Part 31 (2)

2.4K 111 18
                                    

-Anak kuliahan-






Akhirnya setelah menghirup udara sedikit banyak aku memberanikan mengetok pintu.


Tok. To. Tok.


"Permisi." Ucapku sambil membuka pintu secara perlahan.

Mereka yang sedang berdebat langsung diam. Lalu ada suara teriakan laki-laki dengan tegas. "Masuk, jangan lupa pintunya di tutup lagi." Ucapnya seperti sedang menahan amarah.

Dengan cepat aku langsung menutup pintu lalu berjalan ke arah mereka. Ruagan ini tak ada kursi apa lagi meja. Hanya ruangan kosong yang diisi oleh mereka tengah duduk melingkar.

Aku langsung duduk ketika di beri celah untuk duduk disamping wanita yang tersenyum ramah kepadaku.

"Ada yang bisa jelasin kenapa kalian manggil saya?" tanyaku langsung.

"Bagus, dia mau langsung ke intinya aja." Ucap laki-laki berambut kriting.

Kemudian sekitar hampir 40 orang di ruangan itu menatap kearahku. "Santai, natapnya jangan kaya gitu juga dong." Kataku sedikit kikuk ketika semua pasang mata menatap kearahku.

"Kakak minta bantuan." Ucap wanita dengan aura dingin.

"Kak Hani mau minta bantuan apa?" tanyaku cepat menatap sorort mata Hani.

Semua yang disana sedikit terkejut kecuali 5 orang nampak biasa saja.

"Aku kenal udah kenal Kak Hani, Kak Agni, Kak Fatur, sama Kak Artur waktu masih SMP dan Kak Reyhan baru 6 bulan lalu." Jelasku langsung kepada mereka.

"Ke hutan." Ucap Artur singkat.

Aku kesal mendengar itu. "Mau ngomong atau patah tulang?" tanyaku membuat 2 opsi.

Melihat Artur langsung menghela napas lalu menatapku tajam. "Ada acara kemah hari jum'at di hutan biasa kaya tahun-tahun kemarin. Tapi, Jack cedera parah baru pulang pagi ini dari turnamennya di jepang." Jelas Artur.

Agni yang mendengar itu hanya menyahut. "Daebak. Gita doang emang pawangnya Artur buat dia ngomong lebih dari 3 kata." Kekeh Agni.

"Diem." Ucap Artur dengan tatapan dinginnya.

"Terus urusannya sama aku apa?" tanyaku tak mengerti.

Tiba-tiba sudah ada sekitar 20 orang lagi yang masuk ke dalam ruangan. Ruangan ini sangat luas jadi tak berasa begitu sesak karena lingkaranpun semakin membesar.

Lalu hening bebera saat.

"Tadi perasaan ribut-ribut sebelum aku masuk. Kenapa sekarang jadi diem kaya gini." Ucapku sedikit meninggikan suaranya.

"Gini Git. Kita minta bantuan buat kamu ikut ke hutan hari jum'at nanti." Ucap Agni yang mulai membuka suara.

"Buat acara kemah yang 4 hari 3 malem itu?" tanyaku memastikan.

Mereka semua mengangguk. "Anak semester 6 kenapa gak ikut?" tanyaku lagi.

"Mereka bakal ikut kemah di Lombok buat dampingin anak semester akhir di hari yang sama." Sekarang Reyhan yang mulai membuka suara.

Gita Nadiva (END)Where stories live. Discover now