Prolog

25.2K 965 50
                                    

Dewasa tidak terlihat dari fisik melainkan dari pikiran.

_DelaaSriRinjani_

°°

Berjalan menuju kamar yang terletak di belakang, berdekatan dengan gudang. Itu merupakan kamar terbesar di rumah tersebut, karna kamar lainnya mini malis. Kamar itu di tempati oleh ibuku sendiri dan suaminya waktu dahulu masih bersama, setelah tahu perbuatan yang sangat membuat hati dirinya sendiri sangat teriris sakit, dari sana keluarga kecilnya hancur dan pergi kembali ke rumah orangtuanya.

Seketika akan membawa baju di lemari kamar itu, terlihat wanita dan pria sedang tidur pulas di atas kasur, dengan pakaian wanita yang begitu mencolok seksinya.

Melemparkan segala barang yang berada di sekitar dirinya, sembari menahan gejolak amarah di hati. Sakit lagi dan lagi, menahan tangis dengan ke emosian.

"Apa yang kalian lakukan di rumah saya, bangun kau jalang!!!" teriak ibu sembari melempar baju sekolah anaknya ke arah mereka berdua.

Terlihat auranya sangat mengejutkan tentunya bagi mereka. Dengan cepat si wanita itu memakai baju dengan sebenar-benarnya.

Emosi ibu benar tidak bisa tertahan lagi, ibu mengusir dengan kasar mereka berdua, sudah muak melihat perilaku suaminya yang mungkin sebentar lagi akan bercerai. Dan jalang yang tidak tahu malu itu, malah pergi kabur dari rumahku meninggalkan semua barangnya. Dengan cepat ibu membawa semua barang haram itu dari rumah hasil membangun keluarga kecil kami dan mengejar wanita itu. Namun, tangan kekar menahan segala apa yang harus ibu lakukan.

"Lepaskan saya, anda tidak berhak lagi tinggal di sini, lebih baik pergi sekarang juga!" bentak ibu menunjukan arah pintu keluar.

Pria itu menyeringai. "ini rumah mu hah!!" suaranya meninggi. Pria tersebut pergi mengambil barang-barang yang memang sangat berbahaya.

Dia melempar rice coocer ke arah ibu.

Arghhh

Menahan sakit atas lemparan itu di area tangan, terlihat memar. Tidak hanya itu saja, ibu terbojok menyandar di sebuah tembok sembari menahan rasa sakit, lemparan berikutnya televisi, tidak bisa menghindari otomatis terkena kaki sebelah kiri, lihatlah perbuatannya itu sampai menyebabkan kaki terlihat bengkok tulang keringnya.

Dan semua barang rumah tangga hancur lembur.

Tidak hanya diam saja, ibu pergi dengan kuat dan mengejar wanita tidak tahu diri itu. Menahan rasa sakit, sungguh sangat sakit. Berlari sekuat tenaga hingga pada titik terakhir, tumbang. Semuanya pasti nampak gelap tidak terlihat, badan ibu terjatuh sangat keras. Pendengarannya sudah tidak berguna lagi. Dan segerombolan warga membantu membawa ibuku ke rumah nenek.

Tepat di sana aku menyaksikan semuanya, aku seorang anak tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa menangis menahan sakit. Keluargaku, kebahagiaan pertamaku, semuanya hancur berkeping-keping. Umurku yang masih terbilang anak-anak, apa daya yang menyaksikan secara langsung.

Aku berada di kamar sembari memeluk abangku, air mata terus saja menetes, menangis dengan diam, tatapan mata kosong, memikirkan kejadian yang baru saja terlihat oleh kedua matanya.

Batinku terus saja berkata. "Apa ayah akan benar meninggalkan anaknya untuk selamanya? Apa ayah akan pergi bersama keluarga yang baru di bandingkan keluarganya yang sekarang hancur."

Seketika lamunanku buyar mendengar ibu sudah sadar. Aku menatap abangku yang sama halnya menatap pada diriku. Terlihat aura kesedihan yang berusaha di sembunyikan oleh abangku.

BROKEN HOME (END✔) SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now