11

46K 910 13
                                    

Mischa berbaring dengan lesu, sepulang dari kampus dia tidur-tiduran saja di sofa depan televisi. Arisa yang melihat tingkah laku Mischa mendekat.

"Kenapa lesu sekali sih?" tanya Arisa.

"Bosen nggak ada Bang Alv," kata Mischa. Arisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Mischa.

"Baru juga dua hari, kemarin-kemarin Alv pergi lama nggak gini-gini banget," kata Arisa lagi.

Mischa merenung, dulu juga kangen, tapi sekarang? Mischa ingin memeluk dan mencium Alvito terus. Rasanya ingin bersama Alvito terus. Mischa ingin bersamanya setiap detik.

"Sayang, kamu jangan kelewat manja ih sama abangmu itu," kata Arisa. Arisa mengupas mangga sambil menghidupkan televisi menonton berita.

"Mischa nggak manja, Ma," sahut Mischa.

"Memang, tapi sama Alvito kamu manjaaaa sekaliii. Nanti gimana kalau kamu atau abangmu itu menikah? Jangan bergantung terus dengan dia."

"Ma seandainya ...." Bang Alv menikah? Harusnya itu dengan dirinya. Apa orang tua mereka setuju.

"Apa?" tanya Arisa.

"Nggak jadi deh." Hampir saja Mischa keceplosan menanyakan bagaimana seandainya dia yang menikah dengan Alvito? Mischa biasanya selalu terbuka pada mamanya, tapi kali ini dia bungkam.

"Nggak jadi deh."

"Apa sih? Mama jadi penasaran."

"Nggak ada hehe ...." Mischa cengegesan.

"Oh iya, kemarin mama ketemu sama mamanya Lando di nikahan klien papa." Arisa tersenyum penuh arti.

"Em---trus." Mischa berkata datar.

"Dia nanyain Mischa, terus dia bilang mama sama papa calon besannya." Arisa tertawa.

"Ih apa, sih. Mischa nggak suka sama Lando."

"Kenapa? Lando kan ganteng, baik. Keluarganya juga baik."

"Kalau nggak suka mana bisa dipaksa," sahut Mischa. Itu benar, ketika terjadi peristiwa antara dirinya dan Alvito, Mischa pernah berusaha untuk mencoba menyukai lelaki lain. Tapi nyatanya, nihil. Dia malah terperosok semakin dalam pada jeratan Alvito.

"Mama bingung deh, waktu SMA, banyak teman cowok Mischa yang main ke sini. Sekarang udah nggak ada." Arisa kadang khawatir kalau Mischa selalu bergantung pada Alvito.

"Habis mereka suka modus, pura-pura mau temenan eh pada nembak semua. Kalau ditolak, marah-marah ngatain Mischa kasih harapan palsu." Padahal dia hanya berusaha bersikap baik pada semua orang.

Arisa tertawa, "Tapi Lando masih bertahan, ya. Memang Mischa nggak ada gebetan apa di kampus?"

"Nggak ada."

"Masa iya, nggak ada suka sama seseorang?" Arisa dan Mischa sering sekali membahas soal ini, hanya saja sekarang, Mischa merasa sedikit ragu membicarakannya.

"Ada dong," jawabnya cepat, seketika menyesali kata-katanya. Bagaimana kalau mama menginterogasinya?

"Oh ya, siapa? Kenalin mama sih. Ajak ke sini."

Tuh kan. Mama langsung mencecarnya dengan pertanyaan. "Nggak ah."

"Kenapa malah gitu? Gimana orangnya? Ganteng?"

"Ganteng banget." Mischa membayangkan sosok Alvito dengan senyum yang khas menggoda, membuatnya berdebar.

Arisa tertawa, pipi Mischa mulai memerah.

"Terus ceritain sama mamalah."

"Mm ... ganteng, badannya bagus, rajin olahraga, penyayang, perhatian ...," Mesum. Yang terakhir tidak Mischa sebutkan.

Behind Your Smiles (END)Where stories live. Discover now