ISTD 6

33.4K 1.6K 314
                                    

Jasmine berdiri dari duduknya saat mendengar  suara decitan pintu, pintu kayu yang di dorong dengan lambat itu perlahan memaparkan tubuh Oris yang berbalut jas hitam lengkap dengan warna dasi senada.

"Kau tidak istirahat Jasmine?" ucapnya sambil menahan kedipan mata. Jasmine menggeleng, "aku sudah cukup tidur tadi ...." jawabnya.

Oris bergeming untuk beberapa saat, "kalau begitu... mari sarapan."

Jasmine tersenyum, ia mengangguk antusias lalu segera mengayunkan langkahnya menuju sosok Oris yang kini sudah memutar tubuhnya menjauhi letak ruangan tempatnya mengurung Jasmine. Seketika mata Jasmine berbinar kala ia melihat tulang tulang yang tergantung acak di sepanjang dinding koridor rumah Oris. "Wah... kau suka berburu ya, Oris?" tanya Jasmine dengan wajah takjubnya,

"Tidak..."

"Lalu... darimana kau dapatkan tulang-tulang cantik ini?" Jasmine kembali mengajukan pertanyaan.

"aku membelinya." Jawab Oris santai, ia menyilangkan kedua tangannya ke belakang.

"Benarkah? Pasti mahal, ya?"

Oris tak menjawab, ia menuruni tangga, begitu pula Jasmine, "duduklah ...." ucap Oris setelah menarik kursi untuk Jasmine duduki, Jasmine tersenyum kecil, "terimakasih," ucapnya seraya duduk di atas kursi yang Oris sediakan untuknya.

Oris tak merespon, dia berjalan menuju kursi yang berada di sebrang Jasmine, membuka tutup makanan yang terhidang di atas meja berukuran sedang di hadapan mereka berdua. "Kau makan daging, kan?"

Jasmine mengangguk, "iya... aku makan semua daging kecuali daging manusia." Ucapnya,

"Benarkah?"

Jasmine mengangguk, "tentu saja... memangnya siapa yang mau memakan daging sesama." Jasmine menjangkau sendok yang terletak di samping kirinya. "Boleh aku makan sekarang?" Jasmine meminta izin, wajahnya terus tersenyum.

"Silahkan ...." jawab Oris datar, ia terus memperhatikan wajah Jasmine, wajahnya yang tak memasang ekspresi apapun membuat Jasmine kewalahan untuk menebak hal apa yang saat ini ia pikirkan. Jasmine segera menyendoki potongan daging yang di masak sup di hadapannya, tanpa canggung gadis itu mengunyah dengan lahap di depan Oris.

"Hmm... ini enak, kau yang masak sup ini Oris?" Sendok yang di pegang Jasmine kembali menyelami sup. Hal itu berhasil membuat kedua sudut bibir Oris tertarik keatas, ia menyeringai seram, membuat Jasmine melambatkan alunan kunyahannya, "...ada apa?" tanyanya bingung.

"Dasar pembohong ...." desis Oris di sela seringaiannya.

"Tidak... aku tidak berbohong, ini benar-benar enak." jawab Jasmine dengan polosnya, Oris terkekeh pelan, "ya... sudah seharusnya seperti itu," ucapnya. Jasmine hanya mengangguk, meski ia merasa ada yang aneh dari tatapan Oris padanya, namun ia tak begitu perduli, rasa lapar menguasai dirinya saat ini. "Kalau boleh aku tahu, ini daging apa? Kenapa lembut sekali?"

Oris menaruh kedua sikunya di atas meja, kedua belah tangannya menopang dagu, "Menurutmu?"Jasmine tersenyum, "aku tidak terlalu tahu tentang daging, tapi... aku yakin ini bukan sapi." jawab Jasmine, "apa rusa... atau kijang?"

"Bukan keduanya ...."

"Lalu?"

Oris kembali tersenyum seram, ia tak menjawab, "makanlah ...." ucap Oris dengan tenang, ia melepas topangan dagunya, ikut menjangkau sendok lalu menyendoki daging yang memenuhi kuah sup pagi itu. Senyap menengahi mereka bedua untuk beberapa saat, sampai akhirnya sebuah bunyi keras menyita perhatian Jasmine, ia menoleh ke bawah, tempat bunyi keras itu berasal.

Oris meletakkan sendoknya di atas meja, ia mendorong kursinya kebelakang, "aku permisi sebentar Jasmine ...." ucapnya lalu berjalan menuju pintu, pandangan Jasmine terus mengarah pada punggung Oris yang kini tengah merogoh saku dalam jasnya,

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang