Not my marriage (8)

478 15 0
                                    

.
.
.
  Aliana tengah duduk diatas ranjang yang berukuran queen size ,kemudian melirik jam yang berada di dinding kamarnya. Ia berdiri dan melangkah keluar ketika ia ingat dengan ucapan arka tentang barang-barangnya.

'Ish kenapa dia begitu menyebalkan' batin aliana yang sedang melangkah pergi ke kamar arkana.

Setibanya didepan pintu segera ia membuka pintu,ketika pintu terbuka ia diam sebentar mengamati kamar yang terlihat rapih ,tidak terlalu banyak barang. Aliana masuk ke dalam kamar tnpa menunggu lama ia langsung menghampiri barangnya yang masih berada didalam koper . setelah ia masuk lebih dalam, Harum maskulin yang menenangkan khas pria mulai menyeruak kedalam indera penciumannya. Aliana pun mengerjapkan matanya berkali-kali lalu mengusap dadanya pelan ,mengatur nafas , lalu langsung membawa barang tersebut ke kamar miliknya.

 Aliana pun mengerjapkan matanya berkali-kali lalu mengusap dadanya pelan ,mengatur nafas , lalu langsung membawa barang tersebut ke kamar miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


........
Ting tong ..  bel rumah pun berbunyi.

  "Bi tolong buatkan saya teh!" titahnya pada wanita paruh baya yang sudah bekerja kurang lebih 5 tahun.
"Baik tuan muda"

_____-------_____

Seketika itu arkana langsung masuk kedalam kamarnya ,badannya sangat lengket karena diluar cuaca sedang panas.
Pukul 17.01...
Setelah selesai mandi arkana melirik ketempat dimana terakhir kali ia menyimpan barang gadis yang ada dirumahnya. Disana sudah tidak ada satupun barang . ia berjalan keluar kamar dan tidak sengaja ia berpapasan langsung dengan aliana. tanpa peduli ia terus melangkah kebalkon untuk menghirup udara segar

'Ish pria dingin'-gerutu aliana dalam hati ketika mendapatkan tatapan tajam dan dingin dari arkana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Ish pria dingin'-gerutu aliana dalam hati ketika mendapatkan tatapan tajam dan dingin dari arkana.

Tak lama bi ineum datang dengan baki ,diatasnya terdapat teh yang masih hangat.

"Bi apa itu untuk tuan?" tanyanya.

"Iya nyonya,"

"Oh baiklah."

Sebelum bi ineum menjawab terdengar teriakan seorang anak kecil.

"Ibuuuuuuuu... Hiksss"

Bi ineum dan aliana menoleh kesumber suara .terlihat seorang anak laki-laki sedang menangis terdapat luka di tangan dan kakinya .

"Ndukk kamu kenpa?kenpa tangan kakimu berdarah?" tanya bi ineum dengan raut wajah khawatir

Aliana yang mengerti langsung mengambil baki yang ada di tangan bi ineum .

"Eh nyonyaa."

"Udah bi biar saya saja yang antar,obati dulu lukanya kalau dibiarkan nanti infeksi ksihan,"

"Tapi nyonyaa-"

"Udah bi gapapa,"

"Terima kasih nyonya,saya permisi"

Gugup yang sedang dirasakan aliana ,ketika sampai dibalkon ia mendapati pemandangan yang indah dan tampan . arkana sedang bersandar dengan memejamkan mata di kursi santai balkon . tanpa bersuara aliana meletakan teh di meja yang berada tepat disamping arkana.

",Ehmm" aliana terlonjak kaget ketika arkana mendehem tepat ketika ia menyimpan cangkir alhasil cangkirnya tumpah dan percikan tehnya mengenai celana putih polos arkana.

Arkana yang merasakan panas pada kakinya langsung berdiri menatap tajam ke arah aliana.

",apa yang kau lakukan!" bentak arkana
"Eumm..anu..aa..ku hanyaa..menyimpan..tt..teh,"
"Aku tidak menyuruhmu membawakan teh untukku,"
"tadi bi ineum-"
"Jangan kau pikir aku membiarkanmu tinggal disini ,kau bisa melakukan apapun sesuka hatimu!"
"Maafkan aku ,aku hanyaaa-"
"Kau sangat tidak berguna!"

Arkana masuk kedalam rumah tnpa menghiraukan gadis yang sedang berdiri didepannya. wajahnya menunduk. Tanpa sadar aliana menitikan air mata ,ia berjongkok untuk membersihkan pecahan cangkir dan mengelap air teh yang berserakan. Ia terus menyeka air mata yang mulai mengalir deras dipipinya .

Beberapa menit kemudian terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari dalam rumah.

"Nyonyaa ,ada apa?" tanya bi ineum khawatir sambil menbantu aliana membereskan kekacauan di balkon.
"Nyonya maafkan saya."

"Tidak bi ini bukan kesalahan bibi aku yang tidak hati-hati,"

"Nyonya pasti dimarahi,"

"Tidak bi." aliana menghapus air matanya dan tersenyum ke arah biinem yang sangat terlihat khawatir.

"Bibi jangan khawatir ,bagaimana keadaan anak kecil tadi ,apa dia anakmu?,"

"Ah iya dia baik baik saja ,nyonya dia anak adik saya ,tapi adik saya sudah meninggal ,jadi saya mengangkat dia sebagai anak saya."

"Eum begitu ya,"

"Iya nyonya ,nyonya istirahat saja biar saya yang membereskan ini ,nanti kalau tuan muda lihat kita bisa kena marah lagi."

"Baiklah bi,"

Aliana tersenyum kemudiam beranjak masuk kedalam rumah.

Not my marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang