Abang dan Kakak.

2.6K 233 4
                                    

"Dek," panggil Abang begitu melihatku masuk ke dalam rumah.

Ternyata setelah aku usir tadi dia masih menungguku di ruang tamu. Aku mendekat kearahnya lalu duduk di sampingnya sambil menyandarkan kepalaku di bahunya.

"Capek?" Aku mengangguk singkat.

"Yang tadi?"

"Iya dia," jawabku.

"Udah sampai mana?" Apasih ini maksudnya. "Hah? Apaan?" Kataku melongo.

"Hubungan kamu sama dia." Kali ini aku dan Bang Rendra duduk berhadap-hadapan seolah kami tengah membicarakan hal yang sangat serius.

"Baru juga kenal, trus pdkt." Kataku yang sebenarnya juga bingung jika ditanya begitu.

"Dianya serius sama kamu?"

"Yaampun Bang, ini baru kenal loh udah ngomongin serius aja, lagian aku masih SMA Abang..."

"Abang cuma takut." Katanya yang aku balas dengan pandangan jijik.

Kepalaku langsung di tempeleng olehnya. Aku kesal dan memukul tangannya kuat. Terjadilah pertikaian disana hingga Kak Lia pun melihat kami berdua dalam kondisi mengenaskan.

"Eh woi, kalian kenapa? Kesambet atau gimana?" Kak Lia bertanya, hanya sekedar bertanya tanpa ada niat melerai kami.

"Abang ampun, ampun." Kataku memohon karena Bang Rendra kini beralih ke telapak kakiku lalu menggelitikinya. Aku paling tidak tahan jika di gelitik.

"Ampun Bang, ampun...."

"Udah kali Bang, kasihan dia tu." Akhirnya aku di lepas setelah Kak Lia bersuara.

Setelah berhasil menetralkan napas, aku kembali duduk dengan normal. Tidak sampai tiga detik setelahnya, putri pertama keluarga ini mengeluarkan titah kerajaan.

"Ambilin es krim sana!" Katanya.

Aku mendecak kesal, Lia ni pandainya nyuruh orang aja. Benci.

"Abang cola ya."

Aku berdiri sambil mengoceh tidak jelas. "Dikira supermarket kali ya."

Akupun mengambil apa yang mereka minta di kulkas lalu membawanya kembali ke ruang tamu. Berasa tamu kehormatan banget mereka makan camilan di ruang tamu dilayani pula lagi sama orang cantik seperti diriku.

Aku duduk kembali lesehan di lantai dengan ponsel yang sedang aku mainkan. Sedangkan mereka sedang menikmati hidangan masing-masing. Apaansih.

"Dek,"

"Hm." Gumamku menanggapi panggilan Bang Rendra.

"Kalian berdua udah besar semua ya... Dulu kalau ada cowok yang ngajakin kalian main pasti abang marah, kalau kalian diantarin teman cowok kalian pulang, abang juga marah, tau gak dek alasannya?" Aku dan Kak Lia kompak menggeleng.

"Abang tu... Takut. Abang suka takut kalian disakitin. Abang takut kalian kena karma atas perbuatan abang, ya walaupun seingat abang, abang gak pernah mempermainkan cewek ya tapi tetap aja abang takut, abang takut kalian dibuat nangis disaat abang mati-matian untuk buat kalian senang."

"Alay!"

"Kok jadi mellow gini sih?"

"Kalian berdua ya emang gak ada romantis-romantisnya sama abang!" Wah mengamuk dia.

Aku melirik Kak Lia, lalu mengucapkan kalimat mematikan yang selalu kami gunakan jika dia sudah marah-marah gak jelas.

1
2
3

"MAKANYA CEPAT NIKAH SANA!!!" Setelahnya kami berdua langsung berlari menuju kamar masing-masing.

"KURANG AJAR KALIAN!"

BAMANTARAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant