16; Right In Front Of You

1.1K 197 14
                                    

🎶Right In Front Of You - K.Will🎶

"Tapi sebentar lagi kan lo mau pergi, Ara."

Bara yang awalnya sudah merebahkan diri di ranjang itupun berusaha untuk bangun kembali. Ara dengan sigap langsung membantu Bara untuk duduk dan menyamankan posisi bantalnya agar Bara bisa bersandar dengan nyaman.

"Seenggaknya gue masih ada waktu buat lo. Lo lupa? Gue pengen buat kenangan indah bareng lo sebelum gue pergi. Kan lo juga udah janji."

"Kalo gitu lo juga janji harus bahagia meskipun gue pergi. Umur gue udah gak lama lagi, Ra."

"Astaga! Omongannya berat banget, gak kuat gue dengernya. Guys, mending kita balik duluan aja, biar mereka bisa ngomong berdua."

Yohan sudah geleng-geleng kepala sambil menutup kedua telinganya setelah mendengar ucapan Bara tadi. Ia tidak suka mendengarkan pembicaraan seperti itu, sehingga lebih baik membiarkan Bara untuk bicara berdua saja dengan Ara.

"Bara, gue cuma mau ngasih lo saran. Daripada lo ngomongin umur, mending manfaatin sisa waktu lo buat hal-hal yang selama ini pengen lo lakuin. Daripada lo cuma diem aja sambil menyalahkan hidup lo. Lagian Ara juga siap bahagiain lo tiap hari. Ra, gue sama yang lain balik duluan aja, ya? Atau lo ntar mau gue jemput lagi?"

"Kalian balik duluan aja, Vin. Gue bisa balik sendiri, kok."

Sora pun menepuk bahu Ara sambil membisikkan kata-kata semangat untuknya, dan Ara hanya mengangguk sambil menyuruh mereka semuanya untuk segera pergi, karena ia sudah tidak tahan ingin berduaan dengan Bara. Ara tidak peduli jika harus pulang malam, yang terpenting ia ingin meyakinkan Bara terlebih dahulu.

"Kalo ada apa-apa, kabarin kita di grup ya, Ra."

"Iya, udah sana kalian pergi aja, ganggu orang yang pengen berduaan aja lo pada."

Sora hanya memanyunkan bibirnya, lalu ia segera menarik teman-temannya untuk keluar dari kamar rawat Bara.

"Kok lo gak ikut pulang juga? Udah malem ini."

"Gampang, tinggal pesen ojek lewat aplikasi ntar."

"Kok lo susah banget dibilangin, sih!"

"Lo juga sama aja! Udah ah, gue lagi gak mau berantem sama lo."

Ara mendekatkan dirinya dan langsung memeluk Bara sambil mengusap-usap punggungnya. Inilah keinginan Ara yang sebenarnya. Ia ingin selalu ada untuk Bara dan ia juga ingin selalu menjadi penyemangat untuk Bara yang sedang bertarung melawan penyakitnya.

"Gue emang keras kepala, dan itu semua demi lo, Bara."

"Dan gue cuma gak mau buat lo sedih nantinya, Ra."

"Urusan perasaan gue, itu bakal gue sendiri yang urus. Intinya gue gak terima penolakan dan lo harus nurut!"

"Kalo gue gak mau nurut?"

Cup!

"Lo bakal dapet hukuman."

Ara dengan santainya langsung mengecup pipi Bara. Dan ia pun tersenyum puas karena saat ini pipi Bara terlihat bersemu merah.

"Ra, maafin gue. Gara-gara gue lagi, lo jadi diusir dari kelasnya pak Adam. Padahal gue udah janji gak bakal ngerjain lo lagi, tapi gue gak tahan rasanya."

14 DAYSWhere stories live. Discover now