3||Awal dari Akhir

6.5K 468 8
                                    

Jgn jadi dark readers sayang:)

HAPPY READING'S! TYPO TANDAIN YAA:)

Hari ini adalah hari pertama bagi Hyera untuk melakukan hal-hal yang baru, dan harus memulai kebiasaan-kebiasaan yang belum terbiasa ia lakukan sebelumnya. Dimana kebiasaan-kebiasaan yang akan ia lakukan pasti mengarah kepada hal yang lebih positif dan menuntunnya untuk selalu dalam jalan Allah.

Sholat tahajud sudah selesai dilaksanakan oleh seluruh Santri Putri dalam Musholla yang berada dalam lingkungan asrama Putri. Kini saat nya akan dilaksanakan tadarus bersama sambil menunggu waktu subuh tiba.

"Jangan dilepas dulu mukena nya ra!" Larang Lisa.

"Loh memang kenapa?" Tanya Hyera bingung.

"Habis ini kan akan ada tadarus bersama jadi, biarkan saja mukena nya tetap dipakai."

"Oh ya sudah kalau gitu sorry gue nggak tau," sahutnya polos.

"Na'am la'bas ra," Sahut Lisa sambil tersenyum.

Sebenarnya Hyera sedikit tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Lisa kepadanya. Pasalnya, waktu ia sekolah di Madrasah dulu ia tidak pernah memperhatikan saat pelajaran bahasa Arab akibatnya ia kurang paham bahasa Arab. Kurang paham bukan berarti Hyera tidak paham sama sekali tentang bahasa Arab Hyera paham tapi, hanya beberapa tidak begitu banyak yang ia paham tapi setidaknya ia bisa memahami beberapa kata.

Setelah menyelesaikan tadarus bersama rasanya Hyera benar-benar ingin kembali ke kamar untuk merebahkan badannya yang terasa ingin remuk.

Bagaimana bisa semua aktifitas ini dimulai sejak pukul 03.30 pm hingga kini jam menunjukan pukul 06.00 pm? Gila saja, batin Hyera menggerutu.

Dilihatnya semua santri Putri tengah sibuk melipat mukena nya masing-masing. Kemudian dilihatnya pula ada yang tengah merebahkan dirinya diteras mushollah setelah selesai melipat mukena.

"Ini nggak boleh masuk ke asrama apa gimana si? Kok lama banget nggak ada arahan apapun," Gerutu Hyera.

"Isma'na jaidan, yang tidur bangun dulu. Dengerin dulu semua nya! Sekarang boleh balik ke kamar istirahat---"

"Yess!!" Sorak seluruh santri Putri kegirangan.

"E-eh tapi, nanti jam 8 dibel in lagi buat dauriyah kalau nanti dibel in lagi harus udah langsung kumpul di Musholla yang telat bending! Fahim?"

Suara decakan terdengar hingga kuping mudabiroh itu pasti karena mereka semua malas jika harus melakukan piket rutin pagi hari seperti ini. Tapi para mudabiroh tak mengubrisnya.

"Hyera, ayo!" Ajak Lisa.

"E-eh iya."

"Kenapa melamun?" Tanya Lisa seraya berjalan menuju kamar bersama Hyera.

"Nggak apa."

"Lis, dauriyah tuh apa?" Tanya Hyera polos.

"Eumm-- kayak piket gitu lah."

"O-oh."

"Yaudah ayo cepet ngantuk kan? Keburu bel."

"Iya-iya," dengan cepat Hyera menaikan anak tangga kemudian sesampainya dikamar ia buru-buru merebahkan tubuhnya dikasur tak ingin menyia-nyiakan waktu tidurnya sama sekali.

Empukan kasur kamar gue sih, jauh. Tapi not bad lah dari pada mata gue merah nahan ngantuk, batin Hyera.

Satu jam lebih 30 menit berlalu, Hyera mulai terusik dari tidurnya.

"Kunaon sia bangun?" Tanya seorang gadis yang bisa Hyera pastikan namanya Zahwa.

Zahwa juga teman sekamar Hyera selain Lisa. Dia anak baru juga seperti Lisa. Bedanya dahulu ia pernah nyantren juga saat dirinya menduduki bangku Tsanawiyah, di daerah cirebon kalau tak salah.

"Badan ane nggak enak."

Zahwa membulatkan mulutnya, "sok weh tidur lagi aja masih 30 menitan lagi lumayan buat tidur mah," ucapnya.

Hyera menggelengkan kepalanya.

"Kunaon? O-oh sia mau mandi nya? Sok sekarang aja kalau mepet jam 8 pasti rame badaki nya."

"Gitu ya?"

"He'eh, sok mandi weh."

Hyera menguletkan badannya, enggan beranjak dari kasurnya.

Yakali nyawa gue belom nyatu gini udah disuruh mandi, tapi-- kalo gue nggak mandi sekarang nanti rame males banget, batin Hyera.

"Kunaon sia ngelamun weh?"

"Nggak. Ente udah mandi?"

"Udah urang mah, nggak mau ngantri ih meuni males."

"Nggak tidur?"

"Ini baru mau tidur lumayan lah masih 30 menitan lagi," jawab Zahwa seraya merebahkan badannya dikasur miliknya.

Hyera mengangguk mengerti kemudian dengan malas ia berjalan gontai meraih handuk yang tersampir digantungan lemarinya kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Baru saja dirinya selesai berdandan tipis seperti memakai pelembab dan bedak tabur bayi, bel sialan itu berbunyi.

Sial! Siapa sih yang nyalain nih bel bacot banget, batin Hyera merasa terganggu.

'Tok
'Tok
'Tok

Suara pukulan kayu ditepi tangga besi terdengar nyaring hingga dalam kamar Hyera.

"Hei friends let us go to the musholla! I count one to ten," suara nyaring milik kismu amn mulai menggema seluruh asrama.

Sial, bel ditambah tongkat yang dipukul-pukul ditangga aja udah bikin gue enek ini malah ditambah tereakan kayak nenek lampir pliss stres gue lama-lama, gerutu Hyera dalam hati.

"Hyera, ayo bisur'ah!" Ajak Lisa.

"Iya-iya."

Semua santri Putri pun terlihat berlari tidak karuan berlomba-lomba sampai Musholla paling dulu. Bukan apa-apa mereka hanya takut kena hukuman jika hitungan dari kismu amn selesai dan mereka belum sampai Musholla.

Setelah lelah berlari seperti dikejar-kejar Hantu, Hyera bergegas duduk diteras musholla dengan kaki lurus ke depan seraya menstabilkan nafasnya yang masih menderu.

Gila kek mau mati aja gue, ucap nya membatin.

"Untung kita udah sampe ra kalau nggak kita bisa kayak mereka tuh," unjuk Lisa seraya menatap barisan santri Putri yang tengah berjalan jongkok menyusuri lorong Musholla.

"Untung nya gitu si," sahut Hyera tak habis pikir bagaimana kalau dia yang ada diposisi seperti mereka.

***

Haii!! Semoga kalian ga bosen ya nungguin revisian nya🙆💗

Maaf bangett kmnrn gajadi boomchap karena ada beberapa kendala yang bkin aku ga sempet boomchap.

Sekarang boomchap mau ga nih? Vote+komen dulu yang banyak kalau mau di boomchap ya xixi

JANGAN LUPA VOTE!

👇


CINTA SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang