Part 27: Refreshing

Start from the beginning
                                        

"Nggak ada kok," jawab Fani.

"Meluk kok ngajak kita sih," gerutu Budi mulai ngawur.

Melihat Budi yang menenteng sebuah papper bag membuat Fani merasa penasaran dengan apa yang Budi dapat setelah keliling mall.

"Eh, lo beli apa?" tanya Fani melirik ke sesuatu yang Budi pegang.

"Ini, gue beliin hadiah buat nyokap." jawab Budi.

"Apa emang?" tanya Fani kepo.

"Ih, anak kecil nggak boleh kepo!" tukas Budi pelit.

"Pelit ya lo, awas kuburannya sempit!" ejek Fani merasa geram.

"Gue udah booking tanah dari sekarang!" balas Budi tak mau kalah.

"Dia itu beli tas buat nyokapnya, soalnya dia habis perang besar sama nyokapnya." sahut Tio memberi jawaban bocoran.

Fani dengan Keira pun manggut-manggut memahami maksudnya.

"Kok lo kasih tau sih!" dengus Budi kesal.

"Ya udah sih biarin," balas Tio.

"Tau tuh, kayak sama siapa aja, emangnya lo ribut karena apa? Jangan-jangan lo habis maling ya, makanya nyokap lo marah!" tuding Fani.

"Sembarangan aja lo, gue habis beli barang di online dan harganya emang nggak ngotak sih, makanya nyokap gue marah," jelas Budi.

"Cuman pas gue udah jelasin kalo gue emang pengin-in itu barang dari lama dan itu pake duit gue sendiri, ya akhirnya nyokap gue nggak marah lagi," timpa nya menjelaskan.

"Sebagai permintaan maaf karena gue nggak izin, makanya gue sogok aja pake nih tas." lanjutnya.

"Oh, begitu toh!" angguk Keira paham.

"Iyoi, kemaren gue sampe nggak dapet uang jatah, makanya gue pinjem duit ke Tio," ujar Budi.

"Nah, sekarang gue mau bayarin kalian, sekalian gue ganti utang lo bro." ujar Budi menatap mereka semua, membuat mereka terlihat bahagia.

"Asek, traktiran nih bos!" sahut Tio senang.

"Boleh, tapi jangan mahal-mahal!" ucap Budi.

"Tenang aja, thanks ya bro." jawab Tio.

"Wah, makasih budi, sering-sering dong begini," sahut Keira.

"Kering dompet gue yang ada, kalo keseringan begini!" tukas Budi.

Akhirnya mereka memilih untuk berpindah di sebuah restaurant yang memang cocok untuk anak-anak sekolah seperti anak SMA contohnya.

Selain karena tempat yang instagram-able harga dari tempat tersebut juga buat mereka merasa tergiur dengan harga yang cukup ramah di kantong.

Mereka akhirnya singgah untuk menghabiskan waktu makan dan minum di restaurant asia, berbagai menu yang mereka pesan dan tentunya berbeda-beda.

"Gimana, enak nggak?" tanya Budi di tengah-tengah kesunyian suasana.

"Enak lah, gratis gini." ucap Tio.

"Habis ini kemana?" tanya Fani menyahut.

"Hm, nggak tau." jawab Budi.

"Pulang aja yuk guys, soalnya gue harus cepet pulang sebelum sore." ajak Keira.

"Emang kenapa Kei?" tanya Fani.

"Abang gue, dia lagi sidang, gue sama bunda mau nyusulin nanti sore." jelas Keira.

"Wah, gue doain semoga lancar ya Kei, abang lo!" sahut Tio.

"Iya Kei, semoga bisa lulus ya." timpa Budi.

"Iya amin, makasih guys." jawab Keira.

"Ya udah, kita balik aja habis ini, gue juga ada janji habis ini." ucap Fani.

"Sama siapa?" tanya Keira penasaran.

"Udah, jangan kepo." jawab Fani.

"Kebiasaan tuh, suka bikin orang kepo terus!" gerutu Budi protes.

"Biarin, udah ayo habisin biar cepet pulang!" balas Fani.

Mereka menghabiskan apa yang sudah mereka pesan tanpa ada sisa sedikit pun, setelah selesai menghabiskan makanannya.

Mereka berempat turun menuju lantai bawah sekaligus keliling sebentar untuk melihat seisi mall yang ada, walaupun tidak ada yang mereka beli disana setidaknya mereka menghabiskan waktu bersama-sama.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu didalam mall, mereka pun kembali pulang ke rumah masing-masing.

Keira, ia kembali menuju rumah sendirian karena Fani pulang bersama dengan sopir yang biasa menjemputnya, sudah sangat biasa bagi Keira disaat harus pulang sendiri walaupun di sekitarnya ia harus melihat banyaknya pasangan anak SMA se-usianya yang selalu bersama dengan pacar.

••

tim jomblo🙌
wkwk
yaudah deh
see u next part dadah

AYO MOVE ON!Where stories live. Discover now