22. BRANDON DANDOVAN

Start from the beginning
                                    

"Nggak usah sok tau. Urusin pacar lo aja sana!"

"Aku tekanin ya, Catra tuh cuma mainan Aku Zo. Aku nggak cinta sama dia, aku tuh cintanya Cuma sama kamu dari dulu. Kamu aja yang sok jual mahal. Padahal juga suka, kan?"

Elzo tertawa. Menertawan kebodohan Katrina yang tidak tahu kalau ada Catra di belakangnya sedari tadi. Mulut Catra sudah gatal untuk mengeluarkan suara tapi ia masih saja diam menyaksikan. Ia ingin tahu apa yang akan keluar dari mulut Katrina selanjutnya.

Sepertinya Elzo ingin bermain-main sebentar dengan dua sejoli ini.

"Kalo lo cinta sama gue kenapa pacaran sama Catra?"

"Iiihh kamu tuh nyebelin ya! Dulu aku udah mati-matian ngejar kamu. Tapi, kamu?" Katrina menatap Elzo marah, "dan soal Catra? Kan dia yang nembak aku. Yang ngejar-ngejar aku. Ya aku terimalah. Lumayan kan, buat dijadiin pajangan."

"Gila, Murahan banget sih lo. Apa segitu nggak lakunya ya?" ucap Elzo lalu tertawa sinis. Benci sekali dengan nenek lampir satu ini.

"Kok kamu ngomongnya gitu sih, Zo?" balas Katrina dengan muka sedih tapi diacuhkan Elzo.

Elzo menatap kasihan ke arah Catra sambil menyinggungkan senyum.

"Hai, Cat?" Elzo menyapa Catra yang sontak membuat Katrina diam di tempat, Katrina melotot ke arah Elzo sebelum menoleh ke belakang.

"Ca-Catra? Sejak kapan kamu di situ?" Katrina gelagapan, "ak-aku bisa jelasin Cat. Ak-"

"Lo nggak punya pikiran ya? Lo kira hati orang itu mainan?"

Elzo yang menyaksikan Catra seperti itu merasa iba. Ternyata Catra benar-benar mencintai Katrina. Tapi baguslah, sekarang Catra tahu bagaimana Katrina yang sebenarnya.

"Catra.. Aku udah mulai suka sama kamu Cat. Kita-"

"Kita putus." ucap Catra dingin.

Katrina menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Catra!"

Catra pergi dengan langkah panjangnnya, sedangkan Katrina mengejarnya dari belakang sambil meneriaki namanya dan mencoba memberikan penjelasan-penjelasan.

Elzo hanya diam menyaksikan. Sedari tadi ia terus yang di tinggal orang-orang.

"Alhamdulillah... Bikin orang putus dapet pahala, kan?" monolog Elzo sambil cengengesan. Bangga dengan yang baru saja ia lakukan. Kampret memang.

Elzo merubah ekspresinya lagi karena mengingat kalau ia belum meminta maaf kepada Nora. Elzo mengacak rambutnya gusar. Memukul mulutnya sendiri yang tidak bisa ngerem secara otomatis. Jika mulutnya bisa dikondisikan, semua ini mungkin tidak akan terjadi. Apalagi mengingat sikap Nora kepadanya tadi. Elzo bisa tebak kalau Nora sakit hati dan benar-benar marah kepadanya. Elzo memang sungguh keterlaluan.

-Noraelzo-

Saat ini, Nora dan Brandon duduk di bangku taman sekolah dan keduanya masih saja saling membisu. Nora ingin membuka obrolan terlebih dahulu. Banyak sekali pertanyaan yang akan ia tanyakan kepada Brandon.

"Kak Brandon kenapa pergi waktu itu?"

Brandon menoleh, tahu arah pembicaraan Nora.

"Kakak sekeluarga pindah Ra. Keluarga Kakak merasa bersalah banget sama keluarga kamu, apalagi Kakak yang udah bikin ayah kamu.."

"Ayah meninggal bukan salah kamu kak!" jelas Nora dengan suara bergetar lalu meneteskan air mata.

"Yang masih Nora benci sampe sekarang kenapa kakak pergi gitu aja tanpa ngasih salam perpisahan buat Nora. Nora cari Kakak dari dulu tau nggak! Kakak nggak akan tahu gimana rasanya ditinggal orang yang di sayang secara bersamaan. Ayah pergi, setelah itu kakak temen Nora satu-satunya juga malah ikut pergi ninggalin Nora sendirian. Setiap hari Nora lalui dengan rasa kesepian Kak. Kenapa sih, orang yang Nora sayang selalu pergi ninggalin Nora?"

Air mata Nora sudah tidak bisa di bendung lagi. Semua perasaan yang ia pendam sendirian dari dulu sudah tersuarakan semua.

Nora menangis.

"Maafin Kakak Ra. Tapi kalau aja Om Husein nggak nolongin Kakak waktu mau ketabrak mobil, pasti dia nggak akan pergi dan pasti sekarang masih ada di sini bareng kita."

"Dan Kakak yang pergi, gitu?" Nora semakin menangis.

Brandon membisu.

"Maaf."

"Nggak usah minta maaf!" ketus Nora galak tapi entah kenapa malah terlihat lucu di mata Brandon.

"Ya mau gimana lagi Ra. Gimana keluarga kamu bisa hidup tenang kalau masih tetanggaan sama orang yang udah bikin salah satu anggota keluarganya meninggal. Jadi keluarga Kakak milih untuk pindah aja waktu itu."

"Jahat."

"Iya Ra, Kakak jahat."

"Bukan Kakak yang jahat. Tapi takdir."

"Jangan menyalahkan takdir. Takdir kan tuhan yang buat." jelas Brandon. Mencoba memberikan pengertian kepada Nora.

"Jangan pergi lagi ya, Kak?" ucapnya sambil menatap Brandon lekat.

"Kakak nggak akan pergi lagi Ra.. Janji."

Nora tersenyum. Begitupun Brandon.

"Jangan nangis lagi."

"Kakak yang buat Nora nangis."

"Yaudah, iya. Maaf."

"Bercanda." ucap Nora. Keduanya tertawa setelahnya.

Elzo hanya bisa menatap Nora dari jauh sambil mengeratkan gigi. Elzo melihat, mereka berdua sepertinya sudah lama mengenal.

"Itu siapa Zo yang lagi sama Nora?" tanya Abi di belakangnya. Entah sejak kapan Abi menguntitnya.

"Orang gila."

"Ganteng kaya oppa-oppa gitu dibilang orang gila." balas Abi mengernyit bingung.

Elzo langsung menyahut.

"Gantengan juga gue."

-Noraelzo-

Iya bang iya.. Gantengan bang Elzo kuadrat.

Kalian nge ship siapa?

1. Nora-Elzo

2. Nora-Brandon

3. Nora-Catra

4. Yang lain?

Jangan lupa vote & comment ya readers fillah! Syukron! Terimakasih!

Salam,
iinstnrm

NORAELZO [ END ]Where stories live. Discover now