27II Mabok matematika

2.7K 341 38
                                    

Jangan jadi dark readers sayang:) Typo tandain yaa.

Happy reading's!

Sejak pagi hari banin dan banat Pondok Pesantren Ar-Rahman sudah disibukkan dengan berbagai persiapan untuk Acara porseni di Aula milik Pondok Pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pagi hari banin dan banat Pondok Pesantren Ar-Rahman sudah disibukkan dengan berbagai persiapan untuk Acara porseni di Aula milik Pondok Pesantren.

Begitu pula dengan Hyera. Sejak tadi pagi dirinya sudah diserbu dengan puluhan soal matematika. Kalau saja otak nya bisa bicara sudah pasti dia akan teriak karena sudah terlalu banyak soal yang dikerjakan oleh Hyera.

"Gimana Hyera, bisa? Apa ada yang tidak kamu mengerti?"

"H-hah? Bisa kok Ustadzah. Insyaallah," Hyera kembali menatap tumpukan kertas dihadapannya.

"Berapa soal lagi sayang?"

"Empat nomor lagi Ustadzah. Yera masih ngerjain soal nomor 98."

"Nomor berapa aja yang belum?"

"Nomor 18, 4, 99, sama nomor 100."

"Coba bacain soal yang kamu kurang paham insyaallah saya bantu."

"Bener Ustadzah?"

"Iya."

"Yang ini aja deh Ustadzah--"

"Mana? Bacain aja soal nya."

"Jika luas juring PQR pada gambar lingkaran dibawah ini 570 senti meter, maka luas lingkaran Q adalah titik-titik senti meter."

"Coba sini kertasnya," Hyera memberikan selembar kertas yang berisikan soal tersebut kepada Ustadzah Fatimah.

Setelah selesai membaca soal tersebut secara langsung Ustadzah Fatimahmengembalikan selembar kertas tersebut kepada Hyera.

"Luas juring PQR berapa?"

"570 Ustadzah."

"Kalau besar sumbu nya berapa?"

"135 derajat."

"Ini gampang sekali, Hyera. Rumus nya luas juring PQR sama dengan jumlah sumbu nya dibagi 360 derajat dikalikan luas lingkaran Q," ucap Ustadzah Fatimah menjelaskan.

Hyera terdiam sejenak mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh Ustadzah Fatimah, "ohh iya-ya. Kenapa yera lupa ya? Hehe," Hyera tersenyum malu merutuki kebodohan dirinya.

Ustadzah Fatimah menggelengkan kepalanya, "Ayo fokus, Hyera."

"Na'am Ustadzah," Hyera kembali menuliskan satu demi satu rangkaian cara untuk jawaban soal tersebut pada selembar kertas.

"Soal minggu lalu yang saya titipin sama Agil sudah selesai?"

Hyera sedikit mengerutkan dahinya, "oh itu. khalas Ustadzah."

"Mana? Coba saya mau liat."

"sebentar Ustadzah," Hyera mengacak-acak Tumpukan buku dan kertas yang ia bawa. Mencari lembaran kertas yang berisikan soal tersebut tapi, tidak dapat ditemukan dibeberapa tumpukan kertas itu.

CINTA SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang