PART 3

4.6K 256 3
                                    

Author Pov.

Aroma manis menggelitik kesadaran berhasil mengembalikan kesadaran Meggy, perlahan kelopak mata yang menyembunyikan netra abu-abu indah itu terbuka sempurna. Meggy berusaha memfokuskan kesadarannya, mengerjap beberapa kali. Hal pertama yang ia lihat setelah kesadaranya kian mengumpul adalah tumpahan parfum beraroma manis miliknya, aroma itu yang menyadarkan Meggy kemudian ketika kesadaranya semakin membaik, Meggy panik bukan main saat mengetahui dirinya di ikat di sebuah kursi! tali yang mengikat dirinya terasa sangat kuat bahkan ketika ia menggerakan kaki bunyi gemersik rantai mengusik pendengaranya. Astaga, tangan dan kakinya di belenggu rantai sementara tubuhnya dililit kuat sebuah tali!.

Meggy mencoba mencerna apa yang telah terjadi padanya beberapa waktu yang lalu. Ia pulang pada malam hari kemudian dikejutkan dengan secarik kertas yang menyatakan seseorang telah menemukanya, kemudian ia tidak sadarkan diri dan ketika sadar ia berakhir di sini! di kursi! dalam keadaan terikat!. Yang menjadi pertanyaan, siapa yang telah mengikatnya? apa motif seseorang itu? dan apakah seseorang itu masih disekitarnya?. Berdebat dengan diri sendiri tidak justru menemukan jawaban, Meggy mengerang berusaha melepaskan diri dari jeratan tali dan rantai.

"Percuma, kau tidak akan bisa."

Kepala Meggy mendongkak waspada. Baru saja suara seseorang terdengar tanpa menunjukan wujudnya. Sorotan mata Meggy mengarah keberbagai tempat, perasaan waspada kian Meggy perhitungkan tatkala bunyi derap langkah terdengar dari arah belakang. Tegukan saliva terasa berkali-kali membasahi tenggorokannya, tidak bisa Meggy tepis perasaan takut yang tengah menyerangnya. Meggy memejamkan mata ketika dirasanya sosok untuk semakin dekat dengannya, pikiran Meggy mengarah pada Ambrose, mungkin sosok seseorang yang Meggy yakini pria itu adalah Ambrose, Ambrose datang untuk membalas dendam kematian sekutu-sekutunya tapi kenapa baru sekarang? setelah banyaknya sekutu Ambrose telah ia lenyapkan. Apakah Ambrose baru menyelidiki perkara kematian sekutu-sekutunya? atau pria itu baru saja peduli? karena semakin banyak sekutu pria itu mati tanpa ada yang tahu siapa pelakunya.

Tapi pikiran lain Meggy menolak jika yang tengah berada dibelakangnya adalah Ambrose. Sejauh yang Meggy ketahui, Ambrose tipe pimpinan yang tidak suka turun tangan sendiri, pria itu lebih mengandalkan sekutunya jika pun dirinya harus turun, itu pun hanya untuk memastikan pekerjaan kejamnya terlaksana. Otak Meggy terasa berputar-putar memikirkan segala kemungkinan tentang sosok yang menawanya.

Hembusan nafas panas dan aroma maskulin yang tajam berhasil meremangkan bulu kuduk Meggy. Sosok itu terlalu dekat di belakangnya. Meggy bisa merasakan kedekatan yang sangat intens tercipta di antara mereka.

"Siapa kau?." Suara Meggy bergetar pelan. Ia ketakutan dalam upayanya menyelamatkan diri.

Terdengar seringaian kejam di telinganya kemudian kecupan ringan di sepanjang leher jejangnya. Sekarang pikiran Meggy mengarah pada sesosok penjahat kelamin!. Tubuh Meggy bergetar hebat saat pria itu mengigit kecil daun telinganya.

Bajingan!. Batin Meggy.

"Itu pertanyaanku, sayang." Desis pria itu.

Sayang? cih!. Batin Meggy.

Hell! lihat keadaan sekarang, siapa yang lebih berhak bertanya?!. Meggy berkutat dengan asumsinya.

Gelombang gelap emosi mengantam dirinya ketika telapak tangan kasar pria itu menyapu lehernya, memberikan gerakan sensual, mengirimkan getar-getar listrik kesekujur tubuh Meggy. Meggy menggeliat memberontak, ia ingin terlepas dari siksaan yang menimbulkan perasaan aneh pada tubuhnya.

"Sttt tenang." Bisik pria itu.

Persetan dengan ketenangan!. Jika pria itu tidak segera menghentikan perbuatanya kemudian menunjukan dirinya, Meggy rasa ia tidak akan pernah tenang!. Di satu sisi Meggy berpikir pria itu adalah Ambrose tapi di sisi lain Meggy berpikir pria itu adalah penjahat kelamin, entah yang mana yang benar yang jelas kedua pemikiranya bukan tentang pria yang baik.

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang