7.Wajah-wajah baru

142 71 57
                                    

Terkadang kerap aku menjadi seorang kriminal, yang sesaat mencuri sedikit waktu untuk sekedar memperhatikanmu.

.

.

.

Happy reading guys...

•|•|•

DIRGA masih setia mematung dengan pandangan kosong, sekarang bukan waktunya gue ikutan jadi patung kayak dia walau gue masih khawatir dengan kondisi Pasifica tapi dengan pesimis seperti ini tidak akan membantu memulihkan kesehatan Pasifica bukan?

"Yuk berangkat, nanti pulang sekolah kita langsung jenguk Fica," ajak gue setelah mengumpulkan keberanian untuk bicara dengan cowok didepan gue ini.

Cowok itu berkedip mengembalikan pandangannya yang semula kosong,dia menatap gue sekilas sebelum berjalan ke arah mobilnya yang terparkir didepan gerbang tanpa berbicara sepatah kata apapun.

Gue terdiam sejenak lalu langsung mengikuti langkah Dirga dari belakang. Gue harus memaklumi kalau sekarang Dirga masih sedikit frustasi karena tidak bisa mengantar Pasifica ke rumah sakit.

Disepanjang jalan, tidak ada suara yang terdengar dari Dirga selain suara nafas beratnya.

Kami sampai dipertigaan jalan, lampu disana berwarna merah dan semua kendaraan dari arah utara harus berhenti sejenak termasuk mobil Dirga, "Pasifica punya sakit apa?" tanya gue memecah suasana yang semulanya sepi.

Cowok disamping gue ini mendengus pelan sambil mengetuk-ngetuk jari kekarnya ke stir mobil, "jantung," jawab Dirga singkat.

Ternyata benar dugaan gue.

"Apa udah parah?" tanya gue, lagi.

Dirga terdiam kemudian menghela nafas panjang,ia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, yaa...gue paham apa maksudnya.

Gue benar-benar gak nyangka, pasalnya seorang Pacifica yang selalu terlihat ceria bagaimana bisa dibalik senyum dan tawanya ada penyakit seberat ini?

Dirga kembali menjalankan mobilnya setelah lampu lalu lintas didepan sana berubah warna yang tadinya merah menjadi hijau.

Setelah percakapan singkat tadi, gue dan Dirga sama sekali tidak bertukar suara lagi, hanya sunyi yang tersisa disepanjang perjalanan.

Untuk saat ini gue masih sedikit linglung dengan keadaan, gue sama sekali belum memahami setiap karakter orang baru dihidup gue seperti Pasifica, Dirga, dan ayah bunda angkat gue.

Gue harus bisa cepat beradaptasi meski masih terasa sulit, apalagi nanti gue akan bertemu dengan siswa-siswa di SMA Starmoon, untuk diri gue yang cukup dibilang jarang berteman, pasti akan sangat sulit untuk beradaptasi dengan semuanya.

Beberapa menit kemudian, kami berdua sampai tepat diparkiran sekolah. Gue mengambil nafas panjang sebelum bergegas turun dari mobil. Sungguh terasa gugup.

Dirga mematikan mesin mobilnya kemudian turun tanpa mengeluarkan kata apapun. Gue menyusul, dan gue melihat banyak wajah-wajah baru yang belum pernah gue temui sebelumnya, banyak pasang mata yang menyorot kami berdua.

Gue bisa mengartikannya, jelas itu semua tatapan heran, dan ada sebagian dari semua pandangan itu ada yang menatap kami ah maksudnya gue dengan tatapan sinis, apa yang cewek-cewek itu pikirkan?

Gores[On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora