"Balap karung! Ya... balap motor lah, Can!"

"Iya, ntar jam sembilan udah kumpul di samping sekolah gue. Gimana?" tanya Rega menatap mereka berlima. Semuanya pun mengangguk setuju.

"Gue juga mau nantang lo," bisiknya pada Dio.

"Siapa takut." jawab Dio menantang berani.

"Gue bikin tantangan ini khusus buat ketua geng, terus lo salah satunya!" jelasnya kembali membuat Dio mengangguk paham.

"Eh, taruhannya apaan?" tanya Dio membuat Rega terdiam seketika.

"Pasti nggak ada taruhan." timpal Raya.

"Ada, tapi belum tau. Kita liat aja nanti."

"Kenapa nggak motor lo aja?" tanya Candra terkekeh pelan.

"Lo kira motor gue murahan apa?" tanyanya tak terima.

"Ya... Siapa tau."

"Pokoknya tenang aja hadiah taruhannya nggak bakal mengecewakan!" ucap Rega lalu berdiri dari kursinya.

"Gue cuma mau ngasih tau itu doang, ditunggu nanti jam sembilan!" Ia menepuk bahu Dio pelan dan pergi darisana.

"Rega bangsat! Ngasih tau balapan aja sampe nyuruh kita nunggu dua jam!" cetus Raya menatap kesal cowok tinggi kurus itu.

"Iya, mana gue udah nggak pernah pake motor lagi, kayaknya gue nggak bakal ikutan." ujar Candra sontak membuat keempat sahabatnya itu menatapnya.

"Ikut aja, Can!"

"Iya, kalem aja. Ntar gue ajarin pake motor kesayangan." tambah Azhar menepuk bahu sang sahabat.

"Masalahnya gue takut bunda marah kalo ntar pulang kemaleman." ucapnya cemas, bundanya memang sangat khawatir dengan dirinya. Maklum ia kan anak semata wayang, jadi sikap bundanya begitu posesif.

"Bilang aja mau nginep di rumah gue." sahut Dio membuat Candra menjentikkan jarinya setuju. Bundanya selalu mengizinkan ia pergi jika ada Dio bersamanya.

"Yaudah, anter gue bawa motor." ujar Candra sudah siap untuk pergi.

"Jangan bilang lo mau balap pake motor Mio?" tanya Azhar was-was karena ia belum pernah melihat Candra memakai motor besar.

"Enggak lah monyet!"

"Terus pake motor apaan?"

"Astrea." jawabnya disusul cengiran.

***

Vira sudah bersiap untuk pulang, kali ini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Tapi Gaga masih belum menjemputnya, Vira jadi khawatir jika Gaga tidak akan datang.

"Kok belum pulang, nunggu siapa?" tanya Intan yang sudah siap dengan motornya.

"Nunggu temen,"

"Temen apa temen?" goda Intan tersenyum usil.

"Temen lah!"

Out of Script [REVISI]Where stories live. Discover now