Prolog

8.9K 1K 146
                                    


Kisah ini dimulai di hari yang biasa, dengan orang-orang biasa yang tak terbiasa mengalami kejadian-kejadian luar biasa.

Kalian penasaran? Baik, mari kita mulai.

Petugas keamanan V0DK4 menguap. Dia sudah lama duduk di kursinya, cukup lama sampai pantatnya panas dan jok kursi melesak dalam hingga hampir menyentuh dasar. V0DK4 meregangkan tubuh, bangkit berdiri dan menatap pemandangan di balik kaca jendela. Itu adalah pemandangan yang sama yang dilihatnya sepanjang waktu; ruang hampa yang hitam dan kosong. Sesekali meteor melintas, membentuk garis putih keemasan, dan kadang-kadang serombongan pesawat dari dinas Angkatan Udara yang sedang berlatih lewat. Tapi selain itu, tak ada pemandangan yang betul-betul menarik.

Mau apa lagi. Ini memang pekerjaanku.

V0DK4 mendengus dan duduk lagi. Hanya itu yang bisa dilakukannya. Duduk, menguap, berdiri, melihat pemandangan, lalu duduk lagi, menguap lagi, begitu seterusnya. Jadi petugas keamanan memang pekerjaan yang membosankan, apalagi jika tugasmu adalah menjaga sesuatu yang jelas-jelas aman, seperti sel tahanan. Untungnya dia bukanlah satu-satunya penjaga kemanan. V0DK4 punya seorang rekan lain bernama B33R yang akan menggantikannya nanti setelah shift-nya selesai. 

Setidaknya kalau V0DK4 mati karena bosan, dia tahu dia nggak akan mati sendirian – temannya B33R juga akan mati kebosanan.

Awalnya ketika menerima tugas ini, V0DK4 sangat bersemangat. Dia akan jadi penjaga penjara, tempat orang-orang beringas yang haus darah. V0DK4 sudah membayangkan hidupnya akan berubah jadi seperti film action; setiap hari akan diwarnai dengan adegan kejar-kejaran atau laga baku tembak yang seru. Dia berkhayal dirinya akan jadi seperti superhero macam Thor atau Captain Marvel.

Penjara itu memang diisi oleh orang-orang jahat yang keji. Tapi V0DK4 tidak ditugaskan menjaga sel para tawanan itu, ohoho, dia salah besar. V0DK4 malah ditugaskan menjaga sebuah sel tak menarik yang diisi pemuda membosankan yang tak bisa apa-apa.

Yang V0DK4 maksud dengan tak bisa apa-apa adalah betul-betul tak bisa apa-apa.

Ya, pemuda itu sedang tertidur – atau lebih tepatnya dibekukan. Tak ada seorangpun yang tahu alasan kenapa pemuda ini dibekukan. V0DK4 pernah bertanya pada bosnya tapi si bos menjawab dia juga nggak tahu. Jadi bos V0DK4 bertanya lagi pada bosnya, dan sayangnya bosnya bos V0DK4 juga sama-sama nggak tahu. Begitu juga dengan bos-bos lainnya, entah mereka tidak tahu atau memilih bungkam, pokoknya alasan kenapa pemuda ini dibekukan masih merupakan tanda tanya besar.

Sedangkan untuk laga ala film action yang dimimpikan V0DK4, yah... apa mau dikata. Boro-boro baku tembak, sepanjang V0DK4 dan B33R bertugas, tak ada tanda-tanda pemuda itu akan bangun. Pemuda itu bahkan nggak makan atau buang air – tanda-tanda kehidupannya juga tak ada. V0DK4 merasa dia seperti sedang menjaga sebongkah batu. Batu sekalipun masih lebih baik. Batu bisa menggelinding atau tergelincir, tapi pemuda itu... Dia hanya terbujur kaku di dalam kapsulnya sepanjang waktu, entah sampai kapan.

V0DK4 tidak mengeluh. Zaman sekarang cari pekerjaan susah, kata M4M4, aku nggak boleh milih-milih...

Dia menatap satu-satunya tombol yang ada di meja kerjanya. Tombol itu besar, selebar piring dan berwarna merah menyala. Di atasnya ada tulisan "Jangan PERNAH Ditekan". Karena tak ada yang pernah berani menekan tombol itu, maka tak ada yang tahu seandainya tombol itu ditekan. Beberapa kali V0DK4 tergoda untuk mencoba tapi dia tak mau cari gara-gara. Dia hanya ingin menjalani pekerjaannya dan mendapat upah untuk membiayai keluarganya.

"Oi, bro!"

Ada seseorang yang menyentuh pundaknya. V0DK4 melonjak kaget dan menoleh. Ternyata itu B33R, rekan kerjanya.

