15.【Juu Go】

2.4K 174 10
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Hari Minggu. Sekarang lah saat di mana seharusnya Sakura bersiap untuk pergi bersama teman-temannya ke rumah Sasuke. Sesuai perjanjian, kelas 3-A seharusnya mengadakan belajar bersama. Sayangnya, Sakura tak bisa ikut karena saat bangun tiba-tiba ia sudah sendirian di apartemennya. Kedua kakaknya sudah pergi bekerja.

Pagi tadi, pukul enam, Sakura mendapat pesan dari Ino. Gadis berambut blonde panjang itu meminta maaf karena tidak bisa memberi Sakura tumpangan. Begitu juga dengan Temari, Tenten, dan Hinata yang meminta maaf kepada Sakura. Jujur saja, ia kesal dengan hal itu. Padahal dia juga ingin ikut bersama mereka. Sakura akhirnya memilih menonton televisi di ruang tengah apartemen.

Ponsel Sakura berdering. Ketika ia melihat siapa yang memanggilnya, ia berdecak kesal. Itu pasti Ino yang akan meminta maaf lagi. Dengan malas, Sakura akhirnya mengangkat panggilan itu.

"Moshi-moshi, Ino," jawab Sakura malas.

"Bersiaplah, sepuluh menit lagi aku ke tempatmu." Sakura tersentak. Itu bukan suara Ino.

"Jangan lupa bawa buku catatan kosong! Karena saat kau tidak datang ke sekolah, kita mendapat hukuman mencatat!" teriak seseorang dari sambungan telepon itu, membuat Sakura refleks menjauhkan ponselnya dari telinga.

Sakura terdiam. Ia masih belum percaya dengan pendengarannya. Benarkah?

"Sakura!" suara Ino terdengar lagi, lebih keras dari teriakan tadi.

"Eh? Nani?" sahut Sakura.

"Sudah sana bersiap! Cepat atau aku akan marah, jidat lebar!" gertak Ino.

Sakura menghela napas. "Baiklah, jelek!"

Tut ... tut ... tut ....

Sakura diam sesaat. Sepuluh menit ya? Ekspresi Sakura berubah. Gawat! Apa-apaan temannya itu?! Memberikannya waktu hanya sepuluh menit untuk bersiap? Sakura bahkan belum mandi. Akhirnya, buru-buru gadis merah muda itu menuju kamar mandi.

Usai mandi, Sakura langsung berganti pakaian. Gadis itu semalam sudah menyiapkan buku-bukunya. Kini, ia tengah memoles dirinya dengan bedak tipis, dan menyisir rambutnya. Sakura tak pernah memberi lipstik pada bibirnya. Tiba-tiba, ia teringat ucapan Sasuke.

"Kau sudah menanyakan kebenarannya?"

"Harusnya kau tanyakan langsung pada Sasori. Kau akan dibodohi oleh dirimu sendiri jika tak tahu yang sebenarnya terjadi."

Dering ponsel Sakura membuat gadis itu terperanjat. Belum sempat mengangkat, panggilan masuk itu terhenti. Sakura mendapat notifikasi pesan. Itu dari Sasuke. Di sana, tertulis bahwa Sakura harus segera keluar apartemennya. Sakura sumringah saat menyadari bahwa Sasuke memang menjemputnya. Ia segera meraih tasnya, lantas bergegas turun dari apartemen.

Sakura sampai di parkiran setengah menit kemudian. Ia mengamati sekeliling. Tak ada Sasuke di sana. Tapi, Sakura melihat mobil Sasuke terparkir di tepi jalan di depan apartemen mewah itu. Sakura terdiam. Wajahnya tampak sedikit sedih.

"Mencari siapa?"

Emerald gadis itu membulat. Ia tersenyum lantas membalikkan raganya.

"Sasuke-kun!"

Sasuke terpaku. Gadis yang beberapa hari belum ia lihat itu sedikit berbeda dengan polesan tipis di wajahnya. Jujur saja, Sasuke pangling kala ia mendapati Sakura memoles seperti itu. Namun, kekecewaan perlahan menyembul di hatinya. Pemuda itu menghela napas.

Stay With Yourself ✔Where stories live. Discover now