EXTRA PART 4

3K 199 19
                                    

Author Pov.

"Aku sudah membereskan semuanya, hari ini aku dan Meggy akan berdomisili ke Jerman."

Begitu yang Ares katakan ketika dirinya menemui Dastan di ruang kerja pria itu lengkap dengan dokumen-dokumen penting yang Ares limpahkan kepada Dastan. Ada Meggy bersamanya, menatap dengan senyum mengejek ketika netra Dastan sedikit menyampaikan keberatannya tentang keputusan Suaminya.

Sesuai dengan rencananya, Ares akan membawa Meggy tinggal bersamanya di Jerman berkumpul bersama keluarga besar Ares di sana. 7 bulan terakhir ini menjadi ajang bagi Meggy untuk menyerap segala kenangannya di negara kelahirannya.

"Kalian yakin? Maksudku, bukankah kalian sudah begitu lama disini terutama kau, Meggy." Dastan menyampaikan secara tidak langsung rasa keberatannya, oh bagaimana ia tidak keberatan! Ares akan pergi meninggalkannya dengan segudang tanggung jawab perusahaan dan Ares adalah sahabatnya selama ini.

"Aku yakin, Dastan." Ucap Ares. Dastan mendengus ringan, tatapanya jatuh pada Meggy.

"Bagaimana denganmu?"

Sejenak Meggy menyerap dengan baik pertanyaan Dastan, ia sangat tahu maksud dari pertanyaan itu dan Meggy sudah memiliki jawaban yang menurutnya paling tepat untuk membungkam keberataan Dastan.

"Kemana pun Ares pergi aku akan selalu mengikutinya."

Yeah tentu saja.

"Itu di haruskan, kalian Suami Istri." Sahut Dastan.

"Lalu apa yang membuatmu terlihat tidak senang?" Meggy kembali angkat bicara.

Tatapan Dastan saat ini memang mengandung ketidak senangan, entah karena apa yang pasti sejak Ares memberitahukan rencana kepindahan mereka, raut wajah Dastan langsung berubah drastis.

Tatapan Dastan jatuh pada perut Meggy yang sudah membesar, tujuh bulan sudah usia kandungan Istri sahabatnya itu dan memang Dastan ingat persis Ares pernah mengatakan ia akan membawa Meggy pergi dari Amerika jika ia berhasil memiliki wanita itu seutuhnya. Dastan menghela nafas, ada banyak hal yang membuatnya tidak senang dengan kepergiaan Ares dan Meggy tapi apa boleh buat? Itu sudah menjadi keputusan Ares dan Meggy, Dastan hanya seorang sahabat yang mana seharusnya mendukung keputusan sahabatnya bukan sebaliknya.

"Kapan kalian berangkat?" Dastan mengalihkan topik pembicaraan. Ia tidak mau terlihat tidak bisa hidup tanpa Ares dan Meggy terkhususnya hidup tanpa Ares yang merupakan satu-satunya sahabat yang pernah ia miliki.

"Tiga jam lagi." Ucap Ares.

Dan tiga jam adalah waktu yang singkat untuk mengadakan sebuah perpisahaan. Dastan menghela nafas, terdengar berat. Ares mengeryit, pria tampan itu bangkit dari kursinya, menghampiri Dastan dan menepuk pudak sahabatnya.

"Kau baik-baik saja? Apa ada masalah dengan Bella?"

Dastan tersenyum miring.

"Tidak ada masalah. Bella baik-baik saja. Aku hanya tidak menyangka kau akan pergi jauh dariku."

Oh, bolehkan Meggy merasa geli saat ini?. Dalam duduknya, Meggy menahan senyum saat mendengar ungkapan Dastan.

Sementara Ares tersenyum miring, ia sangat mengenal Dastan dan menunggu pria itu jujur pada perasaan apa yang saat ini menggelutinya cukup memerlukan waktu.

"Kau bisa mengunjungiku, Dastan dan begitu pun aku."

Dastan bangkit berdiri, berdiri sejajar dengan Ares. Tinggi kedua pria tampan itu sama, tinggi menjulang.

"Aku mengerti tapi mengapa kau tidak membiarkan Meggy melahirkan disini?"

Tatapan Ares jatuh pada Meggy, tersenyum saat Meggy turut menatapnya dalam tatapan yang menghipnotis, senyum Meggy pun tidak kalah menghipnotis. Ares dan Meggy sudah sepakat tentang segalanya, bahkan di usia kandungan Meggy yang baru menginjak tujuh bulan Meggy sudah tidak lagi bekerja, sesuai perjanjian. Kemudian tentang waktu yang Ares berikan terhadap Meggy, untuk Meggy gunakan dengan sebaiknya di New York sebelum Ares membawa Meggy pergi dan entah kembali atau tidak.

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang