12. video

318 62 8
                                    

⭐⭐⭐

Dua bulan sejak tolakan Kian yang begitu keras ke Nina, ia tak lagi melihat gadis itu. Ucapan syukur dipanjatkannya, akhirnya Tuhan mendengar doanya. Kini perasaan tenang dan damai kembali lagi. Hubungannya dan Indira pun berjalan seperti biasa. Meski ada cekcok saat Kian bercerita, namun apa yang dikatakan Indira memang benar adanya.

Dirinya kadang merasa bersyukur memiliki Indira. Gadis itu bukan tipe yang akan marah-marah apabila ada sesuatu yang gak sesuai harapannya. Indira akan berbicara dengan nada biasa saja dan sesuai apa yang ada di hatinya. Walaupun Kian tau, Indira juga di beberapa kesempatan udah geram banget sama Kian. Tetapi gadis itu tetap mengontrol emosinya untuk tidak meledak-ledak.

Tapi, kedataran sikap Indira itulah yang membuat Kian takut. Kian takut kalau rasa kesal yang ia buat tertumpuk sehingga menjadi besar dan mengganggu hubungannya dengan Indira.

------

Indira sebetulnya agak yaaa bilang aja khawatir terhadap Kian. Perempuan mana sih yang biasa aja saat tau pacarnya ada yang terang-terangan ngajak jalan? Bukan Indira sepertinya. Meski memiliki sifat yang kadang cuek banget, tapi kalau menyangkut hal seperti ini Indira, tidak bisa diam saja.

Sebelumnya Indira bertanya mengenai Nina ke Asya, yang satu fakultas sama Nina. Pemudi itu berkata kalau Nina adik tingkatnya, sama-sama di jurusan Sastra Inggris. Indira hanya manggut-manggut mendengar jawaban Asya.

"Nina tuh emang orangnya, maaf nih maaf, rada gatel Ra" Asya mengupas sifat yang dimiliki Nina. Asya tahu beberapa sifat Nina karena emang dulu waktu SMA, Nina juga adik kelasnya.

"Nanti aja gibahnya, Sya. Ini dilanjutin dulu" Indira memotong percakapan yang hendak melaju ke ranah gibah. Bukannya Indira perempuan suci yang gak pernah gibah, tapi untuk saat itu tugas organisasinya lebih penting yaitu membuat laporan kegiatan festival musik yang digelar beberapa waktu kebelakang.

-----

Minggu pagi Kian dikejutkan dengan ketukan pintu kamar kosnya. Ketukan yang cepat, tepat, dan bertubi-tubi mengenai pintu kamar. Kian dengan separuh nyawa membuka pintu dan mendapati Bayu dengan wajah yang tegang dan khawatir di hadapannya.

"Nina bikin ulah"

Kian tidak langsung mengembalikan nyawanya. Apa urusannya Kian dengan Nina.

"Dia bikin video masturbasi dan nyebut-nyebut nama lo"

Kini mata Kian membulat dengan sempurna. Jantungnya berdetak dengan cepat. Khawatir dengan apa yang selanjutnya akan terjadi.

"Gue ada videonya, dapet dari anak-anak FIB"

Bayu segera mengambil duduk di ranjang Kian. Hp nya telah ditangan. Ia berniat memberikan hp itu untuk Kian tonton sendiri videonya.

"Gak, gue dengerin suaranya aja" Kian menolak menonton video yang dibuat Nina.

Bayu mendekatkan speaker hpnya ke telinga Kian. Mulai terdengar suara desahan Nina. Di pertengahan video, Nina beberapa kali mendesah sambil menyebut nama Kian. Nina juga berucap kata "kak, aku pengen lagi" seolah-olah Kian pernah menyentuh dirinya.

Kian frustasi.

Begini banget cobaan dari Yang Maha Esa.

"Gila emang si uget-uget" Bayu berkomentar setelah video dengan durasi tiga menit itu berakhir.

Tanpa ba bi bu lagi, Kian menelpon Indira. Kian yakin Indira sudah tau perihal video tersebut, mengingat Asya adalah anak FIB.

"Assalamualaikum, Indira"

civilian (discontinue)Where stories live. Discover now