Part 1

9.9K 278 30
                                    

-Rintik air dengan berbagai kisah-


Hujan sore ini kembali turun karena memang sekarang sudah waktunya musim hujan untuk beberapa bulan kedepan sebelum saatnya berganti menjadi musim kemarau yang begitu cukup panas.

Kadang ada kalanya semua orang menyukai hujan, lalu menyukai petrikor. Kadang pula ada kalanya ketika seseorang membenci hujan karena terlalu banyak rintik kenangan yang berjatuhan.

Sekarang aku sedang di posisi keduanya. Sedang menyukai hujan dan wanginya petrikor lalu aku pun membenci hujan karena terlalu banyak rindu yang berjatuhan melalui rintik air.

Tubuhku memang ada, pikiranku masih berfungsi, tapi tidak dengan jiwa yang jauh melayang entah kemana. Psikis yang seolah-olah tak ingin menguat dan selalu saja berjatuhan.

Pernah berpikir untuk mengakhiri tapi selalu ada hujan untuk menyemangati. Lagi pula mentari di ujung sana sedang menunggu aku tersenyum hangat seperti dahulu kala.

Sekarang, wajahku yang berubah. Dingin. Dingin, oleh suhu bumi yang mulai merendah tapi tidak dengan gejolak hati yang terus dingin dan tak pernah menghangat. Entahlah aku pun tak tahu.

"Udah tahu hujan, malah di luar segala. Masuk! Ada rapat yang belum selesai." Kata seseorang yang sedang menatapku.

Tanpa aku melihat wajahnya pun aku langsung mengangguk lalu berdiri dan masuk kedalam ruang rapat.

Ketika masuk ruangan sudah terlihat jelas raut wajah lelah mereka karena sudah diterpa beberapa mata pelajaran lalu mengharuskan rapat ketika semua orang sudah ingin kembali ke rumahnya masing-masing.

"Oke semuanya sudah pada ngumpul disini." Ujar seseorang yang berada di depan dekat dengan papan tulis.

"Saya tahu jika minggu depan kita sudah diharuskan untuk mengikuti ujian akhir semester untuk naik ke satu tingkat berikutnya. Apalagi minggu kemarin kita juga diharuskan sibuk untuk rapat perpisahan kakak kelas kita dalam waktu dekat. Jadi, saya harap kalian masih kuat untuk tidak mengeluh sedikit pun." Lanjutnya.

Yah, yang baru bicara adalah ketua OSIS sekolah ini, sekarang dia sudah kelas XI degan begitu akhir masa jabatannya akan berakhir sebentar lagi.

"Silahkan untuk mempresentasikan hasil kegiatan untuk siswa baru kita nanti. Karena saya mau itu harus berjalan baik untuk tugas terakhir saya sebagai ketua OSIS." Ucap Bayu.

Setelah sang ketua OSIS telah berucap dari depan sana juga sudah terlihat ada seorang wanita yang berdiri dari depan sana.

"Ini tugas terakhir saya juga untuk melakukan yang terbaik sebagai wakil ketua OSIS." Kata Hana dengan senyum di akhir ucapannya.

"Gak usah bertele-tele lagi. Jadi saya gambarkan bagaimana untuk MOS adik-adik kita yang akan masuk sekolah ini." Kata Hana dengan tangan yang terus menorehkan tinta-tinta spidol di depan papan tulis.

Aku memperhatikannya tiap dia mulai menggoreskan tinta itu dengan lihainya.

Tanpa diberi tahu pun aku sudah tahu untuk kegiatan MOS yang akan di lalukan beberapa bulan lagi. Karena menurutku ini tak jauh berbeda dengan MOS tahun lalu namun pasti selalu ada kejutan-kejutan didalamnya.

Penjelasan kegiatan pun terus di mulai dari mulai ketua OSIS, berganti dengan wakilnya, tak lupa sekertarisnya juga lalu ada beberapa yang sedikit bertanya dari anggota-anggota lainnya.

"Oke, jadi semuanya udah setuju yah?" Ucap Bayu melihat kesetiap penjuru anggotanya.

"Setuju." Ucap kita serempak.

"Bagus kalau gitu." Kemudian Bayu melirik arloji yang ada ditangannya.

"Ini udah jam 4 sore, jadi saya akhiri disini tapi sebelum kalian pulang kerumah masing-masing kita berdoa terlebih dahulu." Ucap Bayu. Kemudian Bayu melirik kesalah satu anggotanya. "Adi, kamu yang mimpin doa." Lanjut Bayu.

Adi yang ditunjukpun hanya mengangguk dengan tegas.

"Berdoa menurut kepercayaan dan agamanya masing-masing. Berdoa. Mulai!" Kemudian semua yang berada diruangan tersebut menundukan kepalanya masing-masing.

"Berdoa, selesai." Ucap Adi

"Oke kalau begitu saya akhiri rapat ini. Wassalamualaikum warohmatullah hiwabarokhatu." Tegas Bayu.


Setelah kata terakhir yang di lontarkan Bayu pun tanpa pikir panjang semua yang ada diruangan itu bergegas kerumahnya masing-masing. Begitupun dengan aku.



-Jangan lupa senyum manis untuk hari ini-

Gita Nadiva (END)Where stories live. Discover now