"Waktu shift lo udah selesai," kata B33R. Dia terkekeh. "Selamat!"

Sebetulnya B33R tidak berkata-kata dalam Bahasa Indonesia, apalagi yang jenis kekinian versi lo-gue ala anak-anak gahol Jekerdah seperti yang biasa kalian gunakan. B33R dan V0DK4 memakai Bahasa Gulug-gulug yang lazim dipakai di tempat ini. Namun karena aku yakin nggak ada dari kalian yang paham Bahasa Gulug-gulug, maka aku berbaik hati menerjemahkan obrolan B33R dan V0DK4.

"Ngantuk bet, sumpah," kata V0DK4. Dia bangkit berdiri dan meregangkan tubuh. "Gue pengen tidur nih, bro."

"Ya udah, gih, sono!" kata B33R karena percayalah, dia juga tahu betul betapa bikin ngantuknya pekerjaan mereka. "Gimana laporannya? Ada yang aneh-aneh nggak?"

V0DK4 tertawa meremehkan. "Mana ada. Lagian sejak kapan si 'batu' bangkit?" Si 'batu' adalah julukan mereka berdua bagi si pemuda yang membeku diam di dalam sel.

"Ya udah. Bagus, deh!"

"Kuy. Cabut!"

"Eh, sebentar..." B33R menyetop V0DK4. "Itu lihat, deh. Ada muknya!"

"Mana? Di mana?"

B33R menunjuk ke atas meja. Di atas tombol merah yang tak boleh ditekan itu, bertengger seekor makhluk paling mengerikan yang bikin siapa saja gemetar ketakutan melihatnya. Makhluk yang menjadi momok bagi orang-orang di tempat ini. Makhluk haus darah yang siap meneror dan merobek tubuh orang-orang. Kalau di Bumi, muknya adalah serangga sejenis nyamuk.

"Sebaiknya kita apakan, V0DK4?" tanya B33R ngeri. Dia mulai berkeringat panas dingin. V0DK4 hanya bisa menggeleng ketakutan. Dia sendiri kebingungan. V0DK4 menyaksikan sendiri para korban gigitan muknya menderita karena harus terus-terusan menggaruk tubuh mereka yang gatal dan bentol. Sayangnya, cara menangani muknya tidak termasuk dalam pelatihan mereka sebagai sipir penjara.

"Kita tembak aja, gimana?" usul B33R sambil menarik keluar pistolnya.

"Ide bagus."

V0DK4 juga menarik keluar pistolnya dan mengarahkannya pada binatang buas itu. Makhluk itu tidak bergeming dan tetap berdiri di atas tombol, seolah menantang B33R dan V0DK4 untuk menghabisinya. 

"Di hitungan ketiga," kata B33R.

"Eh, tunggu dulu," V0DK4 belum siap. Bagaimana kalau muknya menyerang balik mereka? Gigitannya dan rasa gatal yang ditimbulkannya mematikan. V0DK4 menatap rekannya itu dan berkata dengan suara lirih. "Kalau gue mati karena diserang muknya, tolong kasih tahu istri gue, bahwa gue gugur dalam tugas..."

B33R balas memandang V0DK4, matanya berkaca-kaca. "Sama. Gue juga bro. Tolong kasih tahu pacar gue, ya. Kalau gue kenapa-napa, gue ikhlas dia nikah sama cowok lain."

Kedua sahabat itu berangkulan dengan haru, air mata bercucuran di pipi mereka mengingat mereka bisa saja tewas akibat digigit muknya.

"Oke," kata V0DK4, mencoba menabahkan diri. "Satu... dua..."

"Tiga!"

DHUAAAAAR!

Efek ledakan yang ditimbulkan tembakan dua pistol itu membuat V0DK4 dan B33R terlempar. Belum sempat mereka memulihkan diri, suara sirene yang memekakkan meraung-raung di seluruh ruangan. Muncul bunyi ledakan lain dan tiba-tiba pintu sel di belakang mereka terangkat naik. Cahaya terang yang membutakan muncul dari dalamnya. Dengan bunyi berdebum keras, kapsul si pemuda beku terlontar keluar dengan kecepatan roket, menabrak kaca jendela sampai pecah berkeping-keping, melesat menembus ruang hampa yang hitam pekat, menuju ke antah berantah.

V0DK4 dan B33R menatap sel yang kosong dan kaca jendela yang pecah itu. Mereka saling pandang, wajah mereka hitam kena asap ledakan. Lalu kedua sipir penjara itu berpelukan sambil menangis tersedu-sedu, larut dalam haru dan bangga.

Sang muknya telah berhasil dibasmi.

MilkTea [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang