Untitled Part 5

2.8K 482 146
                                    

Minggu pagi,  sekitar habis subuh pintu rumah Sherina diketuk.  Kalau adat Jawa sih,  harusnya jangan dibuka.  Ada sihirnya katanya. 

Hanya saja,  Sherina tahu siapa yang mengetuk pintu rumahnya,  jadi dia segera membukanya lebar.  "Pagi bener,  Mas?" ucapan pertama Sherina saat melihat senyuman khas menatap mukanya saat membuka pintu.

"Sekalian olahraga.  ini Riel sama Dimas mau ikutan juga."

Sherina bisa melihat cengiran khas Dimas,  dari balik pintu. "Kalau aku sendiri perempuan,  aku kalah dong.  Ajakin Adek juga dong."

"Motornya nggak ada kalau ajakin Adek juga." kata Oriel sambil mengacungkan kunci motor yang nampaknya miliknya itu. Matanya juga secara tidak langsung mengarahkan bahwa ada Dimas,  sehingga pasti Adek tidak mau ikut. 

Jadi begini ceritanya.  Semalam setelah berangkat makan di tempat yang berbeda, yaitu Nasi Ayam Pak No.  Si adek berdeklarasi.  "Mulai sekarang aku nggak suka lagi sama Mas Adimas." begitu yang tentu saja menimbulkan gelak tawa yang ada di sana. 

Sherina btw nggak jadi makan bakso.  Dia udah kenyang,  jadi lebih memilih duduk cantik diantara tetangganya itu. Terus bahas yang lain-lain sebelum akhirnya pulang.

"Alah,  Mas Riel.  Gitu aja loh. Tinggal keluarin motornya Dimas,  kan gampang." kata Sherina.  "Bentar ya Mas Tama aku ambil sepatu dulu."

Iya,  yang ngajakin dia keluar hari ini itu Tama.

Jadi semalam setelah ditinggal para penghuni, karena dia harus bekerja di kafe, Tama mengirim pesan singkat kepada Sherina mengenai ajakan mencari sarapan di car free day yang berada di jalan Ijen.

Sherina yang belajar dari kesalahan kemarin yang nungguin Tira,  akhirnya dia mengiyakan.  Sudah lama juga dia tidak ke car free day, lumayan sekalian jalan-jalan pagi. 

Menghela napas setelah ditinggal Sherina masuk ke dalam rumah.  Oriel akhirnya berjalan ke arah rumah Adelia yang berada di sebrang rumah Sherina.  Ketukan pelan di keluarkan hingga lima kali,  sampai akhirnya Adelia membuka pintu.  "Adek kira siapa, kenapa mas riel?"

"Car free day yuk.  Sama Sherin juga--"

Tidak perlu menyelesaikan ucapannya,  Adelia tahu siapa yang di ajak. Adimas tersenyum kepadanya,  begitu pula dengan Tama yang melambaikan tangan.

"Nggak." lalu pintu di tutup secara dramatis oleh Adelia. 

Oriel yang tidak salah apa-apa jadi kena imbasnya kan? Mana nggak pake tendeng aling,  langsung bilang nggak terus ditutup gitu aja. 

Untung Oriel orangnya sabar, dan paham kenapa Adelia melakukan itu. Patah hatinya orang yang kasmaran apalagi baru H+1 itu emang sakit banget.

Oriel sekali lagi mengetuk pintu rumah Adelia. "Dek, ini penting buka pintunya."

Dan tidak pakai satu detik, pintu dibuka. Sepertinya Adelia masih berdiri dekat pintu.

Oriel kemudian berbisik "ini bisa jadi cara kamu buat bilang ke yang di ajak kencan semalam, kalau mereka itu nggak ekslusif.  Udah ikut aja sama kita.  Ntar kamu bisa dapat perlakuan kelas VIP."

"Apa sih mas." protes Adelia,  hampir menutup pintu sekali lagi. 

"Bisa goncengan sama Dimas,  bisa lari pagi sama Dimas,  bisa makan sama Dimas.  Kapan lagi kan?  Udah sebelum sepenuhnya move on,  manfaatkan saja kesempatan yang ada."

Adelia menghela napas.  "Terakhir ya."

Oriel lalu mengangguk.

"Oke bentar."

Perumahan Bahagia ✓Where stories live. Discover now