PART 16 - POPCORN!

Mulai dari awal
                                    

Sebelumnya, terlebih dahulu kami harus meminta tukang bangunan untuk merenovasi kamar Kak Arthur. Agar ruangannya bisa menyatu dengaan kamarku. Hanya letak pintu kamar saja yang dipindahkan. Untunglah renovasi kamar dapat diselesaikan dalam waktu seminggu. Sehingga aku dan Kak Arthur tidak perlu susah payah naik turun lantai dua hanya untuk menuju kamar sementara tempat kami istrirahat. Kamar dilantai atas memang dibiarkan kosong, sengaja untuk sanak keluarga bila ada yang menginap. Mungkin sekarang kamar kosong itu bisa dijadikan kamar untuk calon anak-anak kami nantinya.

Huh! Mengapa aku merasa gerah ya saat memikirkan anak dari Kak Arthur? Pikiranku malah langsung ngelantur saja mengingat kembali sesi-sesi panas kami, uh!!! Huss!! Menjauhlah pikiran mesumm!!!


💕💕💕

Mungkin selama seminggu tidur di lantai atas itu menjadi kemudahan bagi Kak Arthur. Karena dia bisa bolak-balik ke ruang kerjanya dengan mudah tanpa perlu capek-capek naik turun tangga.

Rumah yang dibeli suamiku ini memang sangat besar jika dihuni berdua saja. Rumah yang bergaya modern minimalis ini memiliki 5 kamar. Dua di lantai atas dan 3 kamar di lantai bawah yang kini menjadi 2 buah kamar saja setelah direnovasi.

Kamar yang kami tempati sekarang jauh lebih luas dan tertata selah digabungkan. Ternyata, saran dari Kak Arthur memang bagus juga dalam memanfaatkan ruang kosong. Haha, aku jadi bangga memiliki suami pintar seperti dia.

Author POV

"Bil, kemarin aku ketemu Bi Sumi, dulu dia ART aku waktu masih tinggal sendiri apartemen. Terus dia kan resign karena ditawarin jadi TKW di Malaysia. Nah sekarang udah balik lagi ke Bandung. Katanya sih gak betah. Terus dia minta kerja jadi ART lagi," tutur Arthur panjang lebar disela-sela waktu senggang mereka. Menghabiskan malam minggu sembari menikmati popcorn dan menonton movie di salah satu channel berbayar.

"Oh ... terus kamu ok-in?" tanya Nabila sembari menyuapi popcorn ke mulut suaminya.

"Enggak. Aku bilang aja : Nanti saya bilang ke istri dulu ya Bu? Soalnya saya sekarang udah nikah. Jadi, gak bisa ambil keputusan sendiri. Gitu," Arthur mendadak salting saat menyebutkan kata 'istri'.

"Ciyeee ... suami siapa sih ini?? Hemmm???" Nabila menggoda suaminya dengan mengelus-elus jambang tipis disekitar dagu dan rahangnya.

"Suaminya Ibu Nabila Salsabina," Arthur tersenyum manis seraya mendekatkan wajahnya ke arah Nabila.

Cupp!!

Nabila sedikit terkesiap saat tiba-tiba Arthur menciumnya sekilas. Kedua pipinya pun merah merona. Demi menutupi salting-nya, Nabila meraup popcorn yang banyak dan melahapnya hingga kedua pipinya menggembung. Dia selalu saja salting setiap mendapat perlakuan manis dari suaminya. Padahal dia sudah sering sekali diperlakukan seperti itu, namun tetap saja seperti baru pertama kali.

"Terus Si Ibunya gimana? Kecewa dong?" Nabila menaruh popcornya di meja kemudian meneguk segelas air.

"Gak tahu sih. Tapi aku minta nomor HP Si Ibunya kalo-kalo diterima," Arthur mengelus lembut rambut panjang istrinya, menatap wajahnya penuh cinta.

"Aku sih terserah Nyonya Besar. Kalo boleh, tinggal kontek Bi Suminya. Kalo kamu merasa capek, urusin rumah sambil karir belum nanti punya anak nambah lagi beban. Ya mending pake ART aja biar beban kerjaan kamu berkurang Sayang," Arthur tersenyum manis sambil terus mengelus lembut rambut panjang istrinya.

NABILA-ARTHUR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang