Sabtunya Nata dan Dara

18.2K 633 30
                                    


Project ketiga dari aku, kali ini disusun bersama marqulee teman sejagat rayanya aku.

Enjoy ya.

***

Aku menghela napas lelah mengikutinya berlari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku menghela napas lelah mengikutinya berlari. Dia pria jangkung berkulit sawo matang yang sangat menarik perhatian setiap kaum hawa.

"Aku capek Nat" seruku yang tertinggal cukup jauh.

"Ayo semangat dong" soraknya dari jauh menyemangatiku.

Aku berlari mencoba mengikutinya lagi. Tapi malangnya kakiku keram dan aku pun terjatuh.

"Aw"

Rasanya ingin menangis tapi aku tidak tau harus menangis karena sakit di kaki dan tanganku atau karena malu.

"Dara!" aku memalingkan wajahku ke sumber suara.

Tepat di belakangku aku melihat Nata berlari mendekat. Wajahnya terlihat khawatir, tangannya lalu mengambil tanganku dan melihat sedikit goresan dan juga lututku yang sedikit berdarah. Aku menangis sesegukan, sungguh rasa maluku lebih besar dibanding rasa sakit ini.

"Maaf, maafin aku ya. Kalau kamu gakuat seharusnya kamu tadi berhenti aja, gak usah ikutin aku" katanya sambil membersihkan tanganku.

"Nanti kalau aku berhenti kamu malah ngeledekin aku" kataku masih menangis-nangis seperti anak kecil yang jatuh dari sepeda.

Dia mengusap wajahku yang basah karena air mata. "JANGAN DIPEGANG, TANGAN KAMU KOTOR NANTI AKU JERAWATAN TRUS JADI JELEK, TRUS KAMU NANTI GAMAU LAGI SAMA AKU" seketika Nata tertawa terbahak membuatku semakin kesal.

"Udah jangan nangis, kamu nangis jadi jelek bukan jerawat yang bikin kamu jelek" katanya lagi sambil mengusap wajahku lagi. Aku membiarkannya kali ini.

Aku dibantunya untuk berdiri, lalu tangannya melingkar dipinggangku menuntunku untuk duduk di kursi taman yang tersedia. Iya kami sedang lari di taman dekat komplek rumahnya.

Jangan tanyakan hubunganku dengan Nata seperti apa, karena akupun tidak tau. Yang aku tau hanyalah kami sudah dekat sejak dua tahun yang lalu. Ya selama itu dalam kata sekedar dekat.

Aku mengerucutkan bibirku kesal saat Nata membasuh tangan dan kakiku yang luka dengan masih tertawa. Entah apa yang lucu baginya.

"Kamu ni kenapa sih? Kok ketawa mulu?!"

"Habis kamu lucu, bisa-bisanya jatuh dikit aja langsung nangis, dasar cengeng" katanya tertawa geli.

"Akutu malu tau, diliatin orang banyak" kataku mengaku.

"Jangan lebay deh, ngapain peduliin orang"

Aku hanya diam tidak ingin menanggapi, Nata ini tipenya tidak akan pernah kalah.

BAMANTARAWhere stories live. Discover now