Wattpad Original
There are 6 more free parts

Bab 2 - TEMAN KENCAN

123K 3K 127
                                    

Bab 2 – Teman Kencan

Siang itu, dengan santai sembari sesekali meminum minuman kaleng, Troy duduk menunggu di area kolam renang. Alice belum juga menampakkan batang hidungnya, padahal sejak tadi Troy sudah tak kuasa membayangkan bagaimana seksinya tubuh wanita itu saat berbalut bikini.

Troy melirik jam tangannya, sedikit khawatir jika Alice akan membatalkan pekerjaannya ini mengingat sikap tak bersahabat yang ditunjukkan wanita itu semalam. Lagi pula, kenapa wanita itu bersikap seperti itu? Apa ia pernah punya salah sebelumnya?

"Dia bakalan dateng?" tanya Troy dengan spontan pada seorang kru yang duduk di sebelahnya.

"Alice? Jelaslah dia dateng," jawab kru tersebut dengan penuh keyakinan.

"Lo yakin banget. Emangnya lo kenal dia?" tanya Troy sedikit penasaran.

"Enggak juga, sih. Tapi denger-denger, bayaran dia di sini gede banget. Jadi, enggak ada alasan buat dia kabur gitu aja."

Troy hanya mengangguk. Sebenarnya, banyak sekali yang ingin ditanyakannya tentang sosok Alice. Siapa wanita itu? Apa pekerjaannya? Apa dia menetap di negeri ini? Atau apa pun tentangnya. Jika boleh jujur, sepanjang malam Troy seperti orang tolol yang mencari-cari informasi tentang Alice Philips di internet. Sialnya, Troy tak banyak mendapatkan informasi.

Saat Troy masih sibuk dengan pikirannya sendiri, Alice pun memasuki area kolam renang. Wanita itu berjalan dengan mengenakan bikini merah marun, yang kontras dengan kulitnya yang putih pucat. Alice tampak sangat percaya diri, dan sialnya, hal itu membuat Troy menegang seketika. Bisa atau tidak, mau atau tidak, Troy ingin wanita itu berada di atas ranjangnya nanti malam.

Alice berjalan menuju para kru, mendapatkan sebuah script, dan mencari tahu apa saja yang harus dia lakukan dalam pemotretan nanti. Sedangkan Troy, matanya tak bisa teralihkan dari sosok Alice.

"Lo benar-benar pengen gebet dia, ya?" tanya salah seorang kru yang sejak tadi memperhatikan reaksi Troy.

"Enggak salah, kan?" Troy bertanya balik.

"Enggak, sih. Dia emang primadona baru di dunia permodelan."

Troy menyunggingkan senyum miringnya. "Dia bakalan jadi milik gue. Cepat atau lambat, dia pasti naik ke ranjang gue."

"Wow, semangat banget lo, ya?"

Troy tersenyum penuh arti. Ya, Alice Philips tak akan bisa lari dari bidikannya ... Troy akan memastikan hal itu.

***

Basah, panas, dan menempel satu sama lain. Semuanya menjadi siksaan yang luar biasa untuk seorang Troy. Dia tergoda dengan lekuk indah Alice, ditambah lagi aroma wanita ini manis dan memabukkan. Sungguh, jika ini bukan di tempat umum, mungkin Troy akan melahap habis Alice yang kini dalam pelukannya.

"Selesai." Si fotografer berteriak, tanda pekerjaan mereka hari ini telah selesai dan waktunya Troy melepaskan Alice. Namun, bukan Troy namanya jika dia tidak bertindak sedikit nakal. Troy tetap pada aksinya yaitu memeluk tubuh Alice tanpa sedikit pun melepaskan pelukannya.

"Apa yang kamu lakukan?" Alice bertanya dengan nada ketus. "Kita sudah selesai."

"Oh, ya? Kupikir kita baru mulai."

"Listen, Troy. Aku bukan seperti perempuan yang selama ini kamu dekati. Aku sama sekali tak berminat denganmu."

Sial! Itu adalah sebuah penghinaan yang kejam, tetapi entah kenapa, Troy suka. "Terima kasih, karena mungkin kamu tak akan menjadi teman kencan yang membosankan untukku."

"Teman kencan?"

"Ya. Mulai sekarang, aku sudah memutuskan. Kita berkencan."

"No!"

"Aku tidak peduli dengan penolakanmu, Sayang. Karena ketika seorang Troy sudah menunjuk perempuan untuk naik ke atas ranjangnya, maka perempuan itu tak akan memiliki kekuatan untuk menolaknya."

"Jangan terlalu percaya diri."

"Aku tidak terlalu percaya diri, memang seperti itulah kenyataannya," jawab Troy sembari menyunggingkan senyum miringnya. "Nanti malam kujemput. Aku tidak perlu persetujuanmu."

"Hei!" Alice ingin memprotes, tetapi Troy sudah melepaskan rengkuhannya dan berjalan meninggalkan Alice.

"Ingat, mulai sekarang kita sudah berkencan," ucapnya penuh peringatan sembari mengerlingkan matanya nakal pada Alice. Troy kemudian pergi dengan hati berbunga-bunga. Setidaknya, dia sudah mampu menggoda Alice. Troy sangat tahu kalau Alice sudah terpengaruh olehnya, meski wanita itu berusaha keras menolak.

Alice, tidak akan lama lagi, kamu akan takluk denganku. Tunggu saja.

***

Malamnya, Troy benar-benar datang. Dia menjemput Alice dengan Lamborghini miliknya. Gayanya selalu tampak keren dan modis. Pantas saja jika saat ini Troy menjadi trend fashion kalangan anak muda. Meski begitu, hal itu tak membuat Alice serta merta terpesona kemudian bertekuk lutut.

Alice sebisa mungkin mengabaikan sosok Troy, walau kenyataannya hal itu sangat sulit dilakukan. Seperti sekarang, Alice sudah mengamati Troy dari jendela kamar. Pria itu tampak berdiri kukuh di sebelah Lamborghini-nya. Padahal Alice tidak mengiyakan permintaan Troy siang tadi, tetapi Troy masih menunggunya di sana.

Alice menghela napas panjang. Mau tak mau, dia keluar dan menemui Troy untuk meminta pria itu segera pergi. Namun sampai di hadapan pria itu, Alice sempat tertegun menatap senyuman lembut yang terukir di wajah tampan pria itu. "Akhirnya kamu keluar, Sayang."

"Aku keluar untuk mengusirmu. Dan jangan memanggilku dengan panggilan menggelikan itu."

"Oke." Troy mengalah. "Karena kamu sudah keluar, bagaimana jika kita keluar bersama, makan malam di restoran favoritku?"

"Tidak, aku keluar untuk mengusirmu, Troy. Apa kamu tidak mengerti?"

"Yang aku tidak mengerti adalah kenapa kamu sangat membenciku?"

"No, I don't hate you. Dengar, lebih baik kita tidak saling mengenal di luar pekerjaan kita."

"Aku tidak setuju."

"Troy!" Sungguh, Alice tak tahu bagaimana cara membuat pria ini pergi.

"Satu minggu. Beri aku waktu satu minggu untuk bisa menaklukanmu."

"Tidak." Alice menggeleng sembari mundur. Dia tahu bahwa waktu seminggu itu akan membuatnya sulit. Dia hanya tak ingin berurusan dengan Troy. Benar-benar tak ingin.

Troy melangkah mendekat. "Aku memaksa."

Sebenarnya, Alice benar-benar tidak suka ketika Troy memaksanya dan menempelkan diri padanya. Namun, Alice tak punya pilihan lain. Beri yang dia mau maka dia akan pergi meninggalkanmu, pikirnya.

Alice menghela napas panjang. "Baiklah."

"Apa kamu bilang?" Troy tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Okay, you get what you want."

Troy melompat kegirangan. Hal itu tak luput dari perhatian Alice. Alice sempat terkejut dengan sikap Troy yang tampak berbeda. Dia ... tidak terlihat berengsek seperti biasanya, dan entah kenapa hal itu cukup mengganggu.

"Maaf." Troy mencoba mengendalikan dirinya. Kemudian dia membuka pintu mobilnya dan mempersilakan Alice masuk. "Silakan masuk, Lady."

"Aku tidak akan ikut, Troy."

Troy tersenyum miring. "Kamu salah, Sayang. Karena kencan kita akan dimulai dari malam ini."

-TBC- 

My Sexy PartnerWhere stories live. Discover now