PART 67

2.5K 183 32
                                    

Author Pov.

Wedding invitations.

Entah kenapa perasaan Ares bisa dikatakan begitu kesal saat menatap undangan pernikahan dari Dastan. Tentu saja ia kesal, Dastan mendahuluinya sementara dirinya belum tentu akan segera menyusul. Meggy sama sekali belum memberikan jawabannya dan Ares masih berlaku adil, menunggu dan terus menunggu. Dan akhir-akhir ini Ares memilih diam dan tidak ingin tahu dengan segala macam perasaan yang ia rasakan, apa lagi tentang lamarannya, karena semakin Ares memikirkannya, semakin ia tidak bisa menahan diri untuk menikahi Meggy. Ares sering kali memikirkan cara licik untuk mendesak Meggy tapi entah mengapa ia selalu tidak bisa melakukannya karena jujur saja, meski pun begitu ingin melakukannya tapi Ares tetap menginginkan pernikahannya dan Meggy kelak atas dasar cinta dan persetujuan yang bersifat tak memaksa atau pun terpaksa.

"Oh betapa brengseknya Dastan, ia melakukan semuanya sendirian tanpa melibatkan Bella. Bella pasti kebingungan mendapatkan dirinya menjadi pengantin hari ini." Meggy meringis sembari meletakan undangan pernikahan Dastan dan Bella.

"Syukuri saja karena ia mau bertanggung jawab." Sahut Ares.

Meggy menoleh, menatap Ares di sisinya.

"Kau benar setidaknya Dastan mau bertanggung jawab dan meringankan beban Bella."

Ares menegakkan tubuhnya, menatap Meggy dengan serius.

"Lalu kapan bagimu untuk meringankan bebanku?"

Meggy mengernyit.

"Maksudmu?"

Oh sudahlah!. Batin Ares.

"Sepertinya aku harus menunggu lebih, lebih dan lebih lama lagi. Aku benar'kan?" Sinis Ares.

Meggy tersentak ringan, ia bergerak gelisah di tempat duduknya, menatap Ares dengan kikuk sembari mengulum bibir bagian bawahnya. Meggy tahu ia sudah begitu jahat membuat Ares menunggu begitu lama tapi Meggy belum bisa mengungkapkannya sekarang meski pun ia sudah yakin setelah kunjungannya ke makam keluarganya beberapa hari yang lalu dan mendapat semacam restu dari hembusan semilir angin tapi Meggy masih belum bisa mengungkapkannya, entah kenapa ia menjadi gugup luar biasa dan tidak ada yang bisa ia lakukan selain menahan diri yeah sedikit lebih lama lagi.

"Ares--"

"Ku mohon bersabarlah, aku berjanji tidak akan mengecewakanmu."

Meggy tersentak lagi ketika Ares meniru gaya bicaranya. Ares menatapnya antara jengah dan geli kemudian tatapan geli lebih mendominasi.

"Dan aku akan menjawab.....aku akan menunggu dan aku sedang melakukannya." Ucap Ares.

Meggy tersenyum kikuk.

"Maaf," Lirih Meggy.

Ares menghela nafas, menarik Meggy ke dalam dekapannya. Mendekap dalam dekapan penuh cinta.

"Karena aku mencintaimu, aku memaafkanmu. Karena aku mencintaimu, aku rela menunggu." Gumam Ares.

Jantung Meggy bertalu, ia merasa bersalah namun juga senang. Ares terlalu sabar dan betapa teganya Meggy membuat pria itu menunggu terlalu lama. Meggy memejamkan matanya, menyerap aroma Ares. Mungkin sedikit waktu lagi Meggy akan bisa mengungkapkannya.

************************************

"Kau sangat cantik," Ares menumpukan dagunya di pundak Meggy yang terekspos. Menatap refleksi penampilan cantik kekasihnya di sebuah cermin full body.

"Terima kasih." Meggy mengulurkan tangannya, membelai puncak kepala Ares. Refleksi kekasihnya pun terlihat tampan, pakaian resmi untuk menghadiri acara resmi melekat sempurna di tubuh berototnya.

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang