30. Separuh Hati Yang Hilang

540 110 24
                                    

"Zak, diajak ngomong diem aja lo. Mikirin apa sih?" seru Kimmy sambil menepuk kencang bahu Zaki. "Denger nggak, barusan gue ngomong apa?" katanya begitu cowok itu mengerjap kaget.

"Sori, Kim. Emangnya ada apa?" Zaki menarik napas kuat lalu menggelengkan dua kali kepalanya.

"Pak Amro dapat telpon dari rumah. Katanya ada urusan apa gitu. Jadi remidial Fisika lo nggak jadi sekarang," Kimmy menjelaskan dengan tampang jengah.

"Oh, bagus, deh. Kalau gitu gue bisa langsung nyusul Choki sama Dylan ke studio," Zaki menyimpan ponsel yang sejak tadi dipegangnya lantas menengok lagi ke gerbang.

Kimmy tak berkomentar apa-apa walau sebenarnya tahu ke mana arah mata dan pikiran Zaki hingga ia tak fokus begitu. Sejak tadi anak itu terus diam-diam mengawasi Naira. Sejak ia lewat lalu mengobrol dengan Libra. Juga setelah Libra pergi kemudian Angela menghampirinya.

"Lo kalau mau pulang duluan aja, Kim. Gue ada urusan bentar," Zaki berpaling sekilas pada Kimmy sebelum melangkah  menyusul Naira yang sendirian menuju gerbang.

Dari tempatnya berdiri Kimmy tetap hanya diam. Matanya saja yang tak lepas mengamati Zaki demi melihat apa yang akan terjadi.

"Gue bener-bener ngerasa bodoh."

Ucapan itu terlontar dari mulut Zaki saat Kimmy baru saja masuk kelas, seusai dari kantin.

"Kenapa?" sembari duduk di bangkunya cewek itu menanggapi.

"Barusan gue ketemu sama Naira."

"Terus?" Kimmy langsung berhenti menyesap jus jambu yang sejak masuk dibawanya. "Lo berhasil baikan sama dia?"

"Gue malah bikin dia nangis," ucap Zaki pelan tapi sukses membuat Kimmy tersedak.

"Nangis gimana maksud lo?" tanya Kimmy seraya mengelap dagunya yang basah. Kedua matanya sampai nyaris melotot karena terkejut. Selanjutnya Zaki pun menceritakan apa yang dilihatnya waktu masuk 12 Bahasa 3. Juga saat Naira mengajaknya bicara begitu ia meninggalkan kelas itu.

"Gue langsung inisiatif ngejar dia waktu sadar ucapan gue keterlaluan, nggak sesuai sama apa yang ada di hati gue," tutur Zaki, penuh sesal. "Tapi sebelum gue sempat manggil buat ngeralat kata-kata, dia udah duluan dicegat Libra. Mereka entah ngobrol apa, yang jelas Libra pasti tahu Naira nangis. Waktu gue mendekat lagi buat minta maaf dan jelasin yang sebenernya, temen Naira yang lain tiba-tiba datang terus narik dia masuk kelas."

"Jadi Naira nggak lihat lo?" tanya Kimmy yang hanya dijawab dengan anggukan kepala. "Kasihan banget sih lo."

"Gue nggak kasihan. Gue justru lebih mikirin perasaan Naira karena denger gue ngomong brengsek kayak gitu," Zaki meletakkan dagunya di meja kemudian melamun. "Padahal gue paling nggak suka lihat dia nangis. Rasanya gue jadi ikut terluka."

"Lo sih, kalau udah marah ngomong suka nggak dipikir dua kali. Jadi ya tanggung sendiri akibatnya."

Setelah itu Zaki jadi banyak diam. Ia bahkan terkesan menyendiri selama seharian. Bagaimanapun Kimmy senang karena peluang Zaki dan Naira balikan semakin tipis. Namun di sisi lain ia juga merasa kasihan melihat temannya jadi seperti itu. Dan rasa iba Kimmy bertambah kala ia melihat Zaki terpaku di depan gerbang, menyaksikan Naira pulang bersama cowok lain tanpa bisa berbuat apa-apa. Kesedihan dan kekecewaan jelas terpancar dari wajahnya.

***

Gosip bahwa Naira berpacaran dengan anak SMA Pahlawan segera menyebar di SMA Bendera pada hari berikutnya. Sebab setelah siang itu, Oki jadi sering muncul di depan sekolah Bendera setiap jam pulang.

Princess Pink's BoyfriendKde žijí příběhy. Začni objevovat