16

41.1K 982 64
                                    

Alvito mengecup bibir Mischa cepat sebelum berangkat ke kantor. Mischa baru saja selesai mandi.

"Vitamin abang," bisiknya. Mischa kuliah jam 10 jadi Alvito tidak bisa mengantar.

Alvito dan Mischa berjalan ke meja makan. Mama dan papa mereka telah duduk di sana. Satu bulan berlalu sejak kepulangan mereka dari Banjarmasin, Alvito dan Mischa semakin dekat dan intim.

"Alvito duluan, ma." Alvito berpamitan.

"Nggak sarapan dulu?" tanya Arisa.

"Nanti saja di kantor," sahutnya.

Mischa mengolesi roti tawar dengan selai dan memberikan pada Bastian, papanya yang sedang membaca berita melalui smartphone. Mischa mengolesi selai lagi untuk dirinya.

"Bi Teti," panggil Arisa."Besok malam ada tamu yang mau datang, jadi paginya belanja di daftar ini ya."

"Baik, bu," sahut Bibi Teti.

"Siapa, ma?" tanya Mischa.

"Teman lama mama, eh dia punya anak gadis seumuran Alvito. Mama mau jodohkan, siapa tau cocok."

Mischa terkesiap. "Ngapain sih mama jodoh-jodohin Bang Alvito?"
Mischa meletakkan roti tawarnya dengan segera.

"Kenapa memangnya? Anak temen mama mantan finalis ajang putri-putrian lho."

"Mischa nggak setuju."

Perhatian Bastian teralihkan pada percakapan itu.

"Astaga Mischa, mama udah bilang jangan terlalu bergantung sama Alvito. Memang Mischa mau Bang Alvito nggak nikah-nikah?"

"Jangan jodohin Bang Alvito, mama." Suara Mischa bergetar, air matanya mengalir. Dia sendiri tidak tau kenapa begitu, hatinya seketika merasa pedih dan sesak.

"Mischa?" Bastian menatap pias ke arahnya. Sedangkan Arisa terlihat kaget

"Aa..Mischa...Mischa capek semalam begadang." Mischa dengan cepat beranjak dari kursinya, ahhh....

"Mischaaaa!!!!" Arisa berteriak, Mischa terhuyung dan jatuh.

🌿

Rika memasuki rumah keluarga Randama dengan wajah pucat, tadi pagi dia mengambil sample darah Mischa untuk diperiksa.

"Sudah, ma, paling hanya kecapean." Bastian menenangkan Arisa. Arisa membelai rambut putrinya yang tertidur pulas. "Ayo kita keluar, Rika sudah kembali."

Mereka melihat Rika sedang mondar mandir. Arisa mendadak cemas.

"Ada apa Rika?"

"Kakak dan abang jangan kaget." Rika tercekat memandangi wajah Arisa dan Bastian.

"Jangan membuat cemas Rika, Mischa sakit apa?"

"Mischa hamil," jawab Rika tertahan.

Arisa menutup mulutnya dengan kedua tangan berjalan mundur terhuyung dan menjatuhkan diri ke sofa sedangkan Bastian, perasaannya tidak enak. Apa benar pemikirannya selama ini?

"Nggak mungkin Rika!" Arisa berteriak.

"Itu pemeriksaan darah kak, hasilnya akurat," jelas Rika lagi

"M-Mischa bahkan tidak memiliki kekasih. Siapa? A-aku harus bertanya pada Mischa."

Bastian menahan tubuh Arisa, "Sabar ma, kita dinginkan dulu kepala kita, bisa-bisa nanti Mischa shock."

"Aa-apa Mischa mengalami pelecehan seksual?" tanya Arisa dengan tubuh bergetar. "Mischa bukan gadis nakal, pa, dia tidak mungkin melakukan itu." Arisa terisak.

Behind Your Smiles (END)Where stories live. Discover now