Prolog

91.7K 2.9K 64
                                    

Hembusan nafas takut dari seorang gadis itu benar-benar menemani suara jangkrik di tengah hutan. Kakinya yang tak memakai alas mematahkan ranting kering yang tergeletak di atas tanah berumput. Pekatnya hitam malam yang tak di temani cahaya rembulan membuatnya sedikit kewalahan.

"Jasmine!"

Suara teriakan yang terbawa angin itu sampai ke telinganya, meski sayup namun hal itu berhasil memompa detak jantung gadis yang baru tiga hari lalu berusia tujuh belas tahun tersebut, tujuannya hanya satu. Bertemu jalan raya secepatnya. Ia terus berlari seiring namanya yang tak henti menggema di udara, Jasmine menajamkan pendengarannya, suara gemercik air terdengar. Yang itu bearti, dirinya sudah dekat.

"Jasmine, kau tidak akan bisa kabur!"

Peduli setan. Jasmine akan bebas, dia akan bahagia setelah hari ini, begitu harapan gadis desa tersebut. Namun, dia tidak pernah tahu kalau langkahnya malam itu adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Dengan tertatih Jasmine naik ke jalanan, sama seperti di dalam hutan batas desanya dengan jalan raya. Keadaan di sana tak kalah sepi, tak ada satu kendaraan yang lewat. Dan itu hal yang wajar, mengingat ini sudah pukul satu dini hari. Jasmine mengatur nafasnya perlahan, dia benar-benar lelah karena sudah berlari sejauh delapan kilo meter.

Jasmine menoleh sekeliling saat ia mendengar ada suara mesin mobil, namun karena keadaan yang gelap. Ia tak bisa menemukan apapun, bahkan telapak tangannya sendiri.

Clak!

Dua buah lampu kekuningan menyorot wajah penuh keringat milik Jasmine, spontan gadis itu melindungi wajahnya dengan punggung tangan kanannya. Di depannya terdapat sebuah mobil yang berhenti, cukup lama Jasmine berdiri di sana, namun pemilik dari mobil tersebut tak kunjung keluar. Jasmine dengan dress merah bermotif cemaranya mematung, ia takut namun juga penasaran siapa pengemudi mobil di tengah jalan pergunungan tersebut.

Lampu di dalam mobil itu menyala, memaparkan wajah seorang pria yang duduk di belakang roda kemudi, rahangnya yang tegas membuat ia tampak menyeramkan saat tersenyum seperti sekarang. Pandangan Jasmine terus tertuju pada pria dengan jas hitam di dalam mobil tersebut, sekali lagi... ia takut, tapi tidak sebesar rasa takutnya beberapa jam yang lalu, saat ayah tirinya menawarkan tubuhnya pada seorang pria tua gemuk.

Pria itu keluar dari mobil, angin malam yang bertiup cukup kencang saat itu lekas membawa aroma parfum memabukkan pria tersebut ke hidungnya, pria itu berdiri persis di hadapan Jasmine, membuat perbedaan yang sangat jelas di antara tinggi keduanya. Punggung yang lebar, rambut yang di tata rapi serta setelan jas hitam yang melekat pada pria itu seolah membuat Jasmine tak bisa mengalihkan pandangan kearah lain.

"Kau butuh tumpangan?"

Darah Jasmine berdesir, kalimat datar tanpa nada yang barusaja di dengarnya membuat kepalanya langsung menggeleng kuat, "kalau begitu... minggir, jangan berdiri di jalanan. Kalau tidak mau aku tabrak!" pria itu tetap dengan posisinya, ia tak henti menatap Jasmine yang perlahan menepi ke sisi tebing.

"Jasmine!"

Jasmine tersentak, suara marah yang menyerukan namanya itu terdengar cukup dekat. Itu berbahaya, kalau dia tertangkap sekarang, maka takkan bisa kabur lagi. "Gadis nakal... kau kabur dari rumahmu?" suara yang di dengar Jasmine bukan terdengar seperti pertanyaan, tapi Jasmine yakin sekali kalau pria itu tengah bertanya padanya.

"A,aku---"

"Naiklah... akan ku beri tumpangan sampai ke kota."


ISTD, Prolog.

Ayo tebak...
Apa yang akan terjadi pada Jasmine setelah menumpang pada mobil pria misterius tersebut?

Btw, aku bikin cerita ini supaya bisa mupon dari Damirn.

"Aku tidak akan marah kalau kau pergi, tapi kalau sampai aku menemukanmu kembali, kau takkan bisa kabur lagi, sebab aku akan mematahkan kakimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak akan marah kalau kau pergi, tapi kalau sampai aku menemukanmu kembali, kau takkan bisa kabur lagi, sebab aku akan mematahkan kakimu."

I SAW THE DEVIL ✔ (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang