02. Si Bule, Fluffy Heart, dan Goblin

867 140 64
                                    

Pemuda bule berhidung bangir dengan senyuman yang melekat di wajahnya, kini menjadi sorotan di lapangan olahraga yang luas itu. Walau lapangan dipenuhi banyak siswa lelaki, tak membuat ia tertutupi. Semua pandangan murid perempuan yang berada di dekat lapangan tertuju ke arahnya. Layaknya ada lampu sorot yang menyorotinya, ia seakan lakon utama dalam sebuah pertunjukan.

Keringatnya yang sudah bercucuran, menambah tingkat kekharismaannya. Ia seakan sengaja tak mau mengelap keringatnya, agar siswi-siswi yang melihat menjadi terpana di tempat. Bahkan sudah ada yang berjingkrak kesenangan, seakan mendapat jackpot berkah di pagi hari.

Pemuda itu berdiri, berkacak pinggang dengan raut wajah kesal di saat melihat permainan temannya tak beres. "SENONO! OPER BOLANYA! LO MAIN NDIRI AJA KALO DARI TADI DIPENDEM MULU!"

Orang yang mendengar namanya diteriaki itu, dengan segera menendang bola asal. Ia kesal karena sudah dibuat malu dengan teriakan lelaki bule tersebut.

Cowok tinggi itu mendecak sebal. "Sabar napa! Tadi gue lagi nyari peluang!"

Kini cowok dengan mata bundar itu melangkahkan kakinya, menyingkir ke pinggir lapangan. Setelah sampai di pinggir lapangan, cowok itu duduk di bawah dengan kaki yang diluruskan.

Cowok itu mengerucutkan bibir. Ia juga membuang muka saat melihat sosok cowok bule yang memarahinya di tengah lapangan tadi, tengah berjalan menghampirinya.

Cowok bule itu melangkah dengan raut wajah kesal. Dengan tangan kanannya, ia menoyor kepala lelaki yang tengah duduk. "He, bego! Gak usah sok pundung lo kutil badak."

Cowok yang ditoyor itu menepis lengan cowok bule. Matanya sudah melotot. Dan rahangnya sudah digoyang ke kanan-kiri, seakan anak kecil yang tengah mengancam.

"Denger ya, Samuel Marvel. Mau gue pundung ato nggak sama lo, itu urusan gue sama Sang Pencipta," ucapnya dengan nada menceramah. Kini ia mengalihkan pandangan, benar-benar tak mau melihat si bule yang bernama Samuel itu.

Samuel membulatkan matanya. "Denger ya, Seno. Nama gue itu MARKVEL bukan Marvel," ucap si bule membenarkan. "Lagian sok main rahasiaan segala, biasanya juga mulut lo bocor!"

Seno yang tengah duduk, merasa tertohok. Dengan kekesalan penuh, ia menendang tulang kering Samuel menggunakan ujung sepatunya. Membuat Samuel merintih kesakitan, bahkan mengumpat berulang kali.

"GUE LAGI JAGA IMAGE ANJIR! SINI LO GUE BALES!" Amuk Samuel setengah malu. Tangannya kini menjambak rambut Seno yang tengah duduk.

Terkadang Seno juga bingung sendiri. Seorang Samuel itu image bobroknya sudah melumer kemana-mana, jadi buat apa ia masih coba mempertahankannya?

Seno yang rambutnya tertarik, dengan segera menarik tangan Samuel agar tak tertarik lebih keras. Seno juga sudah merengek meminta ampun kepada Samuel.

Tak ada yang meleraikan. Orang-orang yang melihat hanya tertawa kecil, merasa lucu melihat pertengkaran kedua orang itu. Yang satu bule kesayangan para kakak kelas. Dan yang satu lagi, si artis ASMR youtube yang sudah pasti doyan makan.

Di saat orang lain melihat sebagai pertengkaran yang lucu-apalagi para siswi-, yang tengah bertengkar malah merasa seperti pertandingan MMA. Pertandingan tentang perebutan harga diri.

Seorang cowok tampan dengan garis wajah keras, dengan santai masuk ke antara Samuel dan Seno. Mendorong kedua orang itu agar berjauhan. Ia menjadi penengah diantara keduanya.

Ya, sudah pasti ini adalah hal yang lumrah bagi lelaki bernama lengkap Richard Jun Ho itu.

Seno menghentakkan kakinya. Merasa kesal karena ia belum puas untuk mencakar wajah Samuel yang bule itu. Walaupun dia sudah mengeluarkan air mata sedari tadi.

BOSOM FRIENDs (02 L) - CHAPTER 1 : such a bad dreamWhere stories live. Discover now