Menikmati Sunset

99 14 2
                                    

Dunia gua lebih berwarna setelah kenal sama lu. Lu yang beda dari pada cewek-cewek lain, bikin gua makin takut buat kehilangan seorang Kayla Putri.

- Kemal Kei Brian -

*****

Pukul 16.30

Kemal berjalan di depan Kayla perlahan menelusuri bunga-bunga yang ada di pinggir jalan sambil menggandeng tangan Kayla. Kayla hanya mengikuti langkah kaki Kemal, tangan satunya menyentuh tiap kelopak bunga yang nampak indah dan mempesona.

Sementara itu, banyak motor melewati mereka. Entah bersama teman ataupun pasangan, karena mereka sama hal seperti dua sejoli ini.

Tujuannya menikmati panorama indah di sore hari dengan cuaca mendukung seperti ini. Hal simpel, namun memberikan rasa bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan sekedar kata-kata.

"Wah ... Indahnya tempat ini. Rasanya kepengen ke sini terus. Lu pinter deh cari tempat yang kaya gini," puji Kemal. Dia terpukau dengan pemandangan sekitar yang dilihat.

"Ini sih belum seberapa. Masih banyak sih tempat yang ngga kalah indah, mau gua ajak ke sana juga?" tanya Kayla menawarkan suatu tempat yang lain.

"Boleh, tapi gua pengen liat sunset di sini dulu aja, Kak," pinta Kemal sambil menoleh ke arah Kayla dan tersenyum.

Terpaan angin tidak terlalu kencang, namun berhasil mengibaskan rambut panjang Kayla yang terurai ke udara. Bukannya terlihat aneh, tapi Kemal malah terpesona dengan Kayla.

Tak bosan-bosan Kemal mencuri pandangan ke Noona cantiknya itu.

Mata sipit terlihat seperti memejamkan mata, padahal Kayla hanya membalas senyuman Kemal, kemudian mengangguk tanda setuju dengan permintaan Kemal.

Tak terasa langit mulai menggelap, matahari mulai tenggelam dengan perlahan. Kemal dan Kayla menghadap ke arah Barat dengan posisi masih di pinggiran jalan, di depan mereka terdapat jurang.

Jauh di bawah sana, banyak rumah warga mulai menyalakan lampu-lampu. Mulai terdengar suara jangkrik yang meramaikan suasana. Wah, luar biasa. Terasa semakin indah pemandangan sore hari ini.






Di sisi lain

Seorang pria tampan, tinggi dan karismatik, tentunya berpenampilan sangat fashionable berjalan ke luar dari Bandara menuju parkiran dengan tergesa-gesa. Diikuti oleh beberapa bodyguard di belakangnya.

Jujur saja, Steven seperti ini merasa risih, seakan tak memiliki privasi sedikit pun. Tak jarang para bodyguard membuat Steven kesal dan semua itu karena Kevin, sang Ayah.

Bisa dibilang terlalu posesif dengan Steven, karena alasannya hanya Steven pewaris tunggal keluarga Kevin.

Untung saja di tahun ke lima, Steven berhasil pulang ke Indonesia. Meski harus mengancam Kevin, tapi tak ada rasa peduli sedikit pun. Keras kepala sudah menjadi watak Steven sedari dulu.

Steven memberhentikan langkah di depan mobil Bugatti La Voiture Noire tipe 57 SC Atlantic dengan warna hitam. Semua bodyguard ikut berhenti, menatap ke depan, tapi tak berani bertatapan ke Steven.

"Dengar perkataan gua baik-baik. Selama di Indonesia kalian ngga perlu ngikutin gua, mau kemana pun gua pergi. Akan ada masanya gua minta kalian buat ikutin gua dan itu pun kalau kondisi udah mendesak dan darurat. Kalian ga bisa nyamain ini sama di LA. Inget kata papah gua kan? Kalau kalian ga denger perintah gua. KALIAN GUA PECAT, PAHAM?!" cetus Steven dengan sinisnya Steven kepada para bodyguard dengan tatapan datar dan jelas saja menyeramkan.

Kemal Dan Kayla [Revisi] Where stories live. Discover now