11; Maybe

1.1K 202 5
                                    

🎶Maybe - UNB🎶

Sepanjang perjalanan menuju kantin, teman-teman Ara terus menggoda Ara yang baru saja mereka anggap jadian dengan Bara. Tadi Bara memang yang mengajak mereka makan dan ingin mentraktir mereka, tentunya menurut analisis Ara pastinya bukan karena jadian, tapi karena Bara yang merasa senang bisa mendapatkan teman-teman baru. Padahal Ara saja tidak tahu bagaimana isi hati Bara yang sebenarnya saat ini.

"Kalian pilih mau makan apa aja, bebas. Gue yang bayar semuanya."

"Siap, bos! Gue mau ngambil banyak, mumpung gratis."

"Jangan apa-apa lo pesen semua, Yohan! Malu-maluin aja lo jadi temen."

"Bodo amat. Gue gak denger, gue lagi nutup mata sambil kayang."

Ara hanya bisa menghela napas kasar melihat kebrutalan teman-temannya yang memesan banyak makanan di kantin, sedangkan Bara hanya bisa tersenyum saja dari tadi. Entah, Ara tidak paham isi pikiran Bara saat ini. Bara bahagia karena memiliki teman baru, atau karena sudah sukses menyebut Ara sebagai pacar barunya. Ara ingin menanyakan hal tersebut, tapi lebih baik ia pendam sendiri saja. Menurut teori dan analisisnya, Bara hanya sedang bahagia karena bisa mendapatkan teman baru.

"Makanannya dimakan ya, Ra? Gue yang bayar, kok."

"Gue gak laper padahal."

"Lah, udah pacaran bahasanya masih gue-lo-an gitu kalian? Gue kira pake aku-kamu."

"Jijik gue, Vin. Lagian Bara juga katanya jijik kalo liat gue ngomong aku-kamu ke dia. Ya udah, suka-suka gue aja jadinya."

"Kok sama pacar sendiri lo jijik gitu sih, Ra? Kalo gue jadi lo, gue udah diputusin sama pacar gue."

"Bagus, kalo putus nanti lo sama gue aja, Sor. Gue always available for you."

"Available pala lo, Han! Jadi pengen muntah gue."

"Canda, Sor. Canda!"

Ara hanya menatap malas ke arah teman-temannya yang selalu berdebat setiap saat. Susah memang memiliki teman-teman yang tidak waras seperti mereka, tapi ternyata Bara terlihat nyaman-nyaman saja berada diantara teman-teman Ara. Dan hal itu membuatnya lega. Lega karena ia berhasil membuat Bara memiliki teman. Tatapan Ara yang sedari tadi sedang memandang punggung Bara pun langsung ia alihkan ke arah lain ketika Bara kembali duduk di sebelah Ara setelah membayar semua makanannya.

"Ra, beneran gak mau makan? Atau mau gue suapin?"

"Sialan, kaget gue! Cieee, udah sana main suap-suapan, gue mau liat."

Ara dengan kesal melemparkan sendoknya ke arah kepala Yuvin, membuat Yuvin tertawa karena lemparan sendoknya itu tidak mengenai dirinya.

"Ara?"

"Apa lagi sih, Bara!"

Bara terkekeh setelah berhasil memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut Ara, hingga membuat Ara membelalakkan matanya karena terkejut dengan sikap Bara. Teman-temannya yang lain hanya berdeham lalu mulai berpura-pura tidak melihat kemesraan mereka.

'Ya Tuhan, tolong aku! Jantungku sepertinya mulai bermasalah.'

"Habis ini lo mau ke mana, Ra? Mau gue temenin?"

"Kok gak ada panggilan sayangnya, sih? Panggil sayang, dong."

"Sora! Udah ah, kalian bisa diem aja gak, sih? Udah dikasih makanan gratis juga!"

14 DAYSWhere stories live. Discover now