Untitled Part 41

2.5K 299 37
                                    

H-2, sebelum akhirnya Safira pergi dari rumahnya, dan pindah ke Jakarta.

Kemarin wacananya kan Safira ditawari tinggal di rumah Azio, tetapi ternyata oleh kantor sudah disediakan satu apartemen, dan Safira tinggal pindah saja ke sana. Namun Safira belum bilang Azio, terutama karena kemarin sempat berantem, walaupun sekarang sudah mulai dari 0.

Mulai dari 0 pun menurut Safira itu bukan memulai sebuah hubungan baru yang "hai, kita sudah pacaran, atau ada hubungan resmi" tetapi lebih kepada mereka memulai pertemanan mereka dari 0, yang memungkinkan bisa ada hubungan lebih dari sana. Karena sebelumnya kan, Safira insecure dan Azio yang marah, jadi hubungan itu di mulai lagi dari 0, tanpa marahan.

Safira sendiri sekarang sedang mempersiapkan sarapan, yang akan di makan bersama dengan Azio. Iya. Kalian semua tidak salah baca. Safira memang berniat mengunjungi Azio di pagi hari ini, membawakan sarapan, berupa nasi goreng, mendoan dan telur dadar yang akan di makan bersama di sana.

Tujuan dari kunjungan ini, selain untuk memberitahukan dia tidak tinggal di rumah Azio, juga untuk membahas kejadian semalam.

Jadi semalam itu, ada pesan dari Azio yang bertuliskan seperti ini "Itu pacarmu ya?" Safira sempat membaca tulisan itu, sebelum akhirnya terhapus dan terganti dengan "jangan tidur malam-malam,"

So sweet, tapi kata-kata pertama itu membuat Safira tersenyum.

Sebelumnya Safira sempat bertanya ke Azio, apakah dia sudah bangun? karena dia mau membawakan makanan ke Azio. Dalam waktu singkat pesan itu di balas, sehingga Safira sedang mempersiapkan sarapan untuk di bawa.

Satu ketukan dipintu, segera dibuka oleh Azio yang sudah berpakaian lengkap. Baju kebangsaan kontraktor miliknya, kalau kata Adimas.

"Harusnya jangan repot-repot." Ucap Azio seraya mengambil nampan yang dipegang Safira. "Kan aku bisa ke sana." lanjutnya.

Safira menggeleng, "Pengen tahu aja rumahnya mas Azio kayak gimana."

Azio tertawa. "Ya sama aja kayak rumah kamu, tapi lebih rapi soalnya tidak ada kardus-kardus."

Safira ikut tertawa juga, "Iya nih. Ntar aku mau ngirim barangnya pakai kereta aja, biar murah."

"Jadinya gimana? Jadi tinggal di rumahku atau?"

"Itu benernya yang mau aku bicarain, tapi sambil sarapan yuk."

Jadilah kini mereka duduk berdua, dengan dua piring yang memang dibawa Safira. Setelah dua suap, Safira menatap Azio yang juga menatapnya. Sepertinya menunggu arah pembicaraan.

"Hm, aku di kasih apartemen sama kantor." Kata Safira. Azio hanya memperhatikan hingga, Safira melanjutkan pembicaraan. "Jadi kayaknya nggak bisa tinggal di rumah mas Azio. Lagipula aku nggak enak ngerepotin. Dari kemarin tinggal di rumah mas Azio terus. Aku tahu kalau mamanya mas nggak nganggep aku ngerepotin, tapi akunya yang merasa merepotkan."

"Oke" jawab Azio lalu menyuapkan makanan yang ada di piringnya ke mulutnya untuk ke sekian kali.

"Nggak marah?" Tanya Safira heran, biasanya kan Azio bisa sumbu pendek juga. Terutama akhir-akhir ini.

"Ya kan kamu udah di kasih apartemen masa aku marah?" Jawab Azio. Tangannya sibuk bertempur untuk memotong tempe mendoan yang ada di piring miliknya. "Apartemennya di mana?"

"Kalibata city."

Barulah di sana Azio menghentikan pertempurannya dengan tempe mendoan. "Kamu udah tahu tempatnya?"

Safira mengangguk "udah dikasih lihat apartemennya sih sama pegawai sana. Maksudku apartemennya kayak gimana. Aku sih cuman lihat di google sama map aja, kayak kalibata city tuh di mana."

Perumahan Bahagia ✓Where stories live. Discover now