BAB 26 (SELESAI)

703 26 2
                                    

"Lo minta gue dateng ke sini buat nunjukkin video CCTV doang?" tanya Airlangga pada Atha.

"Lah, kenapa emang? Sewot amat," Atha balik bertanya.

"Lo tau nggak ada fitur kirim video di LINE atau WA?" tanya Airlangga sinis.

Atha menghembuskan napas pelan, "kata Mas Ferdi nggak boleh di share sembarangan karena ini barang bukti yang dipake polisi."

By the way, Ferdi itu nama pengacara yang ditunjuk Danny untuk gantiin dia. Sebelumnya gue nggak tahu kalau Atha ngajak ketemuan hari ini cuma untuk ngeliat rekaman CCTV saat Soraya kecelakaan. Kalau dipikir-pikir ya bener kata Airlangga, ngapain harus ketemuan. Lagian gue juga ada banyak kerjaan kalau harus nge-share video kayak begitu.

Airlangga bangkit dari duduknya, "gue cabut duluan."

"Janganlah," cegah Atha sambil meraih jari tangan Airlangga seperti anak kecil.

"Bentar lagi juga lo suka gue tinggal berduaan," ucap Airlangga lalu melengos pergi.

Gue ikut melongo. Lah maksudnya apa coba? Bukannya gue bego tapi kalau diginiin gue suka kegeeran. Ujung-ujungnya suasana jadi awkward gara-gara omongannya Airlangga.

"Lo udah tau mau pesen apa? Si mbaknya udah ngelirik ke sini mulu," ucap Atha memecah keheningan.

Gue mengangguk mengiyakan dan segera memanggil pelayan kafe tersebut. Selesai memesan, Atha memberikan HP-nya agar gue melihat rekaman CCTV yang dimaksud.

"Itu videonya udah dirangkum sama Mas Ferdi. Video ini dianggap sebagai bukti yang independen dibanding keterangan saksi, yang di mana saksinya adalah Soraya sendiri," jelas Atha sebelum gue menyaksikan rekaman CCTV dengan durasi lebih dari 4 menit tersebut.

Dalam video tersebut ditunjukkan dari kamera CCTV toko buku di mana Atha meminta Soraya turun dari mobilnya. Terlihat mobil Atha menepi dan Soraya keluar dari mobil Atha. Soraya tampak mengejar mobil Atha yang berlalu begitu saja. Ngeliat videonya langsung, gue jadi sedikit agak kasihan sama Soraya. Lagian mana enak sih diturunin di pinggir jalan gitu aja, belum lagi harga diri.

Lalu video berubah di ambil dari kamera CCTV toko bunga yang tepat berada di perempatan jalan. Soraya tampak menghubungi seseorang dengan HP-nya. Video tersebut dipotong dan menunjukkan lompatan waktu hingga sekitar 20 menit kemudian. Terlihat Soraya berinteraksi dengan seseorang di seberang jalan. Rupanya Raja muncul untuk menjemput Soraya.

Video tersebut kemudian menunjukkan lampu lalu lintas pejalan kaki yang sedang berwarna merah. Namun Soraya berlari begitu saja tanpa melihat ada kendaraan yang berbelok dengan kecepatan tinggi.

Jujur aja gue kurang suka liat video-video kecelakaan begini. Gue juga nggak suka nonton film aksi atau thriller.

"Gimana perasaan lo setelah liat video itu?" tanya gue.

"Kalau mau dibilang lega, ya gue lega karena gue terbukti bukan penyebab kecelakaan. Tapi—"

"Lo masih merasa bersalah sama Soraya?" potong gue. Asli sebel banget, tapi ini sih yang paling gue penasaran.

Atha mendesah pelan, "Airlangga juga minta gue mikir kalau gue tahu akhirnya bakal begini, apa gue bakal ngelakuin semua hal itu di masa lalu.
Kayaknya, gue bakal tetep nurunin dia atau bahkan dari awal gue nggak akan nerima permintaan dia buat nebeng sama gue. Danny bilang kalau takdir dia udah begitu, bagaimanapun juga di jam yang sama dia bakal kecelakaan walau mungkin dengan cara yang berbeda."

Gue nguap tiba-tiba.

"Ah, gue ngomong kepanjangan yah? Well, intinya even super hero can't saves everyone. Apalagi gue yang cuma orang biasa," ucap Atha dengan memaksakan senyum di wajahnya.

Accidentally In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang