I'm Nothing

2.5K 129 40
                                    

Sebelum membaca, ada baiknya kita membaca basmalah terlebih dahulu.

Hehe.

Silakan dipilih dulu:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Silakan dipilih dulu:)

Semoga menjadi kenyataan, aamiin.

<•>

Jam menunjukkan pukul sebelas lewat dua pul lima malam, pribadi bertubuh kekar itu tengah tertidur pulas dengan kemeja putih yang masih menempel pada tubuhnya--membiarkan pikirannya tenang dengan mimpi yang menjelajahi kepala.

Jimin pulang dari kantor sejak dua jam yang lalu dan dirinya tertidur nyenyak sudah layaknya orang mati.

Tapi tiba-tiba suara dering ponsel membangunkan Jimin, dengan susah payah Jimin merubah posisinya menjadi duduk dan tidak mendapati Hana di sebelahnya.
Jimin mengusap wajahnya beberapa kali untuk memastikan dirinya sudah sadar sepenuhnya. Tetapi tidak, Hana memang tidak berada di sebelahnya.

Jimin memilih bangkit dan mencari Hana daripada menjawab ponsel yang meraung-raung pada nakas.

"Hana! Kamu ke mana? Kok ga bangunin aku?" Jimin berjalan menjelajar seisi apartemen, tapi tidak ada tanda-tanda Hana berada. Buktinya tidak ada yang menyahut ucapan Jimin.

Kemudian Jimin memasuki kamar dan mengambil ponselnya pada nakas, melihat notifikasi Suga yang meneleponnya berkali-kali.

"Aduh, kenapa nih Bang Suga." Jimin menelpon kembali Suga. Jimin tahu jika Suga menghubunginya artinya ada perihal penting yang harus disampaikan.

Masa Suga nelpon Jimin trus bilangnya, "Jim, gua mau boker nih". Tidak mungkin bukan.

Hanya dengan waktu singkat, panggilan Jimin tersambung dengan Suga.

"Bang, kenapa?"

"Bodoh! Cepet lu ke sekolah, Hana--"

"Iya, oke. Otw!"

Jimin langsung mematikan ponsel sepihak, perihal tentang Hana dia harus cepat. Tidak bisa main-main.

Dengan cepat Jimin mengambil jaket atau apalah itu dia tidak peduli, kemudian memakai benda tersebut. Jimin mengambil kunci--sembarang kunci yang terdapat di lemari.

Suara hentakan kaki memenuhi apartemen, terdengar jelas bahwa langkah itu terburu-buru.
Jimin memasuki lift, dan betapa kagetnya dirinya mendapati tangannya yang memegangi kunci mogenya.
(Motor Gede).

AeonWhere stories live. Discover now