Ta3

1.7K 111 26
                                    

- Taehyung Focus -

Mmpus lu pada:)

.

. .

Hana menatap jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, lagi. Jarum itu mengarah ke angka tiga, artinya sudah tiga jam Hana duduk di parkiran dengan es krim yang sekarang hanya tersisa stiknya.

Wanita itu mengehela napas, dirinya berandak membawa dompet, pasti sudah pulang menggunakan taksi sejak tiga jam yang lalu. Namun apa daya, Hana tidak punya dompet, karena Jimin lah yang bertanggung jawab atas Hana.

Sekarang, mana Jimin? Pribadi berambut hitam lebat itu tak kunjung datang. Ponsel Hana pun tertinggal, tertinggal di mobil Jimin.

:)

Mobilnya pun tidak ada sejak Hana memasuki area parkiran, mood Hana semakin kacau kalau begini.

Akhirnya Hana memutuskan untuk pulang dengan jalan kaki, siapa tahu ada om-om tampan yang mengantarkannya pulang? Eh, tapi bagaimana kalau om-om tampannya berniat jahat?

Aduh, Hana jadi pucink.

Hana berjalan lesu menuju trotoar, benaknya kadang takut. Takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tapi secepat kilat Hana menghapus pikirannya itu. Sekarang hanya makian yang memenuhi benaknya, entah itu menyumpah sosok Jimin yang tidak bertanggung jawab atas dirinya dan lain sebagainya.

"Aduh Jimin mana sih? Jangan-jangan ke kantor, tapi kok ga bilang" ujar Hana sambil menendang batu kecil.

Bangunan sekolah mulai tidak terlihat, Hana mendengar suara motor yang berasal dari belakangnya. Awalnya Hana tidak peduli, tapi lama kelamaan, suara motor itu seperti mengikutinya.

"Sutt! Kiw cewe,"

Suara itu membuat Hana berhenti berjalan, menunduk merupakan pilihan yang tepat pikirnya. Hana melihat pada sisi kanannya, terdapat moge yang familiar dimatanya.

"Han, oit!" Panggil pria itu lagi, Hana akhirnya menoleh.

Pria dengan kemeja putih sekolah yang penuh coretan spidol dan semprotan warna. Rambut birunya terlihat basah ketika pribadi berbahu lebar itu melepas helm-nya.

"Gue kira siapa anjir! Ngikutin udah kayak penjahat gitu lagi," sewot Hana sambil menendang ban motor Taehyung.

Iya Hana tahu dia salah, kakinya jadi sakit karena menendang ban motor sialan itu.

"Makanya jangan ditendang kerdil! Kasian ban-nya kesakitan," ujar Taehyung yang kemudian mematikan mesin motornya.

"Cih, mahalan ban moge Jimin," sindir Hana.

"Mau nebeng kaga nih?" Taehyung menyalakan mesin motornya lagi, dengan cepat Hana menaiki moge tersebut dengan berpegangam pada pundak lebar Taehyung. "Pegangan ya, nanti jatoh," ujar Taehyung setelah memasang helm-nya.

Hana menatap wajah Taehyung melalui kaca spion, "ciye khawatirin diriqhu, ciye ciye ciye," Hana menyubit pinggang Taehyung, kemudian menurut--memegangi pinggang Taehyung ketika motor itu mulai melintas di jalan raya.

"Hilih kinthil. Bukannya khawatir ya, tapi kalo jatoh dari kendaraan mah gue yang babak belur. Jatohnya nyusahin, belum lagi kalo ada lecet di elu, rumah sakit mahalll," ujar Taehyung lebay.

Hana tertawa kencang, "lah kok lu yang babak belur, sih!?" Tanya Hana sambil teriak, agar suaranya dapat didengar Taehyung.

"Yaiyalah! Dipukul Jimin nanti, sakit tau ga!? Nih, nih, liet pipi gue, lebam gitu kan? Gede sebelah? Ini ggara Jimin!" Ujarnya dengan intonasi dimanja-manjakan, seperti anak kecil yang mengadu kepada Ibunya ketika melihat UFO yang terbang di langit.

Aeonजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें