Buka🔞

4.5K 146 94
                                    


Tidak terasa, sekarang sudah 2 bulan Hana dan Jimin berada dikelas 12. Walaupun berbeda kelas, mereka berdua tetap saling berinteraksi dengan datangnya Jimin sambil membawa cimol atau batagor kesukaan Hana. Karena Jimin tahu, dia akan diusir istrinya jika menghampirinya tanpa tujuan.

Tapi ada kalanya Hana yang menghampiri Jimin. Entah itu meminta beberapa uang atau hanya ingin mencari gara-gara dengan Jimin.

Kalo gabut.

Kalo kaga mah, yodah lah ya.

Suka suka Hana.

Aku awtor bisa apa.

Baiklah, kembali ke jalur cerita.

"CAGI MOLLOSO BADAGA DULYOOO~, KUNU KONNOSO SEPENOMOROOO HOOO~".

Suara bak malaikat itu seketika menyeruak ke dalam semua rungu pada kelas 12 IPS 2, hanya saja itu tidak berpengaruh kepada Hana.

Seakan menuli, Hana hanya melanjutkan membaca cerita fiksi pada ponselnya--membaca dengan penghayatan penuh, mendalami setiap adegan-adegan di dalam cerita. Hingga tidak sadar bahwa ada seseorang yang mengintip sedari tadi. Ralat, bukan mengintip lagi namanya kalau posisi Pria itu tepat di samping Hana dengan hidungnya yang menyentuh kulit leher Hana--bermanja-manjaan dengan menggesekkan hidungnya ke kanan dan ke samping seakan Hana adalah sebuah tisu.

Hehe.

Keterlaluan kamu, Jim. Istri sendiri dikata tisu,-
-Awtor paripurna jodoh Jungkook.

"Jimin woi!".

"Hm"

"Itu bapa bersinar mau masuk kelas lu". Ucap Kai sambil menyurai rambutnya di depan cermin. "Hmm, iya."-Jimin menegapkan tubuhnya kemudian menatap Hana-"Hana, aku ke kelas dulu ya".

Perkataan Jimin hanya dibalas beberapa anggukan dari Hana--bersamaan dengan jemari lentiknya yang bergerak menyembunyikan helaian rambut yang menutupi wajahnya ke belakang telinga.

Menimbulkan efek gemas bagi Jimin, entah berapa kali dan seberapa jauh Jimin jatuh karena Hana. Entah dilapisan keberapa Hana sekarang di hati Jimin. Jemari gagah itu mengusap pucuk kepala Hana sebelum beranjak keluar dari persegi kelas.

Skip.

"Huaahh!". Lirih Hana sambil melemparkan tas serut bermotif Cooky-nya ke sembarang arah.

"Hidupin ac-nya Han, panas". Perintah Jimin bersamaan dengan mendaratnya tubuh semampai itu pada ranjang kesayangannya. Oh bukan, ranjang kesayangan mereka.

Setelah melakukan perintah Jimin, Hana mengambil ponsel sang suami pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Jimin. "Jangan meluk, panas". Ucap Jimin sambil mengusap jidat Hana yang berkeringat.

"Iya-iya, aku tau". Jawab Hana sambil menggerakkan jari putih pucat nya--membuka kancing kemeja sekolah yang dia kenakan satu persatu. "Hana..", Panggil Jimin ketika tidak sengaja melihat warna bra yang Hana kenakan.

"Hmmhh panas, Jim, panas". Sewot Hana tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel Jimin. "Iya, aku tau kok pan-nas". Ucap Jimin terbata-bata karena sesuatu yang tiba-tiba melonjak pada tubuhnya. Entah kenapa tubuh Jimin sekarang berbalik menghadap Hana--menelan salivanya dengan susah bersamaan dengan menatap wanitanya tidak kuat karena hasrat.

"Hana! Tutup baju kamu sekarang, atau aku perkosa sekarang juga!". Seru Jimin menepuk jidatnya sendiri, berbeda dengan manusia di sebelahnya. Hana kaget sekaligus bingung pun tidak tahu harus melakukan apa--lebih memilih menutup kedua asetnya yang masih terbalut bra menggunakan tangannya.

Pandangan Hana terlempar kearah suaminya yang duduk tegap dengan tangan kekarnya yang menahan dari belakang, pundaknya sampai naik-turun karena mencoba menormalkan nafasnya. Lagipun, Hana lebih memilih berkencan dengan alien berhati lembut berbadan bentol-bentol daripada bermain ranjang dengan Jimin.

AeonWhere stories live. Discover now