, tapi ada dua syarat." Kata Fiona yang langsung menekankan kalimatnya pada kata dua syarat karena Sean langsung terlihat bersemangat. "Pertama, kita memang benar-benar harus belajar dan tidak boleh mengobrol atau melakukan hal-hal aneh atau bermain." Ucap Fiona.

Sean sudah siap dengan kalimat penggodanya yaitu, memangnya hal aneh apa yang ada dipikiranmu? Tapi Sean telah berubah bijak karena ia tetap mengunci mulutnya untuk tidak menanyakan pertanyaan itu.

"Dan yang kedua, aku harap tidak ada yang boleh tahu tentang aku mengajarimu." Kata Fiona lagi. Fiona hanya tidak ingin perhatian setengah kaum gadis di sekolahnya tertuju padanya karena ia akan "dekat" dengan Sean. Tapi yang ada di pikiran Sean, gadis itu mungkin hanya tidak ingin mendapatkan masalah dari Leonard.

Walaupun Sean berpikir bahwa syarat kedua itu bodoh dan membuatnya sedikit marah. Seakan-akan Fiona menganggapnya takut pada pemuda pecundang seperti Leonard. Tapi Sean harus ingat bukan dirinya yang akan disakiti, melainkan Fiona.

Sean terpaksa menelan seluruh keegoisan dan harga dirinya untuk mengikuti keinginan gadis itu, jika Sean mau nilainya membaik dan tetap bertanding bulan depan.

"Yaudah okay. Nanti setelah aku mengajar Jake, ajari aku matematika ya." Kata Sean yang membuat Fiona melongo. Fiona memang telah menerima untuk mengajari Sean belajar matematika, ia hanya tidak menyangka bahwa dirinya harus melakukannya hari ini juga.

Belum lagi nanti akan ada.. Oh tidak! Sean sama sekali tidak boleh mengetahui bahwa kedua orang tuanya masih menyewa babysitter hanya untuk pergi kurang dari tujuh jam.

"Hah? Tidak. Aku ada acara nanti malam." Kata Fiona berusaha terdengar sibuk. Namun Sean mengerutkan dahinya terlihat bingung.

"Benarkah? Tapi mamamu bilang bahwa kamu dan Jacob harus ada di rumah selama kedua orang tuamu pergi berkencan." Ujar Sean yang membuat Fiona melotot. Karena.. darimana pemuda itu mengetahui hal ini?

"Hah? Maksudmu?" Tanya Fiona pura-pura tidak mengerti, tapi ia justru terlihat lebih bodoh.

"Mrs. Richards menitipkanmu dan Jacob kepadaku." Tepat ketika kalimat itu keluar dari bibir Sean, hati Fiona semakin panas karena berani-beraninya mamanya lebih mempercayakan rumah dan adiknya kepada Sean Mitchell?

"Mama!" Teriak Fiona yang membuat Sean sedikit terlonjak. Gadis itu sudah meninggalkan pintu depan dan berjalan ke arah dapur. "Apa maksud mama menitipkanku dan Jacob kepada Sean?" Tanya Fiona dengan suara keras. Gadis itu tidak peduli bahwa Sean berada di tempat tersebut dan dapat mendengarnya.

"Sean adalah temanmu, ia juga sudah berusia delapan belas tahun dan yang paling penting ia tinggal dekat rumah." Jawab Mrs. Richards dengan percaya diri. Fiona menghembuskan napasnya persis seperti banteng yang hendak menyeruduk.

"Mama! Tapi aku kan sebentar lagi berusia delapan belas tahun! Hanya dua bulan lagi ma!" Bentak Fiona tidak terima. Ia merasa bahwa Sean dan dirinya seumuran, terutama mereka beberapa kali berada di kelas yang sama.

Fiona pasti mengira bahwa dirinya seram, tapi hal yang Sean ingin lakukan adalah mencubit kedua pipinya karena gadis itu benar-benar terlihat menggemaskan. Wajahnya memerah seperti tomat dan gaya menghentak-hentakkan kaki itu.. gadis itu sama sekali tidak berubah.

"Benar, dua bulan lagi yang berarti Bulan Desember. Tapi sekarang masih bulan Oktober." Jawab mamanya terdengar tenang. Hal itu membuat Fiona merasa tidak percaya bahwa hari ini, bahkan faktanya sepanjang hari ini ia akan terjebak dengan Sean Mitchell.

"Halo Mrs. Richards. Selamat hari jadi pernikahan." Ujar Sean sambil memperlihatkan senyumnya yang mempesona. Jacob langsung menaruh segala sesuatu yang dipegangnya dan menghampiri Sean. Jacob segera mengajaknya naik ke atas, ke kamarnya. Fiona memutarkan bola matanya merasa sangat jengkel karena ia akan diasuh oleh Sean. 

///\\\

Don't forget to vote!⭐️
And give me some comments!❤️
Happy Reading!🌈

Little Note From The Author:
Terima kasih yang sudah bersedia untuk klik cerita ini lagi ya.

Cerita ini telah diperbaharui dan semoga dapat menjadi lebih layak untuk dibaca oleh teman-teman pembaca semuanya ya.

Vote & Commentnya ditunggu ya.

You Belong With MeWhere stories live. Discover now