Part 16

3.2K 141 38
                                    

-Maths dengan kenangan rumus didalamnya-






"Diem deh Malvin." Ucap ceweknya dengan nada kesal. "Aku lagi belajar matematika. Kamu bukannya bantuin aku malah gangguin terus." Lanjutnya dengan nada yang masih kesal.

"Kalau pelajaran sekolah aku bisa. Nah ini soal matematikanya aja bukan soal materi yang diajarin di sekolah." Elaknya sambil menggangguk cewek didepannya.

"Kita kan bentar lagi bakal masuk SMA. Aku mau nyiapin semuanya dari sekarang." Ucap Cewek.

"Kaya berasa yakin aja nanti di SMA kamu bakal ikut lomba matematika lagi." Canda si cowoknya.

Si cewek mendengus sebal. "Harus ikut pokoknya. Mangkannya aku mau nguasain materinya dari sekarang." Ucap si cewek


Aku tak konsen membaca novel yang baru aku beli tadi di gramedia. Mataku menatap keseliling dengan penuh perhatian. Kemudian memasukkan novel yang aku baca tadi ke dalam tas.

Ternyata Cafe ini dari tadi ramai, tapi kenapa kupingku hanya menangkap dua suara saja dari arah meja depan yang aku perhatikan sedang sibuk berdiskusi masalah matematika, itu pun jika aku tak salah dengar.

Aku sempat memperhatikan mereka berdua yang sepertinya si cewek sedang frustrasi dan kemudian si cowok yang nampak cuek dengan terus mengajak bercanda si cewek.


Akhirnya, aku bangkit dari tempat dudukku lalu berjalan beberapa langkah menghampiri mereka. "Permisi, boleh duduk di sini?" kataku dengan tangan kanan membawa segelas jus jeruk di tangan.

Tapi tanpa sepertujuan mereka, aku langsung duduk di samping cowok yang tingginya hampir setinggi aku. "Gak usah ijin atuh kalau endingnya duduk juga sebelum dikasih ijin." Cletuk si cowok yang tak aku ambil pusing.

"Boleh kenalan?" kataku menatap si cewek yang berada didepanku.

Si cewek mengangguk. "Boleh, aku Dita." Ucap Dita sambil mengulurkan tangannya.

Aku membalas uluran tangan itu. "Aku, Gita." Ucapku sambil tersenyum. "Nama kita beda tipis ternyata." Lanjutku sambil tersenyum.

"Oh iya, itu disamping kakak namanya Malvin." Ucapnya sambil menatap Malvin.

Malvin langsung mengulurkan tangannya kepadaku. "Malvin, kak." Katanya.

Aku langsung menjaba tangannya. "Gak usah manggil kakak. Manggil Gita aja." Ujarku kepada mereka berdua.

Kemudian tak lama Malvin langsung menarik buku dari Dita. "Dit, mending belajar kaya giniannya entar aja pas masuk SMA. Lagian bentar lagi masuk SMA juga." Ucap Malvin.

"Di SMA banyak saingan Al, lagian tau sendiri kan otakku gak sepinter orang-orang yang udah lahir langsung jago matematika." Jelas Dita.

Aku melihat ke arah Dita dengan penasaran. "Sorry nih kalau boleh tau kalian lagi belajar apaan?" tanyaku kepada Dita dan Malvin.

Malvin hanya tersenyum kecut mendengar pertanyaanku. "Belajar soal olimpiade matematika SMA." Ucap Malvin. "Padahal kita baru ngerjain UN SMP beberapa bulan lalu dan baru dinyatakan lulus beberapa minggu yang lalu." Lanjutnya.

Aku tersenyum mendengar penjelasan Malvin. "Kenapa otaknya gak istirahat dulu. Lagian pasti capekan belajar terus." Kataku sambil meminum jus.

"Sebenarnya aku yang terlalu maksain diri. Soalnya waktu SMP kita pernah ikut olimpi matematika tapi kita gak memang dan itu buat aku mau terus belajar supaya waktu SMA bisa ngasih kemenangan di masa-masa SMA." Jelas Dita yang masih ada raut wajah kekecewaan.

Gita Nadiva (END)Where stories live. Discover now