setan

2.9K 202 13
                                    


Yanglek bawa rumput bergoyang,
Hai sayang..

Jimin memasuki apartemen nya setelah berbacot ria dengan wanita-wanita di lantai bawah. Seperti biasa, Jimin meletakkan paper bag berisi pesanan istri nya pada meja makan kemudian melangkahkan tungkainya menuju kamar utama.

Mata Jimin langsung tertuju pada sosok wanita yang berbaring pada ranjang dengan sprei berwarna hitam. Jimin menaikkan sudut bibir nya--membentuk sebuah senyuman kecil pada bibir tebal nya, dengan santai Jimin berjalan ke arah lemari, bersamaan dengan tangannya yang membuka kancing kemeja nya perlahan.

Skip.

Jimin menaiki ranjang sambil menatap Hana intens, Jimin pikir Hana hanya pura-pura tidur dan berniat menipu diri nya. Jimin diam sejenak, memikirkan cara untuk menjahili Hana.

Jimin dengan segala sifat jahil nya, bergerak untuk menindih tubuh Hana dan menatapi wajah istri nya yang sedang tertidur pulas itu. Pemandangan yang sangat memabukkan bagi Jimin, menatapi setiap inci wajah istri nya--dengan mata yang tertutup membuat bulu mata lentik nya terlihat lebih jelas, hembusan nafas nya yang sangat tenang meyakinkan Jimin kalau istri nya ini benar-benar tidur, apalagi dengan mulut yang sedikit terbuka dan bibir merekah milik Hana membuat Jimin semakin tergiur.

"Gangguin ah..". Jimin mendaratkan bibir nya pada bibir Hana, menyesap nya lembut bersmaaan dengan tangannya yang mulai menjamah tubuh Hana. Sekarang ritme ciuman itu mulai berbeda, ciuman penuh hasrat dan gairah ala Park Jimin. Tangannya mulai meraba dua gundukan berisi dan padat milik Hana.

Saking asik nya menciumi dan meraba tubuh Hana, Jimin sampai tidak menyadari kalau Hana terbangun dari tidur nya. "AKH!! Kenapa kamu gigit bibir aku!?". Teriak Jimin tidak terima sambil memegang bibir nya yang sekarang mulai mengeluarkan cairan merah karena ulah Hana. "Kamu mau perkosa aku!?". Bentak Hana tidak mau kalah.

Mereka berdua saling menatap, dan senyuman terukir pada bibir bengkak Hana. "Apa liet-liet?". Tanya Jimin sambil terkekeh pelan. Hana memberikan cengiran khas nya sambil memeluk Jimin layak nya boneka Teddy Bear.

Jimin memerhatikan Hana yang masih setia memeluknya, "masih pengen susu banana?". Tanya Jimin sambil menyurai poni panjang Hana yang menutupi sebagian wajah ke bagian belakang telinga nya. "Mau! Ayo temenin keluar!". Ucap Hana tiba-tiba sambil berdiri dan menarik-narik tangan Jimin seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen pada Ayah nya--Jimin mengangguk tanda setuju.

-

"Wah! Pikachuuu". Seru Hana sambil memegang erat kemasan botol susu pisang yang dibelikan Jimin. "Hana, aku pengen ramyeon". Lirih Jimin sambil duduk di sofa ruang tengah.

Sudah bisa ditebak oleh Hana, yang memesan ramyeon itu dirinya dan yang memakan pasti Jimin--memang sudah begitu kodratnya. Dengan segenap hati Hana melangkahkan kakinya menuju dapur, menghadap meja yang menopang kompor listrik. "Hanaaa.. lama banget". Lirih Jimin lagi. "Sabar! ini lagi nunggu air panas". Perkataan Hana sontak membuat pribadi yang duduk pada sofa tengah itu terdiam.

Bukan marah sebenarnya, hanya ingin mendiamkan manusia yang memelihara burung besar itu saja:3, batin Hana.

Apa maksudmu dengan Burung besar!? Astaga, Hana ku sudah tidak polos lagi:3 -Jimin

Itu semua karena mu, Jim,-
-awtor dengan kecantikannya yang paripurna sekaligus jodoh Jungkook.

Skip.

Jimin menyandarkan punggungnya pada sofa berwarna krem di ruang tengah--tangannya mengusap lembut punggung istrinya yang tengah memakan ramyeon. Jimin menatap lurus, rasanya sepi juga jika hanya ada dia dan Hana di apartemen ini. Akhirnya Jimin mengeluarkan kata-kata nya, "kamu ga bosen, Han?".

AeonWhere stories live. Discover now