3. Pantat

43.8K 2.6K 320
                                    

Baekhyun merasa menjadi kelinci semok diantara serigala yang kelaparan. Ia beringsut duduk lebih dekat kearah Chanyeol. Sedari tadi keluarga Chanyeol menatapnya penuh damba. Seperti melihat idol yang mereka idolakan. "nak Baekhyun makan yang banyak, biar sehat!" mama Park begitulah Baekhyun dipaksa memanggilnya. Mama Park mengambilkan nasi serta lauk pauk dengan penuh semangat.

"sudah mama, ini cukup!" Baekhyun tak mau mati kekenyagan karena sumpah lauk yang diambilkan sangat banyak. Hampir memenuhi piringnya.

"dasar gendut." bisik Chanyeol ditelinga Baekhyun. Si mungil menatap tajam lelaki tinggi disampingnya. Enak saja ia dibilang gendut, bagian manannya yang gendut. "kau tak lihat badanku sangat gampang tertiup angin."

"eeemm pantatmu yang gendut." koreksi Chanyeol dengan raut menyebalkan. Baekhyun reflek memukulkan sendok tepat dikepala Chanyeol.

"aaaww, sakit bodoh!"

"Park Chanyeol!" mama Park memberikan kode untuk anaknya agar tidak melakukan apa yang ia tidak suka.

Sambil meringis kesakitan dan mengelus kepalanya yang sakit. "iya mah Maaf." Chanyeol benar-benar merasa sakit hati, ia yang dipukul kenapa mamanya malah membela Baekhyun.

Mereka makan dengan tenang, sesekali Yoora kakaknya Chanyeol dan orang tuanya Chanyeol melemparkan pertanyaan kepada Baekhyun tanpa melibatkan Chanyeol. Baekhyun menjawab seadanya, ia melirik Chanyeol yang bermuka pundung dan masam. Baekhyun merasa tak enak untuk kejadian tadi.

"aku mau kekamar dulu." Chanyeol telah menghabiskan makan malamnya. Ia sama sekali tak dianggap disana, merasa tak ada gunanya duduk berlama-lama, Chanyeol pergi ke kamar.

"haaaa, anak itu. Baekhyun setelah makan langsung saja ke kamar Chanyeol. Besok kan libur. Menginap disini saja. Masalah ibumu aku akan memberitahunya." ucap ibu Chanyeol. Baekhyun hanya bisa mengangguk. Ia tak punya keberanian untuk menolak. Setelah makan dengan langkah lunglai Baekhyun berjalan kekamar Chanyeol.

Baekhyun membuka pintu kamar, ia melihat Chanyeol yang sedang menelepon seseorang. Baekhyun memilih duduk dipinggiran kasur yang lainnya dan mulai bermain game lewat ponselnya untuk membunuh waktu yang membosankan.

"iya sayang aku akan belikan apapun yang kau mau." ujar Chanyeol terdengar mesra, Baekhyun menebak kalau Chanyeol pasti sedang menelepon salah satu pacaranya. Dasar buaya darat semua perempuan cantik disekolahnya pasti pernah dimodusi oleh lelaki tinggi itu. Baekhyun kembali memusatkan perhatiannya pada game yang ada diponsel daripada mendengarkan percakapan memggelikan antara Chanyeol dan pacarnya.

"sejak kapan kau disini?" Chanyeol tersentak ketika melihat Baekhyun ada dikamarnya.

"sejak Korea merdeka." Baekhyun memutar mata malas. Begitu transparankah dia dimata Chanyeol sampai tak terlihat.

"apa yang kau lakukan dikamarku, tidak sopan sekali masuk kamar orang tanpa izin." Chanyeol menanatp Baekhyun datar, namun Baekhyun menatap Chanyeol lebih datar lagi.

"orang tuamu yang pemaksa itu yang menyuruhku kesini untuk menginap, kau pikir aku juga mau kalau bukan terpaksa."

Chanyeol mendesah kesal dan mengacak rambutnya hingga berantakan. "ck, kenapa semuanya malah tambah menyebalkan!"

Baekhyun tak ambil pusing perkataan Chanyeol. Ia menguap karena matanya sudah berat. Kebiasaan Baekhyun kalau sudah melihat tempat tidur empuk ingin segera rebahan. Tapi ia tidak nyaman dengan seragam sekolah yang ia pakai. "pinjamkan aku piyama!"

Chanyeol mendesah kesal lagi, ia pergi kelemari dan mulai mengacak-ngacak lemarinya. Kalau bukan karena orang tuanya, ia sangat ingin mendepak Baekhyun keluar dari kamarnya. "ini pakai, jagan lupa besok langsung cuci!"

Baekhyun meihat piyama pemberian Chanyeol dengan sangsi. Piyama itu ukurannya besar dan terlalu kebesaran untuknya. "memangnya tak ada yang lain? Ini terlalu besar untukku!"

Chanyeol menghela nafas, "tidak, itu yang paling kecil. Pakai saja sudah untung aku mau meminjamkannya untukumu!"

Baekhyun merenggut, ia langsung membuka seragam sekolahnya didepan Chanyeol.

"a-apa yang kau lakukan?" Chanyeol dengan wajah merah membuat Baekhyun mengernyit tak mengerti.

"tentu saja mau ganti baju." Baekhyun membuka kancing bajunya membelakangi Chanyeol. Perlahan punggung putihnya terlihat.

"ck, kenapa tidak dikamar mandi saja!" Chanyeol mengambil komik diatas meja belajarnya dan mulai membalik halaman demi halaman walaupun matanya sesekali masih mengintip kearah Baekhyun.

"kenapa harus ke kamar mandi. Aku inikan lelaki. Kau pikir aku punya dua gunung yang harus disembunyikan dari mata pria mesum sepertimu?" Baekhyun dengan santai membuka celana sekolah beserta boksernya. Tanpa mengetahui mata Chanyeol yang membola melihat pantat padat yang menunduk dengam celana dalam hitam.

"yak! Kenapa kau harus melepaskan celanamu segala?" Chanyeol merasa risih melihat Baekhyun dengan pahanya yang putih dan terlihat lembut untuk diremas.

"apa salahnya? Lagipula aku tak betah memakai celana sekolah beserta boksernya. Ini celana piyamu! Aku tak jadi pinjam, celananya terlalu besar untukku." Baekhyun melempar celana piyama Chanyeol kepemiliknya. Ia langsung masuk keselimut Chanyeol hanya dengan memakai baju piyama saja tanpa memakai bawahan.

"ya tuhan!" Chanyeol risih sebenarnya. Biasanya tak ada yang berani masuk ke kamarnya bahkan kakaknya sekalipun. Tapi ini makhluk mungil yang menjengkelkan tal tau malu itu berani-beraninya masuk kekamarnya.

Baekhyun tak bisa tidur tenang, memang sudah kebiasaan bocah satu itu tidur dalam keadaan tak beraturan. Kakinya dikeluarkan satu keluar selimut hingga pantat putih itu terlihat. Baekhyun menggaruk salah satu pipi pantatnya. Mungkin ia merasakan gatal.

Chanyeol terdiam, itu pipi pantat terpadat dan terbulat yang pernah ia lihat. Bercinta adalah hal biasa baginya, telah banyak perempuan diluar sana yang ia perawani namun baru kali ini ia melihat pantat sebulat itu. Walaupun tak terlalu besar namun tetap terlihat sekal. Mengingatkan Chanyeol pada kue mochie.

Takut salah pegang dan khilaf karena serius Chanyeol ingin menyentuhnya. Ia penasaran dengan tekstur pantat Baekhyun.

"apa pantat lelaki sama rasanya dengan pantat perempuan?" gumam Chanyeol.

Tangan Chanyeol tepat berada diatas pipi pantat Baekhyun. Ia berhasil mendaratkan tangannya disana. Sedikit diremas, dan memang lembut dan kenyal seperti dugaan. Chanyeol jadi kecanduan, tenyata pantat Baekhyun mirip squishy.

"eeemmm." Baekhyun merasa tak nyaman. Chanyeol keget dengan reflek menarik tangannya ketika Baekhyun menggigau, ia takut tertangakap basah sedang meremas pantat.

"sadar Chanyeol dia lelaki, aku masih normal!" Chanyeol memicingkan mata dan mewanti-wanti dirinya sendiri. Setelah sadar apa yang ia lakukan barusan adalah hal yang salah. Chanyeol pergi kekamar mandi untuk memenangkan pikirannya dan mencuci tangan hingga bersih.

Baekhyun merasa salah satu pantatnya dingin, ia kembali memasukkan kaki kanannya kedalam selimut.


.......


"apa yang Yoora bilang mah mereka berdua itu gayanya saja yang pura-pura tidak mau padahal mah kebelet dikawinin." Yoora memotret pemandangan indah dipagi hari. Ia juga tak menyangka sang adik akan secepat itu melakukan pendekatan.

"iya mama pikir mereka berdua keberatan untuk dijodohkan. Eh ternyata." Mama Park tekikik senang. Dua perempuan berbeda umur itu masuk diam-diam kekamar Chanyeol hanya untuk melihat bagaimana perkembangan hubungan Chanyeol dengan Baekhyun.

"bulan depan bisa aku nikahkan mereka berdua." Mama Park tersenyum penuh arti. Bagaimana tidak siapa yang tidak akan salah paham ketika melihat dua orang lelaki tidur dalam satu ranjang. Ya memang itu merupakan suatu hal normal kalau posisi dan pose tidur mereka juga biasa saja tapi ini saling berpelukan. Kepala Baekhyun ada di dada Chanyeol dan jangan lupakan selimut mereka yang sudah terjatuh ke lantai. Dan yang lebih membuat tercengang lagi adalah salah satu tangan Chanyeol masuk kedalam celana dalam Baekhyun.

"tahan Yoora jangan mimisan." Mama Park panik ketika anak sulungnya sudah memegang hidung.

"mah kita keluar saja dulu. Aku bisa kehabisan darah kalau disini."



Tbc

JODOHKU LELAKIWhere stories live. Discover now