BAB 3

746 34 3
                                    

Media: Alana

----------

"Harus gue bilang kalau Atha benar-benar bodoh."

Gue melirik ke arah Raja. Ngapain juga dia ngata-ngatain Atha terus. Ya walaupun pada akhirnya gue penasaran juga kenapa Raja bilang seperti itu.

"Bodoh gimana?" tanya gue.

"Ya bodoh. Dia pasti tau gue ngincer dia. Dan dia dengan bodohnya nyuruh lo bawa mobilnya. Sangat mempermudah gue," jawab Raja sambil tersenyum iblis.

Ya Tuhan, Raja iblis ini sih.

Gue memalingkan wajah ke kiri, mencoba mengenali jalan yang gue lalui. Namun tiba-tiba Raja menginjak rem membuat jidat gue kena kaca mobil. 

"Aduh. Lo kenapa sih!?" tanya gue kesal sambil memegangi jidat gue.

Tok.. tok.. tok..

Seseorang mengetuk kaca mobil sebelah Raja sebelum laki-laki itu menjawab pertanyaan gue. Nah loh.

Raja membuka jendela, "Apaan? Polisi? Mau ngusir?" tanya Raja sok.

Pengen gue timpuk pake sendal!

Seseorang menggunakan hoodie menunduk meluruskan pandangannya dengan Raja. Gue nggak bisa melihat wajahnya karena ini gelap. Padahal kepo gue.

Bug!

Raja ditonjok.

Gue kaget sampai mulut gue ngebuka sedikit. Lalu cowok itu ngebuka hoodie-nya dan surprise! Itu Atha.

"Brengsek sia," pekik Raja memegangi pipinya.

Atha berjalan mundur menjauhi mobil dan berteriak, "TURUN LO DARI MOBIL GUE!"

Gue menelan ludah. Raja melirik ke arah gue.

"Apaan liat-liat? Itu lo yang disuruh turun bukan gue!" ucap gue panik.

"Licik juga ya lo," desis Raja sebelum keluar dari mobil.

"Yeh! Lo cowok ular!" umpat gue secara tidak sadar.

Tapi apa bener Atha cuma nyuruh Raja keluar? Atau jangan-jangan dia nyuruh gue juga?!

Gue sendiri penasaran sama apa yang bakal dilakuin dua cowok gila itu. Berantem mungkin, nggak peduli juga sih tapi ya penasaran juga. Sampai akhirnya gue sadar kenapa Raja tadi ngerem mendadak. Rupanya ada sebuah mobil yang diparkir menyilang di tengah jalan. Dan itu mobil gue!

Atha edan!

Gue melihat ke sebelah kanan mobil dan Atha sama Raja lagi tonjok-tonjokan. Bocah banget nggak sih? Dan ini adalah kesempatan yang bagus buat gue untuk kabur. Toh mobil Atha juga udah beres, jadi gue nggak ada utang ke dia.

Gue turun dari mobil pelan-pelan dan lari secepat mungkin ke arah mobil gue. Begitu masuk mobil, rasanya asing. Kayak bukan mobil gue gara-gara wanginya beda! Kayak wangi buah melon atau semangka gitu, persis kaya wangi mobil Atha. Cowok kayak Atha kyut (re: cute) juga yah.

Beruntung bunyi mesin mobil gue tergolong halus jadi nggak menarik perhatian Atha ataupun Raja. Jadi mereka bisa fokus untuk berantem. Gue melirik arloji di pergelangan tangan kiri gue yang ternyata sudah pukul setengah satu pagi.

Nice, besok sekolah gue apa kabar. Tidur gue apa kabar.

Gue menginjak pedal gas dalam-dalam mumpung jalanan sepi dan wah! Bensin full. Hati gue jadi agak tersentuh gitu sama Atha. Mobil wangi, bensin full, gue diculik pun disusulin.

Accidentally In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang