BAB 7

629 29 0
                                    

"Serius deh Atha." Jawab gue mulai kesel.

"Kan kita nggak ngapa-ngapain." Kata Atha ngegampangin banget.

"Tetangga gue sama RT di sini tau gue tinggal sendiri. Gue nggak mau ya kita sampe digerebek terus gue dikawinin sama lo." Ucap gue sok jual mahal.

Atha terdiam dan gue nggak bisa membaca emosi di wajahnya. Entah dia marah atau apa, yang jelas gue nggak mau ambil resiko. Secara logika, emang lo mau nampung orang yang baru lo kenal? Apalagi gue tinggal sendiri.

Tak lama ponsel Atha berbunyi dan ia beranjak ke dapur untuk menjawab teleponnya, sementara gue nonton di ruang TV. Sebenarnya gue penasaran juga sih apa masalah Atha sama Raja. Kenapa Raja kaya dendam banget sama Atha. Kalau gue nggak ikut-ikutan diancam gini ya gue mending kasih tau Atha di mana ke Raja. Lalu gue bebas deh. Tapi gue malah sebel sama Raja yang tiba-tiba aja melibatkan gue. Kalau aja bokapnya bukan polisi.

"Eh,"

Gue mendongak ke arah Atha, menunggu dia melanjutkan perkataannya.

"Nama lo siapa sih?" Tanya Atha.

Gue menelan ludah. Rasanya kesel banget. Gue sama Atha sudah bertemu beberapa kali, tapi dia nggak tau nama gue. Sementara gue sepertinya sudah hafal banget sifat Atha yang nyebelin itu.

"Alana," Ucap gue jutek.

"Bagus." Gumam Atha yang masih bisa gue denger.

"Apanya yang bagus?" Tanya gue kepo. Mancing aja, kan abis dipuji. Siapa tau kan dipuji lagi.

"Hah?" Sekarang Atha pura-pura budek, mukanya polos kaya pura-pura bego. Tambah kesel aja gue.

"Ga."

"Eh, Alana! Gue udah tau nanti tidur di mana." Ucap Atha sambil fokus pada ponselnya.

"Di mana?"

"Setiabudi. Tar anter gue ya."

"Gue? Kan banyak ojol sekarang."

"Lo mau gue nanti diculik sama Raja?" Tanya Atha dengan wajah pura-pura sedih.

"Idih. Bilang aja lo nggak mau keluar duit." Ucap gue sambil berjalan menuju kamar untuk mengambil sesuatu. Atha mengikuti gue di belakang sambik terus beralasan.

"Ya kan sekarang gue homeless. Lo nggak kasian ke gue?" Ucap Atha masih drama.

"Kalo gue makan lo, lo itu cuma seonggok tai tau nggak!? Nggak usah drama deh lo. Nih pasang ini dulu." Ucap gue sambil menyerahkan sepasang plat nomor mobil masih dibungkus plastik.

"Lo nyuruh gue?" Kali ini muka Atha berubah datar. Entah kemana wajah memelas yang ia gunakan tadi.

"Ini udah sebulan di rumah, gue nggak bisa pasang. Bantuin napa. Kan nanti gue nganter lo, kalo Raja nandain nomor mobil gue gimana? Kan nanti lo juga yang repot. Do me a favor, pretty please?"

Atha tidak menjawab. Ia langsung meraih benda tersebut dari tangan gue dan melangkah menuju pintu keluar.

"Eh, jangan lupa pake baju lo!"

"Iya, bawel!"

* * * * *

"Dasar alay." Ucap Atha begitu selesai memasang plat nomor mobil gue.

"Bawel." Ucap gue sinis.

"Ayo deh berangkat sekarang. Nggak kuat gue gerah, butuh AC."

"Iya-iya." Ujar gue sambil masuk ke rumah untuk mengambil kunci mobil.

Accidentally In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang