34. ANAK HARAM

2.9K 192 54
                                    

Anak Haram

Sekarang hujan deras. Yang basah pipi, yang dingin hati.

-Noraelzo-

Hening. Itulah keadaan kelas XI IPA 5 sekarang, kelas Nora. Semua anak sudah keluar kelas untuk istirahat, terkecuali Nora yang masih duduk diam di bangkunya seorang diri sambil menatap ponsel di tangannya.

Sekarang Nora tidak punya kewajiban kepada anak-anak basket seperti dulu, jadi ia sekarang jarang bertemu dengan Elzo di sekolah, paling hanya berpapasan. Itupun mereka seperti tidak saling mengenal, apalagi Elzo. Kalau untuk yang lain, seperti Catra, Kenan, Abi dan Agam, mereka masih sering menyapa Nora. Untuk Elzo, mungkin ia masih menyimpan dendam kesumat kepada Nora, atau entahlah.

Ting!

Nora membaca sekilas pesan yang dikirimkan oleh Brandon barusan.

Kak Brandon :

Ra, maaf Kakak nggak bisa ikut ke kantin. Jam pelajaran Kakak dilanjut, jadi istirahatnya diganti nanti. Kamu jangan lupa makan siang ya? maaf jadi nggak bisa nemenin.

Nora H :

Iya kak gapapa. Kakak yang semangat belajarnya.

Nora menghela nafas gusar, masih dengan menatap ponsel di genggamannya. Sudah beberapa hari ini ia selalu bersama Brandon saat kemana-mana, termasuk ke kantin. Dan sudah berhari-hari juga Anabel dan Tisya masih tidak menegurnya. Mereka berdua seperti tak menganggap kehadiran Nora sekarang. Itu sebabnya Nora lebih sering menghabiskan waktunya bersama Brandon.

Nora sangat sedih, kenapa Anabel dan Tisya melakukan ini padanya? Kenapa mereka tak mau mendengarkan alasan Nora dulu? Mereka terus saja menyimpulkan. Anabel dan Tisya juga tak pernah mengajak Nora sekedar untuk ke kantin, mereka selalu saja meninggalkan Nora, mengacuhkan Nora, bahkan untuk bicara saja mereka enggan. Nora sendirian.

Ting!

Ting!

Group Chat

Anabela keluar

Tisya V keluar

Nora kaget, dadanya sakit melihat semua ini. Ia meletakkan ponselnya di meja lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Air matanya pun jatuh tanpa permisi. Sakit, hatinya sakit. Punggungnya bergemuruh hebat karena tangisannya. Kenapa mereka jadi setega ini?

"Anabel.. Tisya.. Kenapa?" lirihnya dengan suara bergetar. Nora menangis sesenggukan.

Nora tak menyangka mereka akan sejauh ini kepadanya. Apa hanya sampai di sini persahabatan mereka?

Nora menghapus air matanya sesegera mungkin karena ada beberapa temannya yang sudah kembali ke kelas.

Nora bangkit dari duduknya akan keluar kelas.

"Nora? Lo nggak papa?" tanya temannya yang baru masuk ke dalam kelas membuat Nora menghentikan langkahnya. Raut penasaran tercetak jelas di wajah temannya itu.

Ah, Kenapa tiba-tiba ia menanyakan keadaan Nora? Apa Nora terlihat sangat mengenaskan sekarang? Menyedihkan sekali.

"Nggak papa kok," balasnya masih dengan suara parau, ia tersenyum setelahnya, "duluan ya."

Temannya hanya mengangguk mengiyakan lalu pergi ke tempat duduknya.

Nora kembali melangkahkan kakinya dengan cepat, ia ingin mengisi perutnya yang kosong. Sendirian.

NORAELZO [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang