Untitled Part 28

2K 390 44
                                    

Saat membuka matanya,  Adelia harus berusaha menyesuaikan matanya.  Ruangan ini gelap,  padahal Adelia tidak bisa tidur di ruangan gelap.  Di atas langit-langit kamar miliknya seharusnya memiliki tempelan bulan bintang yang bisa menyala, tapi di ruangan ini tidak seperti itu. Sudah pasti ini bukan kamarnya.

Setelah matanya menyesuaikan dengan ruangan, dia baru sadar ini kamar siapa. Kamar cadangan Randi dan Aileen. Di pojok ruangan ada komputer beserta kursi.

Tapi....

Pertanyaannya,  kok bisa dia ada di sini? 

Ada 4 kemungkinan

1. Dia ngelindur dan masuk sendiri
2. Mas Randi gendong dia masuk rumah
3. Semua bergotong royong mengangkat dirinya masuk kamar ini
Dan terakhir,
4. Dimas yang menggendongnya. 

Membayangkan Dimas menggendongnya ke kamar ini, membuat muka Adelia mengeluarkan semburat merah di pipinya.

"Aduh Adelia, pagi-pagi." Ucap Adelia sambil menangkup pipinya dengan kedua pipinya.

Ia merapikan rambutnya dengan tangannya, membersihkan kedua pojok matanya barangkali ada kotoran di matanya, kemudian meraba pipinya untuk memastikan tidak ada air liur sebelum akhirnya berdiri dari kasur.

Ia tidak lupa merapikan kasur yang digunakan untuk tidur, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan ruangan.

"Pagi Adek," Suara Randi membuat Adelia menoleh. Randi sedang duduk di sofa ruang tamu seraya meminum sesuatu dari cangkirnya.

Ini merupakan pemandangan pagi yang Adelia belum pernah lihat sebelumnya. Ia tidak tahu ada kesan klasik bapak-bapak dari Randi kalau pagi hari seperti ini. Apa Aileen sedang memasak di dapur?

"Kamu mau sarapan, Dek? Tuh tadi aku masak nasi goreng."

Hening.

Mas Randi masak Nasi goreng? Dia pikir tugas memasak itu hanya milik Aileen.

"Mana mbak Aileen?"

"Siap-siap ke kantor, kamu kuliah jam berapa?"

Adelia menoleh ke arah jam dinding rumah Randi dan Aileen. Waktu menunjukkan pukul 6.30. "Jam 8. Ini nggak beracun kan nasi gorengnya?"

Wajah Randi yang awalnya klasik, kini berubah kocak. Sedikit raut tidak percaya dengan alis yang naik sebelah. Tanda tidak terima bahwa nasi goreng buatannya dibilang beracun.

"Udah bangun dek?" Suara Aileen mengagetkan Adelia yang kini berjalan menuju meja makan. Aileen sendiri sudah berpakaian rapi dengan make up yang menempel sempurna di wajahnya. Mungkin karena Aileen adalah seorang pegawai bank. Namun, Safira tidak seperti Aileen kok kalau berangkat kerja. Apa bank swasta dengan bank milik negara memiliki peraturan yang berbeda?? "Di makan dulu nasi gorengnya, baru nanti pulang ya." Ucap Aileen sekali lagi, sebelum melenggang pergi ke arah dapur. "Mas, kamu cepet ganti baju. Biar langsung berangkat."

Randi menghela napas sejenak. Kemudian memantapkan dirinya untuk bangun dari duduknya. "Aku merasa liburan kita kurang, Yang. Cuti aja apa ya?"

Adelia yang kini sudah duduk di meja makan, seraya mengambil nasi goreng buatan Randi, hanya melihat dan mendengarkan percakapan pasutri tersebut.

"Kalau cuti sekarang, kita nggak jadi honeymoon season dua dong?" Kata Aileen, yang membuat Adelia menaikkan alis.

"Iya deh." Lalu Randi berjalan menuju kamarnya. Sebelum masuk kamarnya, Randi berhenti sejenak sambil berkata.  "Kerja. Habis makan langsung cuci piring.  Jangan ditinggalin di tempat cuci.  Diberesin juga meja makannya."

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang