Hana awalnya tertawa mendengar intonasi bicara Taehyung, tapi Hana sadar akan apa yang barusan dikatakan oleh Taehyung. "Hah? Lu pukul Jimin!?" Kaget Hana sambil memegang salah satu pipi Taehyung.

Keceplosan gua, FAK! -Tai@hyung

"Eh, engga, maksudnya dicakar Jungkook, hehe" alasan Taehyung sambil nyengir tidak jelas.

"Alasannya ga ada yang lain gitu?" Tanya Hana lagi.

Taehyung tertawa kecil, "sari-sari otak gue kek diserap sama soal IPA tadi, awoqwoqwoq," sahut Taehyung.

"Kenapa Jimin mukul lu?"

. . .

"Jadi gitu," Taehyung menunduk, layaknya anak kecil yang tengah dimarahi Ibunya. Baru saja Taehyung menceritakan kejadian pukul-memukul yang terjadi di depan kelas siang hari tadi.

Dan tentu saja, Taehyung tidak menceritakan hingga detail pembicaraannya dengan Jimin. Taehyung tidak mau Hana terluka saat ini, nanti saja, pikir Taehyung.

"Astaga, pipi lu masih sakit? Mau gue obatin?" Tanya Hana dengan wajah khawatir, tangan putih pualam itu bergerak mengusap rahang tegas Taehyung.

"Engga, gapapa. Udah sering ditonjok kali, hehe" ujar Taehyung sambil memegang tangan Hana, menahan tangan itu di meja, sedikit menekan(?) Atau menahan tangan itu agar tidak lepas dari genggamannya.

Tentu saja Hana berpikir positif dulu, wanita dengan seragam sekolah itu memilih diam. Menatap Taehyung yang mulai tersenyum aneh, "mau gue kasih tau seswatu ga?" Tanya Taehyung sambil mendekatkan wajahnya.

Hana mulai merasa agak aneh, pasalnya pribadi di depannya ini biasanya bertindak lucu, unik, dan agak tolol. Tetapi kenapa sekarang berlawanan. Hana menjauhkan tangannya, memiringkan kepalanya kemudian membuka suara. "Seswatu apa?" Tanya Hana.

"Ya gituuu," Taehyung menyandarkan punggungnya pada kursi kayu yang didudukinya. Cafe yang mereka tempati ini cukup sepi, tidak terlalu banyak pengunjung. Taehyung jadi merasa lebih tenang dan santai setelah beberapa kendala dengan Jimin.

"Yagitu apanya," Hana akhirnya penasaran.

"Masalah Jimin, gue tau semwanyaa hehe, lu mau tau ga nih?" Tanya Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ohh masalah Jimin, gausah deh, gue udah tau kok semua masalah Jimin," ucap Hana tenang, membuat Taehyung membulatkan matanya seketika.

Pribadi berbahu lebar itu terlihat kaget, "ja-jadi lu udah tau semuanya? Siapa yang ngasih tau!?" Taehyung mendaratkan kepalan tangannya di permukaan meja, menimbulkan dentuman yang cukup nyaring.

"Yaiya, kan gue istrinya, masa gatau sih? Jimin itu kan kerja tuh, jadi dia insomnia gituu, ngerti ga sih? Itu kan masalahnya?"

Taehyung memejamkan matanya, menyandarkan punggungnya lagi pada kursi kemudian memijat pelipisnya. Hampir saja mulut Taehyung akan mengatakan yang sebenarnya.

"Lu kenapa?" Tanya Hana sewot.

Taehyung menggeleng, "kasian sama Jimin, sampe insom gitu ya?" Taehyung melanjutkan alur.

"Iya anjir, kasian banget, kadang gue ga tidur juga ggara dia ga tidur,"

"Tunggu-tunggu, masalahnya bukan itu," Taehyung menjeda kalimatnya, menghela napas panjang ketika Hana mengerutkan alisnya. "Ada yang lebih penting dari insomnia," tambah Taehyung.

"Apa?"

"Gue beritau kalo lu besok mau ikut gue," ujar Taehyung lagi.

"Ah ga asik lu mah, bilang di sini aja dong," sewot Hana.

AeonWhere stories live. Discover now