8.【Hachi】

2.6K 222 28
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
.
.

Sakura mengerjapkan matanya. Cahaya mentari yang menerobos melalui tirai jendelanya membuat wajahnya terasa hangat. Gadis itu lupa menutup jendela dengan rapat. Alhasil, sinar matahari itu serta hawa yang dingin di pagi hari membangunkannya dari alam mimpi.

Gadis itu lantas turun dari ranjangnya. Membuka pintu, Sakura hendak menuju ke kamar mandi. Tepat saat ia berbelok ke arah kiri, Sakura terpaku.

"Ah! Ohayou, Sakura," suara seorang laki-laki yang Sakura lihat itu terlihat tenang.

"Kyaaaaa!!" Sakura menjerit. Ia menutup kedua matanya dengan telapak tangan. "Gaara-kun! Kenapa kau ada di sini?" tanya Sakura, masih menutup mata.

"Eh? Ada yang salah denganku?"

Laki-laki itu, Gaara, lantas memeriksa dirinya. Meraba wajah tampannya, mencari sesuatu yang barangkali aneh.

"Baka! Kenapa kau hanya memakai handuk seperti itu?!" Sakura membalikkan badannya.

Gaara menatap datar kepada Sakura, yang tentu saja gadis itu tak bisa melihatnya. Memang, Gaara hanya memakan handuk yang menutup pusarnya hingga lututnya. Memperlihatkan dada bidangnya, yang tentu saja sebuah pemandangan yang tabu bagi Sakura.

"Sudah cepatlah memakai pakaian!" perintah Sakura yang tak tahan dengan suasana itu.

Pintu kamar Sasori terbuka. Sakura yang kebetulan berdiri di dekat pintu itu lantas membuka matanya.

"Ohayou," sapa Sasori pada Gaara maupun Sakura.

"Aa. Ohayou," sahut Gaara lantas berjalan melewat Sakura dan Sasori. Ia menuju ke kamar yang semalam ia gunakan.

"Sakura, cepat mandi! Kita kesiangan hari ini," Sasori memakai jam tangannya.

Sakura menatap sang kakak. Dengan setelah kemeja dan jas yang sudah rapi di tubuh Sasori, Sakura berpikir untuk membiarkan Sasori berangkat ke kantor terlebih dahulu dan membiarkannya berangkat ke sekolah sendiri.

"Kau duluan saja. Aku bisa berangkat sendiri," jawabnya kemudian. Sasori menoleh cepat menatap Sakura dengan tegas.

"Tidak! Aku harus mengantarkanmu!"

"Onii-san, untuk kali ini saja aku ingin berangkat sendirian," pinta Sakura tetap pada keinginannya.

"Sakura!" Sasori meninggikan suaranya. Sakura terdiam seketika.

Gadis bermata hijau itu tak lagi menjawab. Ia memilih untuk pergi dari hadapan Sasori. Segera mandi tanpa merasa sedang ditunggu. Bahkan, Sakura berharap agar sang kakak berangkat terlebih dahulu.

"Dia aneh," gumam Sasori. Ia merogoh sakunya, mengambil ponsel.

"Moshi-moshi¹, Itachi," Sasori menghubungi Itachi melalui telepon pribadi mereka.

Di rumahnya, Itachi sedang berdiri di dekat kolam ikan berukuran kecil di samping rumahnya. Ia tengah memberi makan ikan-ikan itu. Satu tangannya memegang ponselnya.

"Ada perlu apa kau menghubungiku pagi-pagi begini?" tanyanya kepada Sasori yang menghubunginya.

"Kurasa, aku perlu menceritakan sesuatu. Sakura tiba-tiba saja bersikap lebih dingin kepadaku," ujar Sasori di seberang sana.

Itachi mendengar nada Sasori tampak mengkhawatirkan sesuatu. Sasori bahkan mengatakan hal itu dengan suara pelan.

"Datanglah ke rumahku. Akan kukirim alamat rumahku setelah ini," ucap Itachi.

Stay With Yourself ✔Where stories live. Discover now