2.Melewati malam bersamanya

230 88 86
                                    

DIRGA terus melajukan mobilnya hingga mereka berdua sampai di depan bangunan besar nan kokoh bertema alam yang dijadikan tempat tinggal oleh Dirga dan keluarganya.

Dirga memarkirkan mobilnya kedalam garasi lalu mematikan mesin. Ia menoleh ke samping, "Malam ini kamu nginep! Itu syaratnya," ucapnya sangat ringan.

Pasifica terdiam memasang wajah bengongnya, "Nginep?kan lusa kemarin udah," jawab Pasifica.

Dirga menghela napas lalu ia membuka pintu mobil, "Mau dimaafin ga?" tanyanya dengan nada merayu seraya menutup pintu mobil.

Pasifica pun ikut keluar dari mobil, "M-mau," ucapnya sambil menenteng hadiah dari fans Dirga tadi lalu segera menyusul Dirga masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum," salam Dirga dan cewek disampingnya bersamaan.

"Wa'alaikumussalam," jawab Helen, ibunya Dirga seraya memakai kacamatanya lalu menghampiri Dirga dan Pasifica.

"Eh anakku," ujar Helen sambil memeluk Pasifica erat. Pasifica membalas pelukan itu dengan tulus dan ceria, "Ibuu."

"Anak ibu kan Dirga," ucap Dirga datar namun memelas. Helen melepas pelukannya dengan Pasifica lalu menatap Dirga, "Oh iya anak ibu kan Dirga," ucapnya sambil tertawa kecil. Dirga ikut menertawai ibunya ini yang sering salah orang.

"Hari ini Fica nginep ya bu," ucap Dirga meminta izin, Helen membalas dengan anggukan, "wokeh! Ibu ada temannya deh," ujar Helen dengan senang.

Pasifica merangkul Helen namun tetap sopan, "Ga ngerepotin ibu?" tanya Pasifica. Helen bersemangat menggeleng, "Engga dong, justru kalo ada Fica, ibu jadi ga sendirian kayak hidupnya squidward hehe."

Dirga dan Pasifica tertawa kecil mendengarnya, "Yaudah Dirga mau mandi dulu, udah gerah banget." Dirga mengipasi tubuhnya dengan baju basketnya yang belum ia lepas dari tadi.

"Yaudah sana, biar ibu sama Fica," ucap ibu yang diangguki oleh Pasifica sendiri. Dirga segera melangkahkan kakinya ke arah kamar untuk mandi di kamar mandi yang ada didalamnya.

"Bu, kita buka hadiah dari fans Dirga yuk," ajak Pasifica saat mereka berdua sudah terduduk disofa ruang keluarga.

Helen pun bersemangat, "Wah ayok, banyak banget," ujarnya seraya melihat satu persatu kado yang memenuhi genggaman Pasifica.

•|•|•

Malam ini suhu cukup dingin, dua sahabat itu tengah asik dengan film yang terpapar di laptop, mereka menonton ditemani susu dan sepiring charros yang dibuat oleh Helen untuk kedua kurcacinya ini.

Dirga merebahkan kepalanya dipaha Pasifica dan laptop diletakkan di betis cewek itu. Sungguh Dirga tidak adil, ia membiarkan Pasifica pegal pegal demi dirinya yang ingin bersantai.

"Dirga! Seragam sekolah!!" teriak Pasifica memecah ketenangan malam ini. Cowok yang sedang rebahan dipahanya pun bangun,"Kan besok minggu," ucap Dirga.

"Oh besok minggu?"

Dirga mengangguk, "Iyaa Fica..besok minggu" jawabnya dengan nada halus. Pasifica kembali terdiam lalu, "Berarti gak sekolah?" tanyanya memastikan.

Dirga mengangguk kembali, "Iya Ficaa..ga sekolah." Ia harus sabar menghadapi sahabatnya yang agak lemot ini.

Gadis itu itu menghela nafas pelan, "Berarti gaperlu seragam dong?" tanyanya sekali lagi yang membuat Dirga mendengus kasar dan geregetan dengan cewek disampingnya ini.

"Iyaa Fica..besok minggu, kita ga sekolah dan kita ga perlu pake seragam, paham?" ujar Dirga frustasi.

Pasifica tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya,"Fica baru tau besok minggu. Hehe," jawab Pasifica cengengesan.

Gores[On Going]Where stories live. Discover now