[END]
❝Let's meet in the future. Kita pasti akan bertemu kembali di masa depan. Setelah itu, mari kita buka time kapsul kita bersama-sama.❞
Ara, seorang wanita biasa yang berhasil melakukan perjalanan kembali ke masa lalu setelah meminum sebuah ram...
"Ara? Tumben pagi-pagi kamu sudah rapi? Memangnya ada kuliah pagi kamu?"
"Kuliah siang, mah. Tapi aku mau ketemu sama temen dulu. Oh, iya, mah. Aku boleh bawa bekal, gak?"
"Tumben banget kamu mau bawa bekal? Ya sudah, bawa saja sayang, itu makanan di meja makan juga masih ada."
Ara mengangguk antusias, lalu ia segera meletakkan kotak bekalnya di atas meja makan, sembari memasukkan nasi, lauk, dan sayuran ke dalam kotak bekalnya.
"Buat Bara ya, dek?"
"Astaga! Kaget!"
Ara menyuruh Biru untuk segera menutup mulutnya dan tidak menyebutkan nama Bara di depan kedua orang tuanya, karena selama ini Ara memang belum pernah berpacaran sama sekali, apalagi bercerita tentang orang yang ia suka kepada orang tuanya.
"Bara? Kamu sudah punya pacar, Ara? Padahal papa mau menjodohkan kamu dengan anak teman papa."
"Papa, apa-apaan sih, pah! Aku gak suka kalau dijodoh-jodohin. Aku bisa cari jodoh sendiri!"
"Kalau papa mau kamu bertemu dulu dengan anak teman papa itu, bagaimana? Anaknya sopan, baik pula. Ya, siapa tahu nanti kamu jadi suka."
Ara dengan cepat mengisi kotak bekalnya, lalu menutupnya dengan kasar. Menurutnya, Bara adalah orang yang paling penting baginya saat ini. Apalagi waktunya di masa ini hanya tinggal beberapa hari lagi, jadi ia tidak ada waktu untuk menemui lelaki lain.
'Maaf, pah. Anakmu kali ini ingin membangkang. Aku sudah lama menyukai Bara, dan aku sekarang ingin bersama Bara terus. Dia membutuhkanku.'
Ara memasukkan kotak bekal ke dalam tasnya dan langsung pergi keluar dari rumahnya karena ojek online yang sudah dipesannya telah menunggu di depan rumah. Di masa depan, padahal papanya sama sekali tidak pernah membicarakan masalah perjodohan. Lantas mengapa sekarang tiba-tiba papanya itu ingin menjodohkannya? Jangan-jangan, waktu dia kembali ke masa depan nanti dia malah benar-benar dijodohkan. Tidak, Ara berharap hal itu tidak terjadi.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